26ㅡFall Apart

2.3K 337 57
                                    

"Been trying to tell you this,
I was supposed to tell you this."

Banyak yang bilang ketika Tuhan memberimu rasa sakit, maka setelahnya Tuhan akan memberikan sesuatu yang lebih baik sebagai gantinya. Mungkin pernyataan itu benar. Mungkin juga tidak. Tetapi untuk Jungkook, di beri gantinya atau tidak sama sekali, dia benar-benar tak peduli tentang itu. Maksudnya, Jungkook 'kan tidak pernah meminta diberikan sesuatu yang baru, jadi dia juga tak ingin apa yang menjadi miliknya di ambil begitu saja.

Haruskah Jungkook merasakan perasaan seperti ini untuk yang kesekian kali?

Bagaimana dia bisa menjaga Ye Seo atau orang-orang berharga lainnya sedang Jungkook tak bisa menjaga dirinya sendiri. Lalu, pada akhirnya Jungkook terus kehilangan banyak hal.

Lehernya terasa seperti tercekik. Ternyata kalimat 'terbangun dalam sebuah mimpi buruk' memang benar adanya.

Jungkook baru saja menjauh dari kerumunan dan mengabaikan beberapa orang yang berusaha menegur sapanya dengan ramah. Jungkook juga menulikan pendengarannya saat Ye Seo terus memanggilnya dengan suara yang terdengar parau. Mungkin gadis itu menangis. Jungkook tidak yakin, karena faktanya Jungkook sendiri pun menangis.

Sesak. Rasanya sesak sekali.

Bahkan untuk melangkah saja Jungkook butuh tenaga yang cukup besar. Air matanya tak berhenti menetes.

Cengeng! Dasar pengecut!

Kemudian saat mendengar jeritan dari arah belakangnya Jungkook berhenti. Kepalanya mendongak menatap cahaya terang dari beberapa bintang di atas sana.

"Ju-jungkook dengarkan aku dulu,"

Kang Ye Seo sendiri merasa dunianya benar-benar hancur. Polesan make-up di wajahnya bahkan sudah tak karuan. Tapi, siapa peduli? Keadaan sedang kacau sekarang.

Lelaki itu membalikan badan.

Mereka berdua terlihat sama-sama hancur sekarang. Napas keduanya tersengal, juga air mata yang tak henti menetes menjadi saksi bahwa Jeon Jungkook dan Kang Ye Seo saat ini lebih dari sekedar berantakan.

Jungkook menggigit bibir bagian dalamnya, menatap Ye Seo dengan tatapan sulit. "Begitu sulit untuk perjanjian nomor 18, ya?"

Si gadis menggeleng lemah, "A-aku tidak bermaksud melakukannya,"

Kakinya bergerak mendekat berusaha menggapai Jungkook. Bibirnya memaksakan seulas senyum, namun ketika hampir berhasil meraih tangan Jungkook, saat itu pula pemuda tersebut mengambil satu langkah mundur.

"Ju-jung tolong dengarkan aku dulu. Kita bicara baik-baik, ya? Kumohon," ujarnya dengan suara yang terdengar begitu parau.

Barangkali gadis itu lupa memohon lebih banyak lagi pada Tuhan supaya hubungannya dengan Jungkook tidak di landa sebuah pertengkaran atau hal sulit lain yang sejenis.

"Kalau kau tidak bermaksud melakukannya. Aku juga tidak akan melihatmu berciuman dengan bajingan itu disana!" napasnya semakin memburu, "Tapi apa yang justru kulihat, hah?! Kau bahkan terlihat menikmati ciuman itu!"

"Dengarkan aku dulu!"

"Tidak! Semuanya sudah berakhir, kau mengerti?!"

Ye Seo menggeleng sekali lagi lalu mendekat, namun tak sampai sedetik pun Jungkook langsung mendorongnya. Semuanya tak berlangsung lama sampai si gadis merasakan tubuhnya ditahan seseorang lalu saat itu pula Yoongi merasa semakin geram. Dia melihat dan mendengarnya. Semuanya. Dan tentu saja ini tak bisa dibiarkan.

"Apa yang kau lakukan bedebah!" teriaknya begitu nyaring.

Jungkook terkekeh gemas dengan rongga dada yang berdesir nyeri, "Menurutmu aku melakukan apa?"

Pria yang lebih tua itu tak sadar sejak kapan kakinya melangkah mendekati sang adik lalu memukulnya cukup keras. Dan semuanya semakin bertambah buruk ketika Jungkook balas memukul sang kakak dengan isakan lirih yang keluar dari celah bibirnya.

Satu kali pukulan mengenai pipi Yoongi, ini untuk semua yang telah kau lakukan. Ucapnya dalam hati. Ketika satu pukulan lagi mengenai rahang pria itu Jungkook melemah, ini untuk perhatian Ibu yang lebih besar padamu,

Yoongi tak tinggal diam dengan membalas hantaman Jungkook bertubi-tubi sampai sang adik jatuh dan Yoongi duduk di atas tubuhnya. Yoongi lantas menahan kedua tangan sang adik, "Hentikan brengsek!" ujarnya tajam pada Jungkook.

Jungkook justru tak mendengarkan dan lebih memilih memberontak. Namun nihil. Kekuatan Yoongi lebih besar.

"Yo-yoon… tolong l-lepaskan Jungkook," Ye Seo berbicara dengan sesegukan. Kepalanya semakin terasa sakit. Kejadian ini bahkan tak pernah terpikirkan olehnya.

Tak ada pergerakan, Ye Seo mengepalkan tangannya dan kembali berteriak. "Kubilang lepaskan Jungkook!"

Yoongi bungkam sebentar sebelum bangkit berbarengan dengan Jungkook yang mengusap pergelangan tangan juga sudut bibirnya yang sobek. Melirik sekilas ke arah gadis cantik di belakang sang kakak, Jungkook dengan cepat berbalik untuk menuju mobilnya.

Gadis tersebut mengusap wajahnya asal sebelum mengejar Jungkook. Ketika melewati Yoongi, Ye Seo memeluk tubuhnya yang seketika menggigil, "Tolong jangan ikuti kami,"

(#)

"Jungkook jangan pergi seperti ini,"

Kang Ye Seo semakin terisak. Jungkook sendiri bersidekap duduk dalam mobilnya dengan angkuh. Meskipun demikian, dia tak bisa berbohong bahwa keadaan seperti ini cukup kacau dan Jungkook sama sekali tak menginginkannya.

Kaca mobil dibiarkan terbuka. Tetapi itu tak merubah apapun sebab pemuda tersebut terus bungkam meski hatinya teriris mendengar napas Ye Seo yang terdengar semakin berat.

Perlahan, dalam hening yang melanda, Jungkook menunduk. Mengumpulkan keberanian dengan harapan bahwa apa yang akan ia dengar setelah ini adalah jawaban yang memang dirinya ingin dengar. Jika seandainya Ye Seo mengatakan kebenaran yang Jungkook harapkan, maka pemuda itu bersumpah akan keluar dari mobil dan memeluk gadis ringkih itu lalu melupakan semuanya. Bahkan kejadian pahit malam ini pun. Jungkook akan melupakannya. Sumpah.

"Kang Ye Seo…" Jungkook bersuara gugup.

Gadis itu mendongak dengan seribu harap dalam benak.

"Y-ya?"

Jungkook menarik napas sebentar kemudian tangannya meremat setir mobil, "Apa benar…" Sialan. Bahkan bibirnya sulit untuk berbicara. "Apa benar malam itu kau berhubungan seks dengan Yoongi hyung?"

Kang Ye Seo sama sekali tak menduga bahwa kalimat itu yang meluncur bebas dari bibir Jungkook. Gadis itu tak memberikan reaksi apa-apa selain degup jantung yang sedang bersiap melompat dari tempatnya.

Ah. Sabar sedikit lagi Jung. Kau akan mendengar elakan dari garis ini.

Namun sampai beberapa menit berlalu. Jungkook tak mendapat jawaban apapun selain helaan napas tertahan yang terdengar.

Langit malam semakin gelap. Jungkook bahkan tak punya waktu lebih banyak lagi untuk bertahan pada posisinya sekarang. Ah. Bodoh sekali. Jungkook sangat bodoh, kan? Memangnya apa lagi yang dia harapkan? Semuanya sudah selesai.

"Kang Ye Seo kau tahu kan, seluruh hidupku..." Jungkook menjeda sejenak, pandangannya memburam. "Yo-yoongi hyung selalu mendapatkan apa yang dia inginkan."

"Satu-satunya hal yang aku miliki dia tidak punya adalah kau. Tapi bahkan, sekarang dia memilikinya juga." Jungkook mengangguk pasrah, "Tidak masalah, kalian berdua layak satu sama lain." []

That SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang