04ㅡTatapan Itu Lagi

3.3K 444 28
                                    

"Ada hal buruk yang terjadi?"

Jungkook meletakkan dua cangkir es cokelat di atas meja, lalu duduk di hadapan gadis itu. Menatap lekat ke arah mata indahnya, Jungkook yakin seratus persen bahwa gadis tersayangnya ini berada dalam keadaan buruk.

Bibirnya yang mempout sejak pagi tadi, juga sampai mereka pulang sekolah pun, Kang Ye Seo tetap terlihat muram.

Gadis itu menatap sebentar wajah Jungkook, lalu kembali menunduk. "Benar, kau selalu tahu. Jadi, kupikir tidak ada yang harus kusembunyikan." kepala gadis itu mengangguk pelan.

"Mau bercerita?" ujar Jungkook lembut.

"Bukan sesuatu yang benar-benar bisa di ceritakan, sih. Aku hanya ... Kau tahu, hm, perasaan yang muncul saat kau ingin meninju seseorang yang bahkan tidak bersalah. Kupikir, aku berada dalam fase itu sekarang."

Jungkook menaikan sebelah alisnya, "Siapa yang membuatmu berada dalam keadaan seperti ini? Katakan padaku!" nada bicara Jungkook dibuat seolah ia sedang marah, kedua tangan yang terkepal di atas meja, juga air wajahnya yang dibuat kesal sedemikian rupa.

Ye Seo terkekeh pelan, "Kau ini, benar-benar paling bisa membuat mood-ku berubah dengan cepat."

"Tentu saja! Gadisku, kesayanganku, yang selalu berusaha kubahagiakan, mana bisa se-enaknya dibuat sedih." kepala Jungkook menggeleng samar.

Gadisku, kesayanganku.

Kalimat itu terngiang jelas di kepala Ye Seo. Benar. Sejauh kedekatan mereka, kecupan singkat Jungkook pada pipi, juga panggilan sayang yang selalu lelaki ini lontarkan, tentu menjadi hal lumrah bagi Jungkook. Tetapi, untuk Ye Seo? Ia kerap kali bertanya pada dirinya bahwa perasaan serta jantung yang berdetak cepat itu hanya sebuah perasaan dimana ia senang dan beruntung memiliki Jungkook. Bukan perasaan lainnya.

"Jadi, bagaimana dengan Yena noona?" kilah gadis itu dengan cepat. Bisa-bisa jantung Ye Seo keluar dari tempatnya kalau terus memikirkan kalimat barusan.

"Tidak minat lagi."

"Kenapa?" tanya gadis itu heran,

"Hanya..." ucapan Jungkook menggantung. Ia menyeruput cokelat itu sebentar, sebelum kembali mengamati wajah Ye Seo. "Kupikir aku hanya ingin bersamamu untuk waktu yang lebih lama. Jadi, untuk memiliki kekasih? Akan kutunda."

"Naddo geure." (kalau begitu aku juga)

Jungkook tersenyum hingga deretan giginya terlihat. Tidak ada yang bicara setelahnya, sampai seseorang tiba-tiba menghampiri mereka.

"Yena ingin bicara, ia menunggu di luar." Yoongi berbicara datar di depan meja yang di tempati Jungkook dan Ye Seo.

Jungkook mendecak sebal pada sosok yang datang tiba-tiba ini.

"Kau tunggu aku di luar ya, tidak akan lama, kok," kata Jungkook seraya mengusap tangan Ye Seo pelan.

Si gadis hanya tersenyum simpul, meng-iyakan ucapan Jungkook.

Saat sosok Jungkook menghilang seiring pandangannya, kini tatapan Ye Seo justru jatuh pada lelaki yang sedang berdiri tepat di seberangnya.

Tatapan lelaki itu sulit di artikan, seolah mampu membuat Ye Seo skak mat pada tempat duduknya.

Seharusnya Ye Seo sudah berdiri dan meninggalkan kafe serta menunggu Jungkook di luar sehingga tatapan mereka tak perlu terkunci seperti sekarang.

Hingga kepala Yoongi sedikit di miringkan, karena ia sendiri heran mengapa gadis ini terus menatapnya seolah ia sudah mencuri segudang uang, atau mungkin sudah mencuri hati gadis kecil ini? Barang kali. Yoongi sendiri tidak mengetahuinya.

"Ada yang ingin kau bicarakan, Nona?"

Ye Seo tertegun sesaat. Ia mengambil tas ranselnya dan dengan cepat berdiri.

Tanpa mengatakan sepatah kata pun, gadis itu membungkuk samar sebelum benar-benar pergi dari pandangan Yoongi.

"Dasar aneh." Yoongi tersenyum kecut kemudian.


(#)

Kalau boleh jujur, Yoongi tentu tertarik dengan Ye Seo. Sangat. Paras cantiknya, sudut bibir yang selalu tertarik ke atas ketika sedang bersama dengan adiknya.

Sekali saja, sekali saja jika diberi sebuah kesempatan besar. Yoongi akan memutuskan untuk menghabiskan satu hari penuh bersama gadis itu. Jika memungkinkan, tentu saja.

Kedua maniknya masih terfokus pada gadis yang  sedang bergurau bersama Jungkook di luar sana. Dari atas siniㅡkamar Yoongiㅡlelaki ini sanggup untuk memberikan nilai 9,5 dari 10 untuk sempurnanya sosok gadis itu.

Tiba-tiba, ingatannya kembali pada kejadian malam kemarin. Yoongi berani sumpah ia tidak sengaja membuka halaman buku catatan gadis itu yang justru malah menampilkan catatan tentangnya.

Yoongi melipat bibirnya kedalam. Tersenyum samar memikirkan bagaimana tulisan-tulisan tipis itu mengisi kosongnya buku, dengan ia sebagai peran di satu halaman itu.

Seberapa penasaran kau tentangku, Kang Ye Seo?

Seketika pikiran jahil menghampiri otak nakalnya.

Di tengah sibuk memandangi Ye Seo dengan segala pikiran konyolnya, satu panggilan tertera pada ponsel Yoongi.

"Ada apa?"

[....]

"Tidak, tidak. Jangan ke sini. Biar aku yang datang."

[....]

"Sialan! Baiklah, baiklah. Kau ini cerewet sekali sih." Lelaki itu buru-buru mengambil jaket serta dompet di atas nakas.

"Suruh dia tunggu aku. Katakan padanya untuk tidak pergi kemana pun sebelum aku datang. Ya, ya, baiklah."

Setelah panggilan terputus, Yoongi menghela nafas gusar.


Menyusahkan sekali. []

That SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang