“Selamat pagi.” Sapaan Nay di pagi hari untuk Alvaro saat dirinya membangunkan pria yang tengah malas masih bergelung di dalam selimut. Tak menghiraukan sapaan dari Nay, Al tetap bergeming di tempatnya semula.
Sekali lagi Nayara menyapa dengan suara yang lebih keras namun masih tidak mendapat respon dari bos barunya itu. Ide untuk menarik selimut Al terlintas di benak Nay dan segera dilakukannya.
Tak segan - segan Nay menarik selimut yang dipakai Al, tak membuat selimut terlepas namun berhasil membuat Al tersentak kaget karena ulah Nayara. Tawa Nayara terdengar merdu di telinga Al yang masih mengerjap - ngerjapkan matanya.
Gadis ini ya, memang bisa membuat Al berteriak bahagia dalam hatinya. “Kamu tak suka melihatku tidur nyenyak ya?” Al menoleh Nay di dekat jendela yang sedang membuka gorden menampakan cahaya matahari masuk menerpa wajah Nay.
“Bukannya tidak suka, tapi ini hari pertama untukku dan untukmu juga kan!” Ujar Nay mengingatkan. Al kembali mengerjapkan matanya sembari bangun dan melompat dari tempat tidur.
Nay memekik sambil menutup mata saat melihat selimut terlepas dari tubuh Al, tak menyangka jika Al tengah polos tanpa sehelai kain pun melekat di tubuhnya. Al menunduk melihat tubuh polosnya yang juga membuat Al sedikit terkejut mengingat terkadang dirinya memang suka tidur dalam keadaan telanjang.
Alvaro merekahkan senyumnya menoleh kepada Nayara, memperlihatkan giginya yang putih bersih sambil berjalan ke kamar mandi. Tanpa memperdulikan Nay ada disana yang terlihat malu. “Dasar pria gilaaa.” Teriak Nay berlari keluar dari kamar Alvaro.
Al tertawa melihat Nay berlari keluar dari kamar karena ulahnya. Sempat Al berpikir dirinya seperti seorang anak kecil di hadapan Nayara. Begitu besarkah pengaruh Nayara bagi seorang Alvaro, Al masuk ke kamar mandi sambil menggaruk kepalanya yang tak terasa gatal.
Melihat Al masuk ke kamar mandi Nay kembali ke kamar Al untuk menyiapkan pakaian kerja untuk Alvaro. Setelahnya Nay kembali ke dapur untuk mempersiapkan sarapan untuk dirinya dan Alvaro. Jika dipikir, sekarang ini Nay seperti seorang istri yang sedang mempersiapkan sarapan untuk suaminya. Nay tersenyum sembari bergidik, merasa geli jika benar itu terjadi.
Pikiran Nay buyar oleh kedatangan Al. Nay menatap lekat Al, melihat penampilan berbeda dari seorang Alvaro. Pria ini benar – benar gagah, berwibawa dan memang sangat mempesona. Dengan setelan jas berwarna hitam dan kemeja putihnya Al tampak luar biasa membuat Nay menganga di hadapan Al.
“Kenapa kamu belum bersiap, apa kamu masih mau tidur?” Pertanyaan Al yang melihat Nay masih betah dengan piyamanya. Nay mengerjapkan mata mengalihkan pandangan pada pakaiannya, sadar dirinya memang belum bersiap Nay berlari ke kamarnya untuk berganti pakaian.
Sambil menunggu asisten barunya, Al menikmati sarapan dengan wajah sumringah, walaupun masih ada perban yang menempel di dahinya Al tetap terlihat gagah. “Emmm...pintar juga gadis ini memasak.” “Dasar wanita, pasti perlu waktu berjam - jam untuk berdandan.” Celoteh Al pada dirinya sendiri.
Tak sampai lima belas menit, Nay kembali ke hadapan Al sambil bertanya tentang penampilannya. “Bagaimana?” Nay bertanya sambil bergaya bak model di depan Al.
Alvaro tak menyangka, gadis di hadapannya bisa berpenampilan feminim layaknya wanita pada umumnya. Sekejap Al terpaku memandang Nay, berpikir gadis ini memang manis.
“Bagaimana tuan muda, apakah saya pantas mendampingi anda dengan penampilan seperti ini?” Nay membungkuk meniru gerakan sekretaris Mr. Robert jika bertemu dengan Al ataupun Mr. Robert di kantornya.
Al tertawa lepas melihat tingkah Nay seperti itu. “Kamu cukup berbakat untuk menjadi artis.” Celetuk Al masih dengan tawanya. Baru saja Nay melihat seorang Alvaro yang benar - benar berbeda tapi ya sudahlah itu bukan urusan Nay.
“Makanlah, kita akan segera berangkat dan satu lagi, masakanmu cukup enak.” Jujur Al sembari bangkit dari duduknya untuk kembali ke kamar mengambil ponselnya. Setelah menyelesaikan sarapan, mereka pun berangkat bersama ke RA_Intiland.
***
Ketika sampai di kantor beberapa karyawan yang mengenal Nay, tak percaya menatap kedatangan Nay dengan Alvaro sang pewaris dari RA_Intiland yang sama sekali tidak diketahui oleh Nay.
Seperti biasa, Nay tersenyum ramah kepada mereka yang dikenalnya. Ada yang mengedipkan mata, ada yang menunjuk ke arah Alvaro, ada yang menggerakkan tangan, memberi isyarat pada Nay untuk bertanya, kenapa dirinya bisa bersama Al. Nay hanya mengedikan bahu dengan semua isyarat tersebut.
“Sementara jangan hiraukan mereka, fokus kepada perintahku saja.” Perintah Al kepada Nay yang dibalas anggukan oleh Nay. Tentu saja Al melakukan itu, agar Nay tidak mengetahui siapa Al dari rekan - rekan kerjanya.
Al dan Nay bergegas memasuki lift untuk menuju ruangan yang memang dikhususkan untuk Alvaro. Lift berhenti tepat di sebelah ruangan Al, dengan menggandeng tangan Nay, mereka berdua masuk ke ruangan tersebut.
Nay menutup mulutnya, kaget melihat ruangan Al sangat besar dan terlihat istimewa dari ruangan lainnya yang Nay ketahui. Lebih mirip seperti ruang kerja Mr. Robert. Dalam hati Nay memekik, mungkin ini keberuntungan untuk dirinya setelah sebelumnya bekerja di dunia malam.
Bisa satu ruangan dengan asisten CFO terdengar luar biasa tapi apa yang bisa Nay lakukan, dirinya hanya seorang gadis yang belum lulus sekolah menengah pertama. Wajah Nay seketika berubah mengingat hal itu.
Melihat ekspresi wajah Nay berubah, Al berusaha menyelidik apa yang sedang dipikirkan gadis di hadapannya itu. “Apa kamu menyukainya dan apa kamu tahu apa yang harus kamu kerjakan?” Al mencoba mencari tahu.
“Nay menggeleng dan menunduk lesu.” Pikiran Al memang seratus persen benar, gadis di hadapannya ini tengah bingung dengan pekerjaannya bahkan mungkin percaya dirinya tiba - tiba menghilang.
Al tersenyum sembari mendekati Nayara dan membelai pucuk kepala Nay. “Tenanglah, bukan karena kamu belum lulus sekolah jadi tidak bisa bekerja di sini.” Ucapan Al membuat Nay menatap heran pada pria di hadapannya.
“Jika mau, seorang Alvaro bisa mengetahui semuanya bila dia mau.” Seru Al yang bisa menebak ekspresi heran dari Nayara. Nay semakin heran, sebenarnya siapa pria di hadapannya ini, kenapa dia bisa mengetahui banyak tentang dirinya.
“Sudah jangan terlalu banyak berpikir, dijalani saja.” “Aku ada disini untuk mengajarimu, yang penting kamu mau belajar dan mencari tahu.” “Dan satu lagi, kamu harus selalu menemaniku.”
Kalimat terakhir Al membuat kening Nay berkerut, apa hubungannya antara pekerjaan dengan harus menemaninya. “Dasar.” Celoteh Nay pelan. “Aku masih bisa mendengarnya Nay.” Al kembali bersuara.
Al mendekati Nay dengan jari telunjuk meraih dagu Nayara untuk sedikit mengangkatnya. Wajah Al semakin mendekat pada Nay. “Itu semua ada hubungannya, nanti juga kamu mengerti.” Bisik Al tepat didepan wajah nay. Sehingga Nay bisa mencium aroma mint dari nafas Al.
“Cuppp.” Al mencuri sebuah kecupan dari Nayara membuat gadis itu mendengus kesal. “Sebentar lagi kita akan bertemu dengan CFO perusahaan ini, jadi bersiaplah.” “Aku akan mengenalkannya padamu.” Tambah Al yang di balas anggukan oleh Nayara.
Haiii semua masih suka baca ceritaku kan! Jangan lupakan vote setelah baca ya. :)
(ఠ↓ఠ)
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔
Random"Dipilih dan dipilah bila ingin membaca". "Karena cerita mengandung unsur dewasa". "Jika ada kata - kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan". "Yang suka ayo merapat". "Yang tidak suka silahkan mendekat...kwkwkw!!!".