20ㅡHonest

2.3K 318 25
                                    

“Maksudmu apa, sih?!”

Suara lelaki bersurai hitam pekat itu mulai meninggi. Matanya meneliti ekspresi dingin Ye Seo.

“Kenapa kau membohongiku?” Entah kenapa suara si gadis justru terdengar lirih.

“Katakan padaku dengan jelas!” Jungkook meninggikan suaranya, pikiran serta hatinya mendadak kacau, “Aku membohongimu tentang apa?”

Gadis tersebut berdiri dari duduknya yang semula di lantai, ia kemudian mendudukan bokongnya di sudut ranjang dan menatap Jungkook di bawah sana dengan perasaan marah. “Kau harus sadar bahwa ke-egoisanmu sanggup melukai semua orang, Jung.” ia terdiam sebentar, “Kau bisa melakukan banyak hal dengan bebas, tapi aku tidak. Kau terus memaksaku untuk berada di dekatmu ta-tapi… tapi kau tidak menyukaiku. Kau terlalu terang untuk hidupku yang gelap,” gadis itu mulai terisak.

Kalau harus mengingat kembali bagaimana Jungkook menjawab pertanyaan Ye Seo kemarin malam. Gadis itu mungkin saja akan dengan mudah mengangkat kaki dari rumah keluarga Jeon dan bersumpah tidak akan menemui Jungkook sampai akhir.

Seharusnya ia memang terus menulis tentang Yoongi saja di buku hariannya tanpa harus merasa ragu terhadap perasaan Jungkook.

“Kau tidak menyukaiku, ya?”

Awalnya Ye Seo pikir satu pertanyaan itu akan menjadi awal baik untuk mereka berdua. Tapi, justru ia sangat menyesal mendengar apa yang Jungkook katakan. Benar-benar gila.

“Aku menyukaimu sebagai seorang teman dan gadis kesayanganku. Tidak lebih,”

Demi Tuhan, ya ampun. Barangkali Ye Seo berharap ada seribu balok datang untuk memukul kepalanya dan ia melupakan apa yang terjadi saat itu. Kedengarannya tidak terlalu buruk daripada mendengar jawaban Jungkook.

Ini aneh.

Perasaan tentang menyukai teman sendiri menjadi begitu menyakitkan.

Kalau saja Ye Seo lebih memihak pada perasaan konyolnya terhadap Yoongi dan tak begitu peduli dengan rayuan Jungkook. Mungkin mereka akan baik-baik saja. Mungkin.

Anggap Ye Seo kekanakan. Anggap Ye Seo gadis cengeng yang membuat sulit atau hal apapun yang serupa. Tapi bahkan, sekarang ia tak bisa lagi menahan sesak atas semua yang terjadi.

Jungkook membuka bibirnya berusaha menjawab, namun Ye Seo kembali berujar, “Jangan bicara sebelum aku selesai!”

“Aku tidak memaksamu untuk menyukaiku. Aku membiarkanmu bertingkah seenaknyaㅡmencuri ciuman, memelukku, menggoda, memarahiku, mengaturku, meninggalkanku dan bertemu gadis lain. Sedangkanku? Apa yang bisa kulakukan?” Ye Seo kembali menghapus air matanya asal, “Dunia dan seisinya dipastikan akan menyalahkanku dan membelamu.”

Jungkook tak bisa untuk terus duduk, berdiam diri dan menonton adegan dimana gadis tersayangnya menangis begitu. Ia bangkit dan mulai berlutut di depan gadis itu. Kedua tangannya berada di paha Ye Seo sebelum ia menghapus air mata si gadis. “Jangan menangis, aku bisa gila nanti.”

Namun Ye Seo tak menghiraukan dan tetap menangis seperti anak gadis sebelas tahun yang tak di jemput saat pulang sekolah. Terdengar menyedihkan. Sungguh.

“Marahi saja aku, tidak apa-apa. Hm?” Jungkook mengambil satu tangan si gadis dan memukul wajahnya sendiri menggunakan tangan Ye Seo. “Seperti ini. Ayo pukul aku seperti ini, lebih keras juga aku terima. Tapi jangan menangis, ya?”

“Kau jahat sekali,” gadis itu menunduk dan menepis tangannya.

“Iya aku tahu aku jahat, makanya pukul saja dan berhenti menangis,” Sesalnya lirih.

Ye Seo mulai mengatur napasnya dan mencoba menahan rasa sedih itu.

Keduanya saling memandang satu sama lain, seolah pada sorot kedua mata mereka, sama-sama menyalahkan dan meminta maaf dalam satu waktu. Belakangan ini mendadak hubungan mereka kacau. Tapi biar bagaimana pun air mata Ye Seo menjadi ketakutan terbesarnya sampai sekarang.

“Kau tahu aku pergi ke tempat Ayah, ya?”

Gadis itu bergumam. “Hm.”

Lelaki tersebut mengangguk paham dan pasrah. “Kau memang Ye Seo-ku. Jadi pantas saja aku tidak bisa berbohong.” Jungkook berkedip lalu mendongak, menaikkan pandangan, “Aku takut kehilanganmu.”

Mereka kembali terdiam.

“Jungkook?”

“Ya?”

“Kau menyayangiku, kan?”

Jungkook menatap Ye Seo lekat, “Tentu saja! Kau yang paling kusayangi di dunia.”

“Maka dari itu kau harus percaya padaku. Kau tidak akan pernah kehilanganku, kecuali kau yang memintanya.”

Jungkook terdiam sebentar sebelum membawa tubuh Ye Seo ke dalam dekapannya. Memeluknya erat.

“Maafkan aku,”

Ye Seo mengangguk dengan mata yang terlihat sembab. Tangannya mulai bergerak untuk membalas dekapan hangat itu.

Ini lebih baik daripada terus berdiam diri dan memendam tanpa tau kapan akan berakhir. Mungkin yang terjadi adalah sebuah kehancuran kalau-kalau salah satu di antara mereka tak memulai percakapan lebih dulu. Menyelesaikan masalah tentu bukan hal mudah. Bahkan Jungkook hampir pernah kehilangan gadis itu sewaktu dulu.

“Kau keberatan dengan puluhan peraturan yang dulu pernah kita buat?” Jungkook melepas pelukan lembut,

“Tidak.”

“Kalau keberatan, kita bisa menghapus semuanya,”

Shireo! Aku menyukai semua perjanjian itu. Semua itu membuat kau disini, disisiku sampai sekarang. Kalau menghapusnya aku tidak punya alasan untuk membuatmu ada di sampingku.”

Aigo! Kang Ye Seo. Kau manis sekali,”

“Memang betul!”

Berakhir dengan mereka yang sama-sama terkekeh.

Namun, sepersekon kemudian terlintas sesuatu dalam benak Jungkook saat menatap lekat ke arah Ye Seo, ia mendekatkan wajahnya perlahan.

“Bolehkah?” katanya meminta izin, ragu.

Ye Seo tak menjawab namun mengangguk kecil.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, bibir Jungkook menekan bibir Ye Seo. Satu tangan Jungkook berpindah ke perpotongan leher gadis itu untuk memperdalam ciuman. Ini kelewat manis. Jungkook begitu menyukai perasaan ini.

Orang tidak bisa memaska Jungkook untuk menyukai Ye Seo. Dan, siapapun juga tidak memaksa Jungkook untuk melepas gadis ini.

Coba saja kalau berani, Jungkook berani bertaruh nyawa.

Dari lumatan kecil yang sedang berlangsung, perasaan seperti marah, sayang, sedih, kalut, semua bercampur menjadi satu.

Gadis itu mulai menyadari bahwa kasih sayang yang Jungkook berikan barangkali memang tak akan berujung sebagaimana ia inginkan. Atau, Jungkook juga barangkali sadar bahwa di akhir cerita ia dan gadis cantik ini tak bisa terus menempel tanpa hubungan jelas.

Jadi, keduanya hanya akan menikmati dan sama-sama meluapkan perasaan berkecamuk lewat ciuman ini. Dimana ini menjadi kali pertama bagi Ye Seo membalas ciuman Jungkook tak kalah dalam dengan kedua tangan yang sudah melingkar baik di leher lelaki itu.

Ye Seo hanya berharap pertengkaran semacam ini adalah yang terakhir. Semoga. []

[]

p.s, aku mau tanya dong, kalian tuh suka keberatan ngga sih kalo aku bikin AN gini? kaya nanya2 atau hal-hal yang sejenis? kalau keberatan isokeyy! aku ga akan marah dan coba untuk kurangin hal2 semacam ini:) tolong dijawab, ya!

That SmileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang