Setiap hari, saat dimana matahari mulai menunjukkan jati dirinya, yang selalu di lakukan ibu Ye Seo adalah membuka tirai agar anak gadis malasnya itu cepat terjaga.
Kalau hanya sekedar di tepuk atau di teriaki, itu tidak akan mempan untuk gadis malas seperti Ye Seo.
Namun, tidak dengan hari ini.
Semalam, setelah selesai makan bersama ibunya, mereka berbincang sekaligus menanyakan tentang bagaimana sekolah anak semata wayangnya itu berlangsung,
Jawaban yang di berikan selalu sama.
Tidak ada yang asik bu, semuanya melelahkan. jawabnya.
Lalu, kalimat yang keluar dari celah bibir ibu dan selalu Ye Seo hafal saat dia mengeluh adalah; kau pasti bisa melalui semua ini. Ingat, kalau nilaimu baik, kau akan mendapat pekerjaan dengan mudah. Dan orang-orang akan lebih menghargaimu.
Seharusnya, Ye Seo bisa menjawab, aku tidak butuh pekerjaan bagus atau di hargai. Menjadi fotografer serta keliling dunia, itu lebih baik daripada dunia dan segala isinya.
Astaga, kalimat itu cukup mengerikan. Ye Seo tidak akan berani untuk mengucapkannya. Tidak, kalau ia benar-benar ingin melihat namanya hilang dalam daftar kartu keluarga.
Setelah cukup lama bergurau, sang ibu lantas mengusap surai putrinya itu dan berkata bahwa ibu Ye Seo harus segera pergi ke Jeju untuk menyelesaikan urusan pekerjaan.
Terkejut? Tentu saja.
Tidak ada yang membangunkannya untuk berangkat sekolah, sarapan pun sudah di pastikan tidak ada.
Ini. Lebih. Dari. Mimpi. Buruk.
Kalau pun merengek juga tidak akan membuahkan hasil, jadi, Ye Seo hanya berusaha mengerti dan membuat orang tuanya percaya bahwa ia akan menjadi anak baik selama di tinggalkan.
Dan begini lah nasib Ye Seo pagi ini, berangkat ke sekolah dengan perasaan campur aduk.
Yang menjadi topik utama sekarang bukan hanya tentang paginya yang buruk, tapi juga tentang Jungkook yang meninggalkannya dengan alasan terlalu lama mandi.
Terkutuklah Jeon Jungkook, kenapa juga harus meninggalkannya saat seperti ini.
Dasar brengsek.
Saat keluar dari rumah dengan wajah yang muram, Ye Seo menangkap presensi seorang lelaki yang menatapnya dengan wajah lesu.
Ye Seo berani bersumpah bahwa saat ini ia lebih memilih kembali masuk ke dalam rumah dan mengurungkan niatnya berangkat ke sekolah. Hanya saja, saat lelaki itu meneriaki namanya dengan suara yang tidak terlalu tinggi, Ye Seo terpaksa harus kembali berbalik dan menatap balik ke arahnya.
"Ya?" 'katanya gugup.
"Jungkook ada?"
"Tidak ada, sudah berangkat."
"Kau sendiri?"
"Seperti yang kau lihat."
Jujur, Ye Seo mulai memiliki imajinasi menjijikan detik ini. Ia berharap Yoongi akan berkata, 'mau berangkat bersama?' atau kalimat lainnya yang merujuk pada sebuah tumpangan manis gratis di pagi yang lumayan buruk ini.
Nyatanya, melihat sosok lelaki itu pergi begitu saja tanpa sepatah kata pun, Ye Seo mendengus sebal.
Apa yang kau harapkan dari lelaki sepertinya? Kakak adik sama-sama brengsek.
(#)
Kang Ye Seo kesal setengah mati, harusnya hari ini ia bisa kembali ke rumah lebih cepat, harusnya ia bisa menghabiskan waktu dengan santai, dan juga, harusnya Ye Seo mencekik Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
That Smile
Fanfiction[𝙲𝙾𝙼𝙿𝙻𝙴𝚃𝙴𝙳] Pada kenyataannya, Jungkook telat untuk menyadari bahwa Kang Ye Seoㅡgadis cantik tersayangnya itu mencintai seseorang yang paling ia benci kehadirannya, Jeon Yoongi. Mei, 2019 strugglebam.