Haechan jalan di belakang Chenle sambil nundukin kepala. Formalitas nya begitu, kalo lagi jalan sama tuan, jalannya di belakang. Masalah nunduk itu soalnya Haechan masih agak canggung sama Chenle perkara 'pemecatan' beberapa hari yang lalu.
"aDOH pala gua!" Haechan gosok-gosok jidatnya yang kebentur belakang kepala Chenle. Gak sakit sih, reflek aja. Kaget tiba-tiba Chenle berhenti gak bilang-bilang.
"M-maaf, den." Haechan nundukin kepalanya lagi, menghindari kontak mata sama tuannya yang mandang dia jengkel.
"Masuk." Chenle nunjuk pintu di sampingnya.
"Pintunya ditutup, den."
"Dibuka dulu makanya."
"Ya udah buka—eh iya, den, maaf." Haechan ngebuka pintu yang dimaksud Chenle terus masuk.
"Den, gelap," kata Haechan sambil nengok Chenle.
"Lampunya nyalain! Ah, bego bener si?"
Untung tuan. Batin Haechan.
Haechan ngeraba-raba dinding, nyari saklar lampu. Tapi bukannya saklar yang dia temuin, dia malah nyentuh sesuatu yang dingin, empuk aneh gimana gitu.
"anJER APAAN NIH?!" Haechan ngibasin tangannya jijik terus dicium, kali aja ada yang nempel.
Patt!
Lampu tiba-tiba nyala. Haechan otomatis merem. Silau. Dan saat dia buka matanya lagi, dia speechless ngelihat ruangan yang rame banget dihias kayak di pesta ulang tahun. Lebih speechless lagi pas baca tulisan di banner gede yang terpasang di tembok.
"WELCOME BACK LEE HAECHAN"
Haechan ketawa, "Emang gua baru dari mana?"
"Kan lu kemaren gua pecat," kata Chenle. Dia ngedorong Haechan buat masuk terus nutup pintu.
"Hah?" Haechan bingung. Apalagi di ruangan itu banyak orang, jajaran abdi sih. Tapi ada Park Jisung, terus Yireon juga, pacarnya Chenle. Bening banget ya Allah. Haechan jadi pengen nikung.
ASTAGHFIRULLAH INGAT SOMI!
"Om Yuta, jelasin." Chenle nepuk lengan Yuta terus duduk.
Yuta yang dari tadi berdiri di samping pintu senyum ke Haechan. "Yang tadi lu pegang itu bibir gua."
"eEWWWWHHH" Haechan langsung gosok-gosokin tangannya ke jas Yuta, "Pantesan bau anyir!"
Yuta ngejitak kepala Haechan terus ngerapiin jasnya, "jaga bicaranya kalo gak mau dipecat lagi."
Haechan gak jawab, sibuk megangin kepalanya yang baru kena jitak Yuta. Sakit tauk.
"Selamat," Yuta ngulurin tangannya ke Haechan, "kamu resmi jadi abdi. Lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Abdi 1.0 ✔
Fanfiction[ bahasa | completed ] bahasa jawa: (n) pelayan "Kok bego kenapa sih, Den?" Warning! ✔non baku ✔harsh words ✔swearing anywhere, anytime ✔crackship ✔✔✔ just enjoy ©haeroinee 2018