\Beginning/

12.3K 887 53
                                    

Edit;
­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­­Yuk! temen-temen di biasin klik bintang di pojok kiri bawah[] its not hard, beneran deh:) ini baru cek lagi chapter ini, dan liat perbandingan pembaca sama yang votes:( sedih loh.

__________

Pada penghujung hari di akhir Januari, Jeon Jungkook tak punya banyak hal untuk dilakukan. Hanya berbaring dikamar dengan susu cokelat sebagai teman, lelaki itu berani bersumpah bahwa ia hampir mati kebosanan.

Sejujurnya, akhir Bulan Januari akan menjadi satu kesempatan besar untuk Jungkook pergi ke Gyeongju, dengan Ye Seo tentunya.

Sudah 6 tahun mereka selalu mengunjungi Gyeongju dan menginap selama tiga hari disana. Biasanya, festival penanaman bunga kembali yang selalu dilaksanakan pada akhir Januari akan diramaikan oleh turis asing yang ingin ikut turut menanam bunga disana.

Namun, tahun ini sepertinya menghadiri festival itu hanya menjadi sebuah angan semu untuk Jungkook. Secara literal Jungkook benci seseorang yang mengingkari janji. Tidak peduli seberapa dekat mereka, mengingkari janji berarti memutuskan hubungan. Itu adalah prinsip mutlak dalam hidup Jungkook.

Jauh sebelum peraturan yang dirinya dan Ye Seo buat, mereka sudah memikirkan dengan hati serta jiwa yang damaiㅡtidak ada paksaan. Hari demi hari, tahun demi tahun, semuanya berjalan dengan sebagaimana mestinya, tanpa pelanggaran.

Namun, tepat tahun lalu, saat salju pertama turun di awal Bulan November. Jungkook teramat sangat ingat, bagaimana presensi gadis yang satu-satunya ia percaya lebih dari ia mempercayai dirinya sendiri mencampakannya. Oh tentu saja, ia juga masih sangat sangat ingat bagaimana perkataan gadis itu yang kelewat santai,

"Jungkook, maaf. Yoongi mabuk, maafkan aku sepertinya kau harus pergi sendiri. Kakakmu membutuhkanku."

Keparat.

Kalimat yang dilontarkan Ye Seo tidak terlalu panjangㅡkelewat singkat malah. Tetapi, rasa-rasanya Jungkook seperti diterpa puluhan lembar kertas HVS dengan sudut kertas yang seolah menggores seluruh bagian wajahnya, sakit.

Tidak sampai disana. Beberapa hari selanjutnya, bukan menemui Jungkook dan memperbaiki pertemanan mereka yang sedikit renggang, Ye Seo justru semakin terlihat melekat pada Yoongi.

Jungkook terlupakan, sudah pasti.

Lelaki dengan gigi depan yang besar menyerupai kelinci itu tentu tak melakukan banyak hal untuk menanyakan Ye Seo atau memiliki inisiatif memperbaiki apa yang seharusnya. Sebab, kepercayaan pada gadis itu lebih besar dari apapun. Jungkook yakin Ye Seo tidak akan pernah mengingkari peraturan yang telah mereka buat. Atau mungkin ia hanya sedang berusaha untuk membohongi dirinya sendiri, ia sendiri tak begitu yakin.

Sebab, malam itu, malam dimana salju yang mengenai kulitnya jadi terasa begitu menyakitkan. Jungkook yakin ia tidak salah lihat. Ia yakin tak ada yang salah dengan kedua matanya yang menatap lekat dua presensi manusia yang sedang berciuman di taman tepat di samping rumahnya.

Ye Seo dan Yoongi, mereka berciuman. []

__________

Warning!

Some part of this story is inspired by:
The Kissing Booth

[Copyright and Disclaimer]

This fanfiction wrriten only for entertainment purpose. All idol names as example bangtan member names are belong to BigHit Entertainment. And this story is pure author's imagination. No part of this story reproduced in any work, like photocopying or other without the prior wrriten permission of the author.
⚠️
[Warning! There are mature or sexual content in some part. Freely leaving this story]

Thankyou! Hope you guys enjoying my story~

ㅡacy

That SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang