prolog

21K 1.8K 693
                                    

"Den Chenle, dasinya miring."

"Den, rambutnya di sisir yang rapi."

"Aden, sepatunya pake yang kemarin beli baru itu aja."

"Den—"

"Aazzhhhhh berisik!" Chenle ngelirik tajam pelayannya yang cerewet kayak emak-emak. Si pelayan langsung diam, mandang Chenle datar.

"Lagian udah gua bilang berapa kali jangan manggil 'aden'?"

"Tuan?"

"Apalagi tuan."

"Mister?"

"Heh."

"Yang mulia?"

"Bisa diem ngga?"

"Baginda?"

"Haechan!"

"Iya, ndoro."

"Astaghfirullaahhh!" Chenle mengacak rambutnya frustasi terus jongkok. Mau nangis aja rasanya punya pelayan kayak Haechan.

"Ndoro bangun, helikopternya udah sampe."

Chenle ndongak. Bener aja, angin berhembus kencang bareng sama helikopter yang perlahan-lahan mendarat di lapangan rumah Chenle. Ngga berapa lama kemudian seorang berjas rapi dengan kaca mata hitam turun terus menghampiri Chenle.

"Helikopter udah siap, den."

Chenle merapikan jasnya terus berjalan menuju helikopter itu. Tapi beberapa langkah kemudian dia berhenti.

"Om Yuta, urus Haechan. Coret namanya dari list personal assistant ku."

"Kenap—"

"Aku ngga mau tau, sepulang dari Hongkong aku ngga mau lihat tampangnya lagi." Terus Chenle masuk ke helikopter.

Yuta noleh ke belakang, ke arah Haechan yang masih diam di tempatnya sambil megang sepatu yang tadi ngga jadi Chenle pake.

"OM YUTA MAU BIKIN AKU TELAT KETEMU SAMA KLIEN NYA?!!"

Yuta gelagapan terus langsung lari nyusul Chenle masuk ke helikopter. Sedangkan Haechan diam di tempatnya, mandang helikopter Chenle yang udah terbang dan semakin menjauh.

a b d i —

"Jadi abdi tuh gak mudah ges, jadi gua ngga sendiri. Gua sama mereka.."

"Gua dan kedua kakak gua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gua dan kedua kakak gua."






"Kak Mina, sobat seperjuangan gua, dan bos gua

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kak Mina, sobat seperjuangan gua, dan bos gua."




"Yang tengah itu gebetan gua, tapi sayangnya udah punya cowok, yang sebelah kiri, yang namanya Samuel itu cowoknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang tengah itu gebetan gua, tapi sayangnya udah punya cowok, yang sebelah kiri, yang namanya Samuel itu cowoknya. Yang kanan temennya Samuel, Felix."




"Yang kiri, itu cem-cemannya Jaemin, yang tengah ceweknya bos gua, yang kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yang kiri, itu cem-cemannya Jaemin, yang tengah ceweknya bos gua, yang kanan.. makhluk absurd."

"Mungkin nanti temen gua bertambah, atau juga mungkin.. malah berkurang. I don't know. Let's just see."

Tertanda,

Abdi

Lee Haechan.

— a b d i —






Abdi
bahasa Jawa (n): pelayan





Halo, welkam to my first ff.
Mana nih suaranya??


Disclaimer!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Disclaimer!

Story ini hanya fiksi yang murni imajinasi penulis. Kalau misalkan ada kesamaan tokoh, setting, tema, dll harap dimaklumi. Tidak ada unsur kesengajaan dan semua yang tertulis hanya untuk kepentingan hiburan semata.

Best regard,
haeroinee
2018

Abdi 1.0 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang