Saat ini Hendry tengah berada di salah satu ruangan yang berada di basecamp Pancor bersama dengan Garry dan Bima dua dari sekian anggota Danger.
"Gimana? Apa penjelasan lo?" tanya Bima yang memulai pembicaraan.
"Gue akui kalau gue yang salah disini, jadi gue minta maaf sama kalian," ujar Hendry namun nampaknya jawaban tersebut tak cukup memuaskan bagi Garry dan Bima, menyadari wajah mereka yang tampak pias.
"Itu aja?" tanya Bima sekali lagi.
"Ada hal lain yang mau sampaikan ke kalian, gue udah mikirin ini sejak jauh-jauh hari. Gue memutuskan untuk mundur dari jabatan sebagai ketua dan-"
Hendry sengaja menjeda kalimatnya sejenak guna mengambil napas.
"Gue akan keluar dari Danger," lanjut Hendry.
Garry langsung menegakkan tubuhnya mendengar perkataan Hendry. Namun lain lagi dengan respon yang diberikan Bima, pria itu tertawa kecil seolah-olah telah memprediksi hal tersebut.
"Lo becanda, Hen?" tanya Garry dengan raut wajah tak percayanya.
"Gue serius."
"Kalau lo keluar dari Danger, apa lo akan gabung sama Pancor?" tanya Garry sekali lagi. Ia berharap jika Hendry menjawab tidak atau sekedar menggelengkan kepalanya namun naas, pria tersebut malah menganggukkan kepalanya dengan yakin.
"Lo gila? Hen, kita udah berusaha keras buat bangun Danger dari nol, tapi sekarang lo dengan mudahnya keluar dan gabung sama yang lain. Bukannya itu penghianatan namanya?" ujar Garry dengan nada sarkastik.
"Maka dari itu gue minta maaf sama kalian, " tutur Hendry, ia tahu jika mereka pasti merasa kecewa dengan keputusannya. Namun mau bagaimana lagi? Ia tidak bisa jauh dari teman-temannya, sudah cukup ia merasa tersiksa selama beberapa tahun berakhir.
"Apa lo pikir dengan kata maaf kita bisa semudah itu ngelepasin lo, Hen?"
Hendry menatap Bima dengan raut bertanya mendengar penuturannya.
"Kita akan ikut sama lo," kata Bima yang berhasil memunculkan kerutan dalam di dahi Hendry.
"Apa?" tanya Hendry guna memastikan jika ia memang tak salah dengar.
Garry menghela napasnya kasar sebelum kembali membuka suara, "sebelumnya kita udah memprediksi kalau lo bakal ngelakuin hal ini. Kita juga udah rundingan sama anak-anak yang lain, sebagian besar dari kita ikut lo dan sisanya milih buat pergi."
"Lagipula Danger tanpa lo bukan Danger namanya," imbuh Bima. Walaupun ia merasa kecewa dengan keputusan Hendry, tapi tak bisa dipungkiri jika Danger pasti tidak akan bertahan tanpa peran Hendry didalamnya.
"Kalian pasti tahu, gue gabung sama Pancor bukan sebagai pemimpin, melainkan sebagai anggota. Karena Pancor udah punya pemimpin mereka sendiri," tutur Hendry yang mencoba memberikan penjelasan. Pasalnya Danger dan Pancor merupakan rival, dimana pun mereka bertemu pasti akan ada tindak kekerasan baik secara fisik maupun lisan. Jadi, saat mendengar mereka akan ikut bergabung dengan Pancor, Hendry merasa hal ini akan rumit nantinya.
"Bukan masalah besar. Lagipula, jadi anak buah Davian kedengarannya nggak terlalu buruk," celetuk Garry dengan santainya.
Hendry mengendikkan bahunya tak peduli, jika memang itu keputusan yang mereka ambil, ia tidak bisa berbuat apapun termasuk melarang mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST D [Who Are You?] [END]
Teen Fiction[HARAP FOLLOW SEBELUM MEMBACA, TERIMAKASIH] Warning! 18+ Murder scene, strong language, (no sex scene) Harap bijak dalam memilih bacaan Summary: Davian Algio adalah sosok pemimpin geng Pancor yang menyamar menjadi nerd sebagai sarana penebusan dosa...