thirteen

4K 686 98
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




"Yut, kamu pulang duluan aja, aku mau jenguk istriku ke Bandung," kata Pak Chen setibanya mereka di bandara internasional Soehat.

"Mau saya anterin, Pak?" Tanya Yuta.

"Nggak usah. Seminggu ke depan, giliran jatah kamu buat istirahat," jawab Pak Chen sambil senyum terus nepuk-nepuk pundak Yuta.

Pak Chen tau kok kalo Yuta capek, kelihatan dari kantong matanya yang semakin hari semakin item. Makanya beliau inisiatif buat ngasih Yuta waktu buat istirahat, itung-itung juga buat diri sendiri—mengingat belum sempet me time sama keluarga sebulan ini.

"Mobilnya bawa aja, aku naik taksi," kata Pak Chen lagi. Yuta ngangguk, dan setelah itu Pak Chen pergi.

Selepas kepergian Pak Chen, Yuta tengok kanan-kiri.

"Ini gua harus kemana ya?"

Mendadak gak punya tujuan, soalnya udah terbiasa ngikutin perintah.

— a b d i —

Yuta masuk ke sebuah super market, masih lengkap sama jas dan pantofelnya. Ibu-ibu yang lihat sampe gak sengaja nabrak rak barang dagangan, padahal Yuta cuma ngambil soft drink dari kulkas terus minum.

Yuta jalan mengelilingi rak bagian makanan instan. Nanti kalo udah nyampe apartemen pengennya masak yang gampang-gampang aja.

Sebenernya bisa sih mampir ke restoran buat makan, tapi dia masih inget Haechan. Pasti anak itu belum makan—karena emang Haechan jarang makan di luar. Katanya lebih seneng sama masakannya Yuta. Padahal alibi biar duitnya gak berkurang.

"Haru mau apa?"

Yuta hampir ngejatohin sarden kaleng yang dipegangnya.

Haru?

Yuta nengok. Sekelebat dia nangkep bayangan anak kecil. Tapi terus nyangkal—gak mungkin, gak mungkin.

Yuta lanjut masuk-masukin barang yang dia beli ke keranjang belanjanya. Dan setelah semua kebutuhannya didapat, dia langsung jalan menuju kasir.

"Haru, jangan lari la—"

Brukk

Yuta nengok ke bawah, seorang anak kecil nabrak kaki Yuta sampe jatoh kejengkang.

"Kamu gak papa?" Yuta naruh keranjang belanjaannya di lantai terus bantuin anak itu berdiri. Dengan gentle-nya dia nepuk-nepuk baju anak itu sambil minta maaf, biar anak itu gak nangis.

Yuta ngambil satu pack sosis dari keranjang belanjaannya terus dikasih ke anak itu. Iya, satu pack, soalnya gak mungkin dipretelin, belum dibayar.

"Nih, sebagai permintaan maaf om," katanya.

Anak itu nerima pemberian Yuta sambil senyum lebar, yang ngelihat jadi ikutan senyum. Terus dia lari lagi ke orang yang dari tadi bengong lihat adegan itu dari awal sampe akhir.

Abdi 1.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang