Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa kabar, yah?"
Haechan nyabut beberapa rumput liar di sekitar keramik bertuliskan Lee itu terus naruh sebuket bunga di atasnya.
"Maaf Echan kesini sendiri, soalnya.. ayah tau sendiri kalo bang Taeyong sama bang Yuta gak pernah mau akur. Kutuk aja mereka. Jadiin kodok gak papa, Echan rela." Haechan senyum getir. Sedih bercampur lucu karena dia cuma bercanda sendirian. Sampe kucing bisa terbang juga gak mungkin kan ayahnya bangkit lagi cuma gara-gara denger celoteh gak berguna Haechan.
"Echan mau pamit. Tetep awasin Echan ya, yah. Biar Echan kuat jadi abdinya den Chenle kayak ayah kuat jadi abdinya Pak Zhong. Titip salam buat beliau, bilang, berhenti ngutuk Chenle biar dia gak jadi tuan yang nyebelin terus." Haechan menyentuh nisan itu seolah menyentuh ayahnya. Lalu setelah dirasa cukup, dia berdiri.
Belum beranjak dari tempatnya, manik Haechan masih mandangin nisan berwarna hitam mengkilat itu.
Dan saat itu juga airmata Haechan lolos.
— a b d i —
Haechan baru aja mau masuk ke mobilnya saat dia ngelihat seorang cewek berjalan dengan langkah lebar diikuti dengan seorang cowok yang mengejarnya setengah berlari.
"Berantem?" Gumam Haechan. "Gak elit banget berantem di deket kuburan. Biar bisa langsung dikubur gitu yang kalah?"
— a b d i —
"Somi, wait!" Samuel narik tangan Somi hingga gadis berdarah campuran itu hampir jatuh kesandung kaki sendiri.
"Let me go, you asshole!" Somi menghentakkan tangan Samuel sampe pegangannya lepas.
"Bicara baik-baik, can we?" Pinta Samuel. Tapi Somi cuma mendengus kesal.
"Oke, ayo kita cari tempat ngobrol yang baik."
"Ngobrol sana sama batu!"
"Oke, oke.." Samuel ngusap wajahnya kasar terus kacak pinggang, "seenggaknya ayo kita minggir dulu. Gak malu diliatin orang gara-gara berantem di tengah jalan?"
"Mati sana!" Somi nunjuk kuburan di seberang jalan.
"Somi, please.. semua cuma salah paham."
"What the fuck is salah paham? You were enjoying that bitch's lips dan kamu bilang salah paham? Minta disobek mulutmu, hah?"
Samuel diam dengan segala kekalutan di wajahnya. Somi bener-bener gak bisa diajak bicara. Akhirnya suasana hening. Cuma nafas Somi yang terdengar gak beraturan karena nahan amarah.
"Jadi mau kamu apa sekarang?" Tanya Samuel kemudian. Dia mandang Somi pasrah seolah bersedia melakukan apa aja yang Somi minta, termasuk.. putus.
Somi gak jawab. Dia masih mandang Samuel dengan tatapan marahnya.