PART 9

895 38 2
                                    

Nay menutup mulutnya dan menggeser posisinya. Al yang menyadarinya tetap melanjutkan rencananya. Sisi yang tidak tahu apa - apa hanya menikmati setiap sentuhan Al.

Dengan lihai Al menyentuh bagian bagian sensitif tubuh Sisi. Nay kembali melihat ke arah Al dan Sisi. Al yang sengaja berpindah posisi menjadi miring  agar Nay dapat melihat keseluruhan tubuh telanjangnya yang hanya dengan celana dalam beraksi.

Masih dalam posisi bersimpuh Al membuka celana dalamnya. Kembali Al menyentuh milik Sisi yang sangat basah. Al membalikan tubuh Sisi agar memunggunginya. Milik Al sudah mengeras. Al mengangkat sedikit pinggul Sisi dan menurunkannya tepat di atas milik Al.

“Aaaaawhh….Sssssss, sakiiit tuan!” pekik Sisi. “Tenanglah aku akan membuatmu senyaman mungkin” kata Al sedikit keras. Al mengangkat sedikit tubuh Sisi. Dan menggerakannya naik turun.

“Aaaaaaaah…..” Al mengerang nikmat. “Terus gerakan pinggulmu” perintah Al. Sisi hanya menuruti perintah. Sisi terus menggerakan pinggulnya naik turun. Sedikit sakit namun sangat nikmat.

Al mendongakkan kepalanya menahan kenikmatan. “Ssssssht...aaaaah!” Al mendorong tubuh Sisi hingga jatuh tengkurap. Dari belakang Al memasukan miliknya kedalam milik Sisi.

Sisi mencengkram seprai dan menggigit bantal di bawahnya. Rasa yang begitu memabukkan. Menyadari lawannya akan mencapai klimaks Al semakin memompa dan menyemburkan cairannya di dalam milik Sisi. Tentu saja Al sudah memakai senjatanya. Al tampak menikmati permainannya.

“Ini belum selesai sayang” seringai Al dalam hati. Al menyerahkan minuman dengan obat tidur pada Sisi. Yang langsung diteguk habis olehnya. Kegiatan percintaan yang luar biasa bagi Sisi. Namun biasa bagi Al.

“Sial sial sial, ngapain aku harus melihat ini” Nay menggerutu. Nay masih meremas payudaranya sendiri. Miliknya di bawah sana juga terasa basah dan berkedut seakan menginginkan sesuatu.

Nay segera berlari ke kamar mandi. Namun pintu kamar mandi sepertinya rusak karena tidak dapat dikunci. “Sial” maki Nay lagi. Tanpa mengunci pintu Nay langsung membasuh wajahnya. Kemudian melepas celananya untuk membasuh miliknya yang masah.

Al yang mengetahui hal tersebut langsung menggunakan kesempatan itu. Meninggalkan Sisi yang sudah terkulai tidak berdaya. Dan masuk ke kamar mandi yang di dalam ada Nayara.

“Aaaaaaaak!” Nayara memekik melihat Al masuk dengan tubuh polosnya. Dengan cekatan Nay meraih celananya dan menutupi miliknya. “Brengsek kenapa kamu kesini”. “Ini adalah kamar mandiku kenapa kamu melarang” Al beralasan.

Al menarik celana Nay, dilihatnya dalaman Nay yang masah. “Apa ini, jangan - jangan kamu melihat kami berdua tadi!” seru Al yang sebenarnya itu memang rencananya.

Nay tidak bisa menjawab. Tubuhnya yang masih bergetar seperti menginginkan sesuatu. “Gadis sepertimu harus diberikan pelajaran”. Al menarik tangan Nay keluar dari kamar mandi tanpa celananya.

“Lepaskan” Nay berteriak. Al tidak menghiraukannya. Al tetap menarik tangan Nay dan menjatuhkannya di sofa. Al melepas paksa jaket jeans yang dikenakan Nay. Nay berusaha memberontak tapi tak ada artinya. Jaket Nay terlepas hanya meninggalkan tanktop putih di tubuhnya.

“Alvaro ku mohon lepaskan aku” Nay memohon. Al tetap tidak menghiraukan Nay. Seperti kesetanan Al mengangkat tubuh Nay dan membaringkannya di sofa. Dengan menindih tubuh Nay, Nay tidak bisa berbuat apa - apa.

Sentuhan Al semakin membangkitkan gairah yang tadi telah terpancing. “Kamu sudah basah jadi aku tak perlu repot untuk merangsangmu sayang” seringai Al. Al mencium kasar bibir Nay. Awalnya Nay memberontak. Namun akhirnya Nay menikmatinya. Entah kenapa tapi sekujur tubuh Nay terasa panas dan menginginkan sentuhan.

Pikiran Nay menolak namun tubuhnya tak sejalan dengan pikirannya. Tubuh Nay semakin menginginkan sentuhan dari Al. Sampai - sampai Nay memegang milik Al yang sekali lagi sudah mengeras.

Nay membawanya ke mahkota miliknya. Al yang memandang Nay menggeliat di bawah kungkungannya merasa bersalah karena melihat wajah polos Nay. Al menyentuh tangan Nay dan melepaskan miliknya. Al bangkit dan menggendong Nay membawanya ke kamar sebelah.

Al membaringkannya dan kembali menindih tubuh Nay. “Apa kamu menginginkannya?”. Setengah sadar Nay mengangguk. Al merasakan perasaan yang aneh dalam dirinya. Belum pernah dirinya jika berhubungan bertanya keinginan dari lawannya.

Perlahan Al membuka lebar kaki Nay. Nay pasrah dengan keadaan. Al memegang miliknya dan menggesekkannya pada milik Nay. “Aahhhh”. Nay mendesah sambil mencengkram ujung bantal. Al melanjutkan dengan memasukan miliknya ke dalam milik Nayara.

“Awwwch….” Nayara memekik. Al memandang wajah Nay. Terlihat Nay menahan rasa sakit. Di sana Al sadar Nay juga masih perawan. “Bekerja dengan tante Yola tapi dia masih perawan” batin Al mulai terusik.

Tapi itu tidak membatalkan niatnya untuk merasakan Nay. Al mendiamkan miliknya di dalam Nayara. Setelah Nay terlihat tenang Al kembali memaju mundurkan pinggulnya. Rasa sakit dan Nikmat dalam waktu yang bersamaan.

Nay mengerang dan mencengkram bahu Al. Al yang merasakan sensasi yang luar biasa dari Nay turut mengerang. “Sebut namaku sayang” seru Al. “Aaaah...Al...Ssssssh..” erangan Nay semakin memicu gairah Al. “Sebut Nay” seru Al lagi.

Al mempercepat tempo gerakannya. “Ahhhh sssst Alll...vaaroo…..!”. “Nay….aaaaaggght…!” Nay menemukan pelepasan pertamanya. Dan Alvaro merasakan nikmat bercinta dengan Nay. Setelah selesai dengan aktivitasnya Al mencium lembut bibir Nay. Nay yang masih bisa merasakan sentuhan bibir Al, merespon dengan membalas ciuman Al tak kalah lembut.

Ini untuk pertama kalinya setelah bercinta Al mencium lawan mainnya. Bahkan meminta Nay menyebut namanya saat pelepasannya. Al memeluk tubuh Nay. “Sebenarnya apa yang terjadi” batin Al semakin terusik.

Hangat tubuh Nay seakan membawa ketenangan bagi Al. Al bangkit dan kembali membuka lebar kaki Nay. Al mendekatkan wajahnya pada milik Nay. Al menjilat milik Nay tanpa merasa jijik. Lidahnya membersihkan semua cairan milik Nay.

Nay yang masih bisa merasakan sesuatu tengah membelai kewanitaannya kembali melengkungkan tubuhnya dengan mata terpejam. Desahan kecil menyertai gerakan Nay. Sebuah sensasi baru yang dirinya belum pernah rasakan.

“Aaaaaah..apa yang kamu lakukan?” Nay mendorong kepala Al menjauh dari miliknya. Nay bangkit dari posisi terlentang menjadi duduk. Samar - samar Nay melihat wajah Al. Air mata nya menetes tanpa di minta.

Nay menarik nafas dalam. Dan berusaha merapatkan kakinya. Kedua tangannya menutup wajahnya menyadari hal bodoh yang telah dia lakukan. Air matanya terus mengalir tanpa suara tangis.

Al yang melihat hal itu sedikit merasa bersalah karena telah mencampur obat perangsang pada minuman yang telah diminum Nay. Perlahan Al mendekati Nay. Menyentuh tangan Nay. Al bisa melihat rasa kecewa pada wajah Nay.

Al mendekati Nay dan memberikan sebuah kecupan pada kening Nay. Al memberikan pelukan hangat dan tulus pada Nay. “Maaf Nay”. Hanya kata itu yang keluar dari mulut Alvaro.

Alvaro tidak mengerti apa yang dirinya lakukan. Kenapa dirinya memberikan perhatian lebih kepada gadis dihadapannya ini. Al masih memeluk erat tubuh Nay.

Beberapa saat Al memeluk Nay. Nay melepaskan pelukan Al. Nay turun dari ranjang hendak pergi mengambil pakaiannya. Tapi ditahan oleh Al. Al bangkit kembali memeluk Nay dari belakang.

“Jangan pergi!” tetaplah bersamaku. “Wanita hina sepertiku tidak pantas bersama siapapun”. Deg, hati Al mencelos mendengar kata itu. Al melepaskan pelukannya dan membiarkan Nay pergi. Dengan tubuh polosnya Al tetap berdiri terpaku mengingat kata - kata Nay.

Dengan wajah datar Nay mengambil pakaiannya. Nay kembali ke kamar Al melihatnya masih polos. Nay mendekat dan sedikit memalingkan wajah dari Al. “Nanti tolong antarkan Sisi ke tempat ini aku akan menunggu di sana. Sambil menyerahkan alamat kepada Al, Nay bergegas pergi tanpa menunggu jawaban dari Al.

Hai semua jangan bosan baca ceritaku ya. Boleh donk vommentnya....

SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang