sebelum baca, vote dulu yuk? terimakasih:)
little gift untuk menemani malam minggu kalian!
happy reading!
Kalau setiap manusia di muka bumi mendapat sebuah sihir yang diberikan oleh Tuhan secara cuma-cuma, barangkali Ye Seo akan menggunakan sihir itu kemarin, tidak, lebih tepatnya semalam. Tidak ada setitik pun terbesit dalam benaknya bahwa kejadian seperti ini akan benar-benar terjadi. Setau gadis itu, kalau pun ia beberapa kali membiarkan Jungkook berbuat tindakan tidak senonok, tentu saja ia tidak sampai melepas sesuatu yang berharga melebihi nyawanya sendiri.Hanya saja, sialnya, pikiran-pikiran bodoh semacam itu jelas tidak akan merubah apapun sebab semuanya sudah terjadi. Andai masih bisa sedikit memundur waktu, detik itu juga Ye Seo ingin mengumpat pada dirinya sendiri tentang bagaimana mulut sialannya itu mengeluarkan suara-suara menjijikan.
Ye Seo terkekeh getir saat sekelibat bayangan kotor muncul di kepalanya. Lucu sekali membayangankan bagaimana kecewanya sang ibu terhadapnya. Kemungkinan lain tentang Jungkook yang sudah di pastikan murka. Bahkan gadis itu sendiri tak bisa membayangkan hal-hal buruk lainnya.
"Hei? kau baik?"
Seorang pemuda dengan kaus hitam, celana boxer serta handuk yang bertengger di lehernya berjalan pelan ke arah Ye Seo yang terduduk lesu di sudut ranjang.
"Tentu saja keadaanku baik sekali. Baik sampai-sampai aku ingin mati." si gadis menyugar surainya asal, "Kau membawaku pergi untuk melindungiku dari Jungkook 'kan?"
Yoongi stagnan, kakinya terlalu kaku untuk kembali melangkah mendekat. Perasaan bersalah kembali merongrong dalam dadanya. Pemuda itu sudah melakukan obrolan panjang dengan Ye Seo saat mereka berdua terjaga tadi. Memeluk si gadis yang terus terisak dan memukul Yoongi tanpa ampun.
Namun, Yoongi tidak akan bersikap munafik sebab semalam ia cukup sadar dan begitu menikmati tubuh Kang Ye Seo. Ia juga tidak mengeluarkan kata maaf sekali pun saat perdebatan mereka tiga jam lalu. Yoongi justru dengan tegas berkata bahwa ia bersumpah akan bertanggung jawab untuk gadis itu.
Sebelum ia sempat membuka belah bibirnya, gadis itu sudah lebih dulu menyela.
"Konyol sekali kau, Jeon Yoongi." pelupuk mata gadis itu sudah siap untuk kembali menjatuhkan cairan bening. Lehernya terasa seperti tercekik, napasnya memberat seiring pergerakan pemuda itu yang kian mendekat. "K-kau brengsek! Mengetahui buku jurnal harianku dan tertawa renyah setelah tahu aku menganggumi, membicarakanmu pada secarik kertas membuatmu merasa pantas untuk menikmati tubuhku? Bukankah begitu?"
Lelaki itu berhasil berdiri di hadapan Ye Seo. Menarik handuk dan melemparnya ke atas ranjang, ia lantas berjongkok di depan gadisnya. "Berapa banyak kalimat tidak masuk akal yang akan kau ucapkan, huh? Sebegitu buruknya aku di matamu?"
Gadis itu mulai terisak, Yoongi menghela napas pendek sebelum kembali berujar, "Aku sudah bilang kalau aku akan bertanggung jawab. Aku tidak memanfaatkan seperti apa yang kau bilang barusan, justru karena aku tidak meminta maaf, itu tandanya aku benar-benar tulus menginginkanmu seutuhnya, bukan karena hal lain."
Jeon Yoongi tentu tahu bahwa Ye Seo seratus persen perempuan baik-baik, Kang Ye Seo itu jelas berbeda dari gadis remaja di kelasnya yang lebih senang menghabiskan waktu untuk pergi berbelanja menghabiskan uang, pergi ke club malam dan pulang dengan bau alkohol menggerayangi tubuh. Ia tahu betul bahwa itu sama sekali bukan gayanya. Terlebih, melihat raut penuh penyesalan tercetak jelas di wajah si gadis semakin membuat Yoongi terlihat jahat.
Itulah alasan besar kenapa pemuda ini berkata bahwa ia tidak menyesal dan akan bertanggung jawab. Sebab, Yoongi tahu bahwa ia juga menginginkan Ye Seo melebihi apapun.
Lagipula, pemuda normal mana yang akan membiarkan seorang gadis cantik, seksi berada di kamarnya dan membiarkannya begitu saja? Tidak lupa dengan pakaian gadis itu semalam. Terlebih, daya tarik gadis ini begitu kuat. Jadi, daripada menyesal karena meloloskan kesempatan besar, Yoongi tentu memilih memakan habis tubuh gadis itu dan mengantarnya menuju kenikmatan tanpa batas.
Menghapus jejak air mata di pipi si gadis, Yoongi lantas menggengam tangannya erat, "Percaya saja padaku. Kalau kau mau setelah lulus kita bisa menikah."
Gadis itu mengernyit, dengan napas yang masih sesegukan. "Aku masih harus menyelesaikan satu tahun lagi untuk lulus, kau gila?"
"Kita bisa menikah tanpa di ketahui orang lain selain keluarga dekat. Kau juga masih bisa melanjutkan sekolahmu."
Saat ingin menjawab, Ye Seo justru mengatup bibirnya ketika kepalanya seolah di hantam sebuah batu besar. "J-jungkook? bagaimana kalau dia tahu?"
"Tidak. Dia tidak akan tahu. Kau tenang saja,"
"T-tapiㅡ"
"Tidak Ye Seo. Percaya padaku. Sumpah, hanya itu yang aku butuhkan. Selama kau percaya padaku, kita akan baik-baik saja."
(#)
Langit Seoul hari ini tidak secerah biasanya, gumpalan awan keabuan mulai bergerak seiring jarum jam berdentum. Sepertinya semesta sedang berteman baik dengan Jeon Jungkook.
Selepas semalam suntuk, Jungkook harus berterima kasih pada Joeㅡtemannya yang bekerja sebagai salah satu pelayan di club, sebab ia rela mengantar pemuda itu selamat sampai rumah. Oh, tentu. Poin bagusnya adalah sang ibu tidak mengetahui bahwa anak muda tampannya pulang dengan keadaan mabuk. Kalau sampai tahu, Jungkook sendiri tidak yakin masih bisa melihat matahari hari ini atau tidak.
Setelah di pikir-pikir, aneh rasanya tidak berbicara dengan gadis cantik tersayangnya sejak semalam. Ia bahkan tidak sekolah. Oh, wow. Bagus sekali. Kalimat apa yang harus ia katakan lebih dulu kepada si gadis tentang tadi malam?
Ye Seo pasti marah besar padanya. Dan, uh-oh. Jungkook teringat tentang seseorang yang menarik gadisnya menjauh. Astaga, keparat-sialan itu. Benar-benar harus diberi peringatan supaya tidak ikut mengurusi urusannya dengan Ye Seo.
Mendecak sebal, satu-satunya tujuannya setelah keluar dari kamar adalah mendatangi kamar kakaknya.
T-tunggu. Apa? kakak. Benar, konyol sekali.
Oke. Sekarang tidak ada hal penting lainnya selain memberi peringatan, lelaki itu sudah siap mengepalkan tangan saat berada tepat di depan pintu kamar Yoongi.
Ketika pintu kamar itu dengan kebetulan baik perlahan terbuka, ketika Jungkook sudah siap mengamuk.
Sialan, tentu saja, lelaki itu jelas menyesal dengan keputusannya mendatangi kamar sang kakak. Tubuh Jungkook melemas saat melihat seseorang yang balik menatapnya terkejut setelah pintu terbuka.
Jungkook menatap tajam, sorot matanya seolah mampu membunuh semua makhluk yang ada di hadapannya sekarang juga, "Apa yang kau lakukan di kamar keparat ini, Kang Ye Seo?!" []
KAMU SEDANG MEMBACA
That Smile
Fanfiction[𝙲𝙾𝙼𝙿𝙻𝙴𝚃𝙴𝙳] Pada kenyataannya, Jungkook telat untuk menyadari bahwa Kang Ye Seoㅡgadis cantik tersayangnya itu mencintai seseorang yang paling ia benci kehadirannya, Jeon Yoongi. Mei, 2019 strugglebam.