25. Welcome Back.

3.9K 605 42
                                    

Pagi ini Davian berangkat sekolah seperti biasa, ia berjalan di koridor sekolah diiringi dengan tatapan beragam dari beberapa siswa yang ada disana. Tentu saja Davian mengabaikannya, lagipula ia tidak merasa rugi atau apapun.

Sesampainya didepan kelas Davian membuka pintu dengan perlahan, namun ia merasa ada yang aneh. Davian tak mendapatkan seember air, tepung ataupun telur busuk yang mengguyur tubuhnya seperti biasanya.

Davian menyapukan pandangannya ke seluruh kelas, namun tak menemukan orang yang di carinya di dalam sana. Apa karena Hendry tidak masuk, jadi ia tidak mendapat kejutan paginya? Tidak juga, biasanya walaupun Hendry tak masuk sekolah teman se-gengnya tetap mengerjainya. Namun entah mengapa tidak dengan hari ini.

Davian mengendikkan bahunya tak acuh, lagipula ia tidak mau ambil pusing. Ia langsung melangkahkan kaki menuju kursinya di sudut kelas tanpa repot-repot menatap teman sekelasnya.

Davian berjalan dengan kepala yang menunduk, bukan tanpa alasan. Ia menghindari beberapa kaki kurang ajar yang berniat menjegal jalannya, dengan harapan dirinya terjatuh dan menjadi bahan tawaan di kelas. Hahaha, ingin sekali rasanya Davian menendang kepala mereka, namun tentu saja ia harus mengurungkan niatnya karena ia sekarang adalah seorang Algio.

"Lo kenapa lagi sama Hendry?" tanya Naufal ketika Davian telah duduk di kursinya.

"Nggak ada apa-apa kok," balas Davian. Ia mengeluarkan beberapa buku pelajaran dari dalam tas lalu membuka nya, mulai memahami materi yang akan dipelajari hari ini.

Naufal hanya diam melihatnya, kegiatan Davian jika di sekolah memang sangat membosankan. Hanya belajar, belajar dan belajar, bahkan buku selalu ada ditangannya kapan pun dan dimana pun, benar-benar tipikal anak culun.

Hah, Naufal bahkan tak percaya jika dia memiliki teman culun seperti ini, tapi sayangnya dia tak berani mengatakan hal itu secara gamblang. Tentu saja ia tidak ingin mendapatkan bogeman mentah dari Davian.

"Kok tumben banget nggak ngerjain lo?" tanya Naufal sekali lagi, Davian menggelengkan kepalanya tanda ia juga tak mengerti.

Davian mengentikan tangannya yang sibuk menari diatas buku, ia meletakkan pensilnya lalu menepuk pelan bahu Bara yang masih asik berkutat dengan ponselnya.

Merasa terpanggil, Bara menolehkan kepalanya ke belakang dan mendapati Davian yang menjulurkan tangan ke arahnya. Walaupun tak tahu apa maksud Davian, Bara tetap menerima uluran tangan temannya dengan raut wajah linglung.

"Happy Birthday."

Bara membulatkan bibirnya lalu mengangguk pelan. Benar juga, hari ini kan dia ulang tahun, bagaimana ia bisa lupa?

"Oh iya, hari ini lo ulang tahun ya, Happy birthday Bar. 17 tahun kan? Masih muda juga ya lo," tutur Naufal yang disambut anggukkan kepala oleh Bara.

"Lo aja yang ketuaan."

Naufal mengatupkan bibir mendengar perkataan Bara, ia tak berniat membalasnya, lagipula memang benar jika dirinya yang paling tua diantara mereka.

"Thanks, pulang sekolah nanti mampir ke rumah gue ya," ujar Bara

"Party nih?"

Bara menganggukkan kepala mendengar pertanyaan penuh semangat dari Naufal. Temannya yang satu ini memang sangat suka dengan yang namanya traktiran, padahal ia yakin jika Naufal memiliki lebih dari cukup uang untuk membeli makanan mahal sekalipun.

"Lo datang kan, D?" tanya Bara yang disambut anggukkan oleh Davian.

"Iya, gue datang nanti," ujar Davian lalu kembali melanjutkan kegiatannya, namun beberapa saat kemudian berhenti lagi.

JUST D [Who Are You?] [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang