23ㅡChanges

2.2K 324 30
                                    

vote+komennya dong! biar semangat terus nih editing dan bisa update cepet terus^^

[]

Butuh waktu lama untuk Jungkook berhasil menghubungi seseorang yang sudah lama ingin ia temui. Saat mengetahui fakta yang begitu menyakitkan Jungkook banyak berubah. Senyuman jadi sulit hinggap di wajahnya. Huh. Bahkan Jungkook harus menahan mati-matian perasaannya setiap berada di dekat gadis itu.

Semakin malam cuacanya semakin dingin, namun Jungkook tetap bersikeras menemui gadis ini untuk meminta bantuan.

Tatkala mendengar suara high heels dari arah belakang, Jungkook buru-buru menoleh. Ah, dia disini rupanya.

Choi Yena. Penyelamatnya.

"Sudah lama menunggu?"

Jungkook tersenyum gugup, "Tidak 'kok noona,"

Yena tersenyum sembari mengusap kepala Jungkook. Kalau saja Jungkook lebih tua darinya atau mungkin sama usia dengan dirinya. Sudah dipastikan dia sendiri yang akan menyatakan cintanya lebih dulu pada Jungkook. Sayangnya, Yena menganggap Jungkook sebagai adiknya.

Pipi Jungkook bersemu.

"Noona berhenti memperlakukanku seperti itu! Aku ini pria dewasa lho,"

"Iya aku tahu kau seorang pria. Tapi wajahmu itu seperti bayi,"

Jungkook terkekeh geli setelahnya.

"Kau benar-benar ingin aku melakukannya?"

"Eoh," Jungkook menjawab setengah melamun. Pikirannya melayang entah kemana. "Tolong bantu aku untuk mengakhiri ini."

Choi Yena tak mengerti dengan apa yang sebenarnya terjadi. Tapi barangkali bantuannya bisa berguna supaya semuanya cepat selesai dan dirinya bisa kembali menjalani hidupnya sendiri.

Sedang Jungkook disana masih memikirkan cara lain untuk membuat semuanya terkuak. Semuanya.

(#)

Suara alarm terdengar nyaring. Pagi ini semuanya kembali seperti semula dimana Kang Ye Seo harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah. Ah, benar. Ye Seo hampir saja lupa rute perjalanan ke sekolah dan konyolnya lagi gadis itu bahkan berkata pada ibu bahwa ia lupa cara menggengam pulpen (sebagai alasan agar tak masuk sekolah) tapi tentu saja itu mustahil. Sekolah adalah sekolah, bahkan kalau merasa malas sekalipun si gadis tetap harus berangkat kesana dan pulang ketika senja menjemput. Itu yang dinamakan takdir, teman.

Sudah lebih dari tiga kali Ye Seo mengecek arlojinya. Menguap dengan perasaan dongkol. Sekarang pukul setengah tujuh dan Jungkook belum menunjukan batang hidungnya juga. Astaga benar-benar.

Kakinya bergerak gelisah, bahkan lelaki itu tak mengangkat panggilan teleponnya. Dan sang ibu agaknya lupa membuatkan sarapan untuknya. Masih pagi tapi rasanya Ye Seo seperti sedang di injak-injak oleh alam. Bagus.

Setelah beberapa saat gadis itu memutuskan berjalan sedikit ke rumah Jungkook. Melihat ke teras rumahnya dengan wajah cemberut.

Aman. Mobil Jungkook masih disana.

"Jungkook sudah berangkat sekolah sedari tadi." Seseorang keluar dari dalam rumah tersebut sembari membenarkan dasinya yang miring.

Ye Seo memutar bola matanya malas, "Kau yakin dia tidak kesiangan? Itu mobilnya masih ada kok,"

Yoongi menggeser pagar lalu berjalan ke luar melewati gadis itu. "Kalau tidak percaya ya sudah. Kau bisa menunggunya sampai kepalamu botak,"

Oke. Itu adalah kalimat yang pernah gadis itu katakan beberapa hari lalu. Dan sekarang Yoongi mulai berani mengejek Ye Seo tanpa perasaan canggung.

"Kau sendiri pergi ke sekolah dengan apa?"

"Bus."

"Mobilmu?"

Pemuda tersebut mendengus tanpa menoleh, "Tidak sedang dalam mood baik jadi aku tak memakai mobil ke sekolah hari ini."

Pagi ini tambahan poin buruknya adalah pergi ke sekolah naik bus sebab tak ada tumpangan gratis. Ye Seo mau tak mau mengikuti lelaki itu dari belakang dengan perasaan kesal setengah mati.

(#)

Jam istirahat harusnya menjadi waktu terhebat yang pernah sekolah berikan kepada para murid. Salah satunya untuk Yoongi sendiri. Berada di sekolah tingkat akhir tak menutup kemungkinan untuknya bermalas-malasan. Tapi sekarang sepertinya waktu istirahat itu tak akan ia gunakan untuk tidur atau makan di kantin. Sekarang Yoongi seperti mempunyai pekerjaan keren untuk di lakoni.

Di sana, di sudut lapangan Jungkook sedang duduk menyandar dengan kekasihnya. Wow. Harusnya ini jadi berita terhangat pagi ini tentang Worldwide handsome guy milik para gadis seantero sekolah sudah memiliki gandengan. Dan hal yang paling luar biasa lagi, dari tempatnya berdiri sekarang. Yoongi bisa melihat bagaimana ekspresi sebal gadis kasar itu di balkon dekat kelasnyaㅡmemandang tajam ke arah Jungkook.

Sejujurnya daripada mentertawai, Yoongi lebih ingin memilih mengunjungi gadis itu dan menghiburnya sebab sahabat tersayangnya seolah lupa akan presensinya. Tapi saat sadar akan siapa dirinya dan tak seharusnya ikut campur, pemuda itu mengurungkan niat.

Dan untuk Kang Ye Seo sendiri. Seharusnya ia tak merasa kesal. Oke, pertemanan atau persahabatan pasti akan berakhir seperti ini jadi mestinya itu bukan masalah besar. Tapi aneh. Rasanya aneh sekali saat tahu bahwa Jungkook melupakannya dalam sekejap mata. Dia sendiri berkata tetap akan menggenggam tangan Ye Seo meskipun sudah memiliki kekasih. Ah, mungkin juga lelaki itu sudah lupa dengan perkataannya sendiri.

Satu pikiran konyol terlintas seketika di kepala Ye Seo. Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi Jungkook. Pandangannya sangat terfokus pada lelaki itu. Kakinya bergerak gelisah ketika Jungkook mulai menggengam ponselnya dan menjawab panggilan.

"J-jungkook…" Wah. Keterlaluan. Bahkan suaranya menjadi gugup sekarang.

Dari sini, Ye Seo bisa melihat Jungkook mengusap punggung Yena sembari tersenyum,

"Eoh, Ye Seo. Ada apa?"

Ada apa? Baiklah. Selama tujuh belas tahun ini pertama kalinya Jungkook mengatakan kalimat itu.

"Kakiku se-sepertinya terkilir. Bisa datang ke kelas sekarang?" Kelopak matanya berkedip takut.

Jungkook berdeham sebelum berbicara dengan suara yang di kecilkan, "Kau masih bisa berjalan? Sekarang ke UKS saja, ya? Aku akan menyusulmu nanti,"

"O-oke." Gadis itu langsung memutus sambungan secara sepihak. Ye Seo mengangguk lesu,

Ia sadar bahwa, Yena memang pantas mendapatkan Jungkook. Benar sekali. Seperti, di hari yang akan datang gadis itu juga harus mulai terbiasa tanpa eksistensi Jungkook yang menyebalkan di sisinya.

Siapa juga yang menginginkan status pertemanan sampai akhir? Terkadang mereka pasti juga merasa bosan. Dan mungkin, Jungkook sedang berada di fase itu sekarang. Barangkali. []

That SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang