So they say that time,
takes away the pain,
but i'm still the same.
And they say that i,
will find another you,
that can't be true.
—One Ok Rock—
____
Kakek terperangah saat tiba-tiba ada seseorang yang langsung menerjang sekumpulan preman yang ada di depannya. Bagai seekor singa yang telah lama mengintai mangsa, dan saat mangsanya lengah singa itu langsung bertindak, berlari sekuat tenaga untuk melumpuhkan mangsanya.
Cepat sekali orang itu bergerak, badannya gesit menghindari serangan. Berkelit. Lalu memberi serangan balik. Layaknya agen IMF Ethan Hunt dalam serial film thriller Mission: Impossible. Dalam waktu yang tergolong singkat, orang itu berhasil membuat bos preman tak berkutik. Apalagi anak buahnya.
"Tinggalin tempat ini atau saya akan benar-benar membuat Anda terluka dan segera menelepon polisi untuk melaporkan apa yang terjadi," ancam orang itu. Terdengar tidak main-main.
Bos preman gemetar mendengar hal itu. Dia terdesak, tidak punya pilihan lain. Akhirnya cuma bisa mengangguk terpatah. "Ah i—iya sa—saya—"
"Ngomong yang bener!" sentak Damar.
Wajah bos preman pias, semakin pucat. Dia tampak mengkeret. "Ya, saya sama rombongan bakal tinggalin tempat ini."
"Apa? Telinga saya emang agak bermasalah. Jadi tolong diulang, Bos."
"Saya sama rombongan, ah maksudnya sama anak buah saya bakal tinggalin tempat ini! Puas?!" Dengan perpaduan rasa jengkel dan geram yang teramat, bos preman berteriak pasrah.
Damar terkekeh, usahanya berhasil. "Oke, saya lepas nih. Kalau bisa jangan balik lagi ke sini. Jangan sok berkuasa. Kalian nih contoh orang-orang yang nggak punya kerjaan, kerjaannya malak orang mulu."
Satu detik.
Dua detik.
Tiga detik.
"Apa?" Damar bingung karena preman-preman itu malah mengamatinya dari kepala hingga ke ujung kaki. "Mau saya tendang lagi? Atau mau saya lempar pake sepatu, hah? Kebetulan sepatu saya udah buluk."
Sepertinya memang tidak ada celah bagi mereka untuk balas melawan orang macam Damar ini. Dengan berat hati bos preman memerintah anak buahnya untuk berhenti memelototi Damar dan harus segera pergi karena Damar sudah mengeluarkan handphone-nya —tampak benar-benar ingin merealisasikan ancamannya tadi.
"Hayok, kita pergi dari sini!" perintah bos preman yang tak bisa diganggu gugat.
Damar tersenyum puas. "Nah good. Coba gitu dari tadi, biar nggak buang-buang tenaga. Hush, hush!" Damar berlagak mengusir para preman itu. Kemudian dia menoleh ke arah kakek, mengamatinya sejenak, memastikan kakek baik-baik saja. Otomatis hal itu membuat kakek langsung berjalan mendekat, sedangkan Damar refleks membuang muka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Panggil Aku Goblok!
Teen Fiction[Completed] Dengan finansial seadanya, Qila adalah sosok yang menjunjung tinggi kesederhanaan dan mampu membuat orang-orang di sekelilingnya tertipu dengan topeng yang selalu ia pamerkan, layaknya remaja kebanyakan yang hanya akan senang dengan hal...