Di sini, di rumah tante Yola telah terjadi sebuah insiden yang membuat heboh seisi rumah. Seorang penggemar berat Bella bernama Argi mendatangi rumah tante Yola untuk melamar Bella. Tante Yola dibuat panik karena hal ini, tidak bisa berpikir tante Yola menyerahkan urusan ini kepada Bella.
Bella merasa selama ini dirinya tidak pernah bermain perasaan dengan para pelanggan walaupun sekaya dan setampan apapun pelanggan tersebut. Kecuali Julian, entah kenapa kepala Bella dipenuhi bayangan seorang Julian si lelaki bejat.
Bella memang idola para lelaki hidung belang, bagaimana tidak wajah cantik tubuhnya yang putih, mulus, tinggi, ramping dan seksi bagaikan seorang model majalah dewasa.
Tarik menarik terjadi di ruang tamu rumah tante Yola yang membuat anak - anak tante Yola mengintip dari masing - masing kamar mereka. Bisa dikatakan Bella adalah sang bintang dari anak - anak asuh tante Yola.
Pada saat kejadian kebetulan Julian juga datang ingin bertemu Bella untuk meminta maaf atas kejadian sewaktu di Puncak. Julian yang melihat kejadian itu langsung melerai dan menggenggam tangan Bella memberikan dukungan.
Argi tetap memaksa Bella untuk menjadi istrinya walaupun Bella sudah mengatakan dirinya tidak pantas untuk lelaki manapun karena status pekerjaannya sekarang. Bella tahu tawaran menikah hanya berlaku sesaat saja, setelah puas mereka akan dicampakan.
Julian tampak geram, dalam hatinya terasa panas melihat Bella ingin dilamar laki - laki lain, tapi kenapa, jawabannya entahlah. Tanpa basa - basi Julian mengeluarkan perkataan yang tidak mengenakan untuk didengar membuat Argi pergi meninggalkan rumah tante Yola.
“Hai tuan, anda salah satu penggemar Bella rupanya, dia tidur dengan banyak pria anda tidak masalah bukan, tapi jika anda mengetahui dia memiliki penyakit HIV apa anda akan tetap bersikeras menikahinya?”
Pertanyaan itu sontak membuat Argi mundur dari tempatnya berdiri dengan wajah yang ditekuk. Semua anak asuh di rumah itu menutup mulut, terlalu kaget mendengar berita yang sangat mengejutkan. Tidak terkecuali Bella, dengan mata menatap nyalang ke arah Julian tak percaya akan apa yang diucapkannya.
Julian meraih tangan Bella sembari menyerahkannya kepada Argi dengan cara sedikit mendorong tubuh Bella ke arahnya. Seketika Argi menjauhi Bella, takut dengan perkataan Julian, tanpa basa - basi Argi berjalan mundur kemudian berbalik lalu menghilang dari pandangan Bella dan Julian.
Julian yang sedari tadi menahan tawa, seketika terbahak - bahak setelah kepergian Argi dari rumah itu. Bella yang mengerti rencana Julian pun tertawa mengikuti Julian yang masih tertawa tak sanggup menahan rasa geli mengingat tampang Argi. Sedangkan yang lain mengelus dada ternyata yang mereka dengar hanya permainan dari Julian.
Tawa Bella terhenti saat Julian menggenggam tangan dan menyeret Bella pelan untuk diajak ke kamarnya. Anak lain yang menyaksikan hanya cekikikan melihat hal itu, mulai berpikir negatif dengan apa yang akan dilakukan Bella dan Julian di kamar yang hanya berdua.
Wajah Julian terlihat sendu dan menatap mata Bella dengan serius di kamar Bella. Sedikit heran tapi Julian meminta Bella untuk mengantarkan dirinya ke panti untuk bertemu Nay dan meminta maaf. Bella tersenyum mendengar permintaan Julian, ada apa dengan lelaki bejat di hadapannya ini.
Hati Bella terpanggil untuk memeluk Julian, dipeluknya tubuh Julian erat yang dibalas olehnya. Sebuah kecupan terasa di pucuk kepala Bella membuat Bella mendongak menatap Julian. Satu kecupan lagi di bibir Bella, dibalas lumatan oleh Bella sebelum suara tante Yola menghentikan aktivitas mereka.
Seperti biasa teriakan tante Yola yang sangat nyaring terdengar memekakan telinga, mengatakan Nay sedang menunggu Bella di ruang tamu. Bella keluar dari kamar, mendapati Nayara sudah berada di ruang tamu dengan wajah seperti sedang cemas.
Nayara terlonjak dari duduknya, ketika Bella dengan sengaja menepuk bahu Nay untuk membuatnya kaget. Bella tertawa cekikikan melihat Nay yang masih memegangi dadanya. Melihat tampang Nayara serius, Bella menghentikan tawanya sembari duduk di sebelah Nay.
“Ada apa.” Bella bertanya melihat raut wajah Nay yang masih serius. Ragu harus memulai darimana, Bella kembali menyela sebelum Nay memulai bicara. “Apa ada hubungannya dengan kejadian di Puncak?” Tebakan yang memang seratus persen benar membuat Nay menoleh ke arah Bella.
Sebelum Nay bicara, Bella bangkit kembali ke kamarnya dan kembali dalam beberapa menit. “Jika ingin membahas kejadian di Puncak, ada yang ingin bicara denganmu juga.” Mata Bella menoleh ke arah pintu kamarnya. Terlihat seorang pria keluar dari kamarnya yang tidak lain adalah Julian.
Nayara menatap nyalang ke arah pria yang telah menyentuhnya dengan paksa. Bella yang mengerti situasi akan memanas, segera menggenggam tangan Nayara untuk menenangkan. “Untuk apa pria itu kemari, apa dia membayarmu lagi kali ini.” “Dasar pria bajingan.” Kemarahan Nay bertambah saat Julian menghampiri dan duduk di hadapan Nay.
Bella masih setia menggenggam tangan Nayara membuat gadis itu menoleh kesal pada Bella. “Tenang Nay, Julian ingin mengatakan sesuatu padamu” Bella coba menjelaskan.
Nay mencoba berpikir tenang, memberikan kesempatan Julian untuk bicara. Dengan nada ketus Nay menanyakan apa yang ingin dikatakan oleh Julian. Langsung ke inti permasalahan, Julian meminta maaf atas perbuatannya di Puncak.
Walaupun masih sakit hati mengingat waktu itu, Nayara coba memaafkan Julian. Bella yang menyaksikan keberanian Julian untuk mengakui kesalahan, kembali berpikir benarkah dirinya tidak memiliki kesempatan untuk memiliki seseorang yang dicintai.
Tersadar dari lamunannya, Bella melihat Julian telah menjabat tangan Nay untuk permintaan maafnya. Sebelum melupakan tujuannya datang kesana Nay mencari tante Yola, ingin mengatakan dirinya sudah tidak bisa bekerja lagi dengannya.
Tante Yola yang memang sudah dihubungi oleh Al dan memberinya sejumlah uang, tidak mampu bicara banyak. Hanya bisa meminta Nay untuk jangan melupakan dirinya dan teman – temannya disana.
Mungkin Nay akan sangat jarang berkunjung ke tempat ini lagi karena pekerjaan barunya. Suasana haru menyelimuti ruang tamu, bagaimana tidak beberapa tahun bersama tante Yola dan teman - teman Nay membuat mereka semakin dekat.
Acara perpisahan yang mengharukan yang juga disaksikan oleh Julian. Bukan menyaksikan acara perpisahan, lebih tepatnya mata Julian sedari tadi meneliti setiap gerakan yang dilakukan oleh Bella.
Acara perpisahan selesai, Nayara memutuskan kembali ke panti untuk mengemas barang - barang yang akan dibawanya ke rumah Al. Setidaknya Nay juga ingin sekedar berbincang dengan adiknya sebelum pindahan.
Setelah Nay pulang, semua kembali ke kamar masing - masing menyisakan Julian dan Bella yang masih betah berada di ruang tamu. Entah kenapa suasana menjadi canggung, bibir Bella dan Julian seperti kelu, satu katapun tak sanggup keluar dari bibir mereka.
“Bisa ikut denganku?” Bella memecah kesunyian sembari bangkit dari duduknya kemudian mengulurkan tangan kepada Julian yang disambut oleh Julian. Menuju ke kamarnya, Bella menarik tangan Julian yang berada tepat di belakangnya.
“Aku ingin bicara berdu….” Belum menyelesaikan kalimatnya, Julian sudah memagut bibir Bella. Perlahan Julian mendorong tubuh Bella hingga mencapai tepi tempat tidur kemudian merebahkannya perlahan. Julian semakin bergairah dengan sentuhan Bella, seakan sengaja memancing hasrat dalam diri Julian.
Bella melepaskan pagutannya, sebuah pertanyaan keluar dari mulut Bella membuat Julian menatap manik mata wanita itu. “Apa aku bisa berharap lebih dari ini?” Julian mengerti maksud pertanyaan dari wanita dihadapannya kemudian membelai pucuk kepala Bella sembari menatap wajah cantiknya.
“Aku tidak akan membiarkanmu hanya sekedar berharap, aku akan membuatmu untuk menjadi milikku.” Mata Bella berkaca - kaca setelah mendengar jawaban dari Julian. Sambil merengkuh tubuh Bella, Julian berbisik. “Sepertinya kamu telah berhasil menguasai hatiku, Aku mencintaimu Bella.”
Sebuah pelukan hangat dengan air mata bahagia mengalir dari pelupuk mata seorang wanita jalang yang telah menemukan cintanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔
Acak"Dipilih dan dipilah bila ingin membaca". "Karena cerita mengandung unsur dewasa". "Jika ada kata - kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan". "Yang suka ayo merapat". "Yang tidak suka silahkan mendekat...kwkwkw!!!".