Di penghujung hari yang kelewat dingin juga dengan sejuta fantasi liar memenuhi kepala, seorang gadis dengan kaca mata bulat bertengger pada kedua iris cokelat pekat dan juga dua buku tebal dalam pelukan. Berjalan gontai sembari menahan suhu yang begitu menusuk permukaan kulitnya.
Terkutuklah ramalan cuaca pada ponsel gadis itu yang tak berguna. Ia jadi tidak bisa menyiapkan baju tebal atau bahkan sekedar syal.
Saat ini, jam menunjukkan pukul sembilan lewat dua puluh tiga menit. Beruntungnya ia masih kedapatan untuk menaiki bus terakhir tanpa terlewatkan seperti waktu-waktu sebelumnya.
Kemudian berselang empat puluh menit, bus berhenti pada pemberhentian terakhir tepat di depan gang rumahnya.
Rasa-rasanya Ye Seo ingin sekali berteleportasi agar langsung sampai di dalam kamarnya dan memejamkan mata.
Langkahnya terhenti saat melihat sosok lelaki berdiri di depan tiang sembari mengusap-usap lengannya pelan.
Malam sunyi yang sedang di lewatinya ini, serta kaus tipis berwarna biru laut, skinny jeans dan tas ransel bertengger rapih pada pundaknya. Ye Seo yakin betul, bahwa lelaki itu akan sibuk mengumpat dengan penampilannya sekarang, apalagi dengan kenyataan suhu malam ini.
"Pergi tanpa mengabariku, pulang selarut ini, dan lihat? Pakaian apa yang kau kenakan Kang Ye Seo?!" Jungkook mendecak sebal lalu mendekat dan melepas jaketnya untuk di pasangkan pada gadis di hadapannya.
"Maaf."
"Dari mana?" ujarnya kelewat dingin.
Gadis itu tidak langsung menjawab, air wajah Jungkook benar-benar berubah dan nyalinya langsung menciut.
Kalau gadis itu berani mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, sudah di pastikan semuanya akan berakhir sia-sia. Jadi, dengan segenap jiwanya, Ye Seo memohon ampun pada Tuhan agar memaafkannya malam ini.
"Hanya membeli beberapa make up baru," katanya gugup.
Jungkook mendecih lalu menyeringai. "Apa yang kau lakukan di rumah Yena noona?"
Gadis itu menghela napas berat, memejamkan mata sembari menahan hawa yang terus bergelanyut pada tubuhnya. Beberapa detik setelahnya ia kembali menatap Jungkook.
"Kalau kau tahu kenapa bertanya! Dasar menyebalkan!"
"Apa yang kau lakukan disana, Kang Ye Seo!"
Pandangan lelaki itu menggelap, irisnya bergerak mencari tahu apa yang di sembunyikan gadis kesayangannya ini sampai-sampai pergi ke rumah Yena.
"Tidak ada. Aku tidak melakukan apapun." suaranya kelewat pelan. Nyaris menyerupai bisikan.
Jungkook jadi menyesal kemarin meminta bantuan gadis ini untuk memberi surat pada Yena. Jujur saja, kalau dibandingkan dengan Ye Seo, kakak kelasnya itu tak ada apa-apanya. Ia hanya tertarik, tidak sampai tahap cinta. Hanya ingin mencoba untuk dekat, berteman, tidak lebih. Namun, sepertinya itu sebuah kesalahan kalau-kalau Ye Seo jadi seperti iniㅡkerepotan membantunya. Apalagi sampai menyakitinya,
Tidak. Jungkook tidak ingin itu terjadi.
"Jangan lakukan apapun lagi. Tidak perlu membantuku untuk dekat dengan dia lagi."
Gadis itu tidak mengerti, apa masalahnya?
Sebelum Ye Seo sempat bertanya, Jungkook lebih dulu menyela dengan menggenggam tangan kanan Ye Seo, mengaitkan jari mereka satu sama lain dan mulai berjalan.
"Aku kehilangan minat. Jadi, apapun yang berkaitan dengannya, hilangkan saja dari kepalamu," tukasnya segera.
"Tiba-tiba saja Jung?"
Jungkook mengangguk, "Makan malam di rumahku ya, ibu memasak makanan banyak hari ini."
Gadis itu tidak menjawab, menolak pun pasti sia-sia. Jadi sepanjang setapak jalan yang di lewati mereka, tidak ada lagi yang berbicara.
Beberapa pedagang kaki lima masih terlihat, mungkin mereka menunggu makanan yang dijualnya habis. Dua lampu jalan di depan toserba cokelat langganannya, mati. Samar-samar terdengar suara pertengkaran sepasang kekasih di gang kecil sebelah toserba.
Jungkook menutup mata gadis itu dengan tangannya yang lain, "Jangan di lihat," katanya.
"Jung?" gadis itu melepas tangan Jungkook yang semula menutupi matanya.
"Hm?"
"Kalau kau benar-benar memiliki kekasih di hari yang akan datang. Apa berjalan berdua, berpegangan seperti ini masih di bolehkan?"
"Tentu saja! Kenapa tidak?" jawabnya yakin. Jungkook tidak sedang bergurau, Ye Seo tahu itu.
Ye Seo tersenyum, semoga. Semoga apa yang di ucapkan Jungkook terus berlaku.
(#)
Sepulangnya dari rumah Jungkook, tepatnya setelah acara makan malam. Lelaki itu langsung mengantar Ye Seo pulang. Well, rumah mereka bersebrangan. Hanya saja, Jungkook bilang ia tetap harus mengantar Ye Seo, takut di sembunyikan pemulung, 'katanya.
Konyol.
Tapi, kendati merasa risih atau kesal, Ye Seo menyukai setiap gurauan yang di lontarkan teman kecilnya itu. Ya, beberapa kali Jungkook harus juga mendengar suara tangisan gadis itu karena terlalu berlebihan.
Sebelum tidur, ibunya berpesan agar gadis itu tidak lupa mengunci pintu, jadi sekarangㅡsetelah mandi, Ye Seo turun ke bawah untuk mengunci pintu sebelum benar-benar menyelami alam bawah sadar.
Gadis itu menelisik penasaran saat ada bayangan seseorang jauh di depan pagar sana memandangi rumahnya.
Sadar akan sosok itu, Ye Seo cukup terkejut. Keluar rumah untuk menemuinya, yang terjadi justru kecanggungan besar saat keduanya tidak sengaja saling menatap.
Kalau bisa di ibaratkan, Ye Seo seperti seorang yang telah mengambil uang ratusan ribu milik penjual es krim keliling sekarang. Sebab, lelaki itu tidak mengatakan apapun meski sudah melihat Ye Seo berdiri di depannya. Keduanya dibatasi dengan pagar.
Ye Seo di dalam, dan,
Yoongi di luar.
"A-ada apa?"
Mulai lagi, suaranya selalu bergetar saat berhadapan dengan lelaki ini.
Yoongi menyerahkan buku berwarna cokelat tua yang terdapat beberapa sticky note di beberapa halamannya. "Tertinggal di depan kamarku. Tidak ada yang bertamu hari ini selain kau. Jadi kupikir ini milikmu, benar?"
Pupil gadis itu membesar, ia mengangguk sembari mengambil buku itu.
Yang lebih memalukan, saat berbalik untuk meninggalkan Ye Seo. Yoongi berucap. Seketika ia seperti di siram air dingin di luar rumah dengan suhu udara yang menyentuh angka dua derajat celcius, oh tidak, ini buruk. Sial.
"Catatan dengan sticky note berwarna hijau, serta bertuliskan tanggal dua agustus. Disana tertulis, tatapan kami bertemu. Tetapi aku justru semakin takut. Takut tidak bisa mengatasi ini, bagaimana detak jantungku bekerja lebih cepat dari seharusnya. Semesta, beri tahu aku, menurutmu, Yoongi itu manusia yang seperti apa?"
Yoongi tersenyum tipis, sangat tipis. Ia menggeleng pelan sebelum melanjutkan langkahnya, meninggalkan Ye Seo dengan segala rasa malu yang tertanam.[]
ㅡ
Gimana? Kasih review donggg, komen gratis kan kan kan???
Sampai bertemu next chapter!
KAMU SEDANG MEMBACA
That Smile
Fanfiction[𝙲𝙾𝙼𝙿𝙻𝙴𝚃𝙴𝙳] Pada kenyataannya, Jungkook telat untuk menyadari bahwa Kang Ye Seoㅡgadis cantik tersayangnya itu mencintai seseorang yang paling ia benci kehadirannya, Jeon Yoongi. Mei, 2019 strugglebam.