“Apa kalian sibuk, bisa kita bicara sebentar?” Mrs. Jenny masuk dengan wajah Yang sedikit tegang. Pandangan Mrs. Jenny tertuju kepada Nayara, gadis malang yang dibentaknya barusan. Gadis malang, tentu tidak, gadis ini bersama Alvaro jadi dia bukan gadis yang malang.
Alvaro mendekati Mrs. Jenny dengan senyum merekah di bibirnya. "Apa anda ingin minta maaf pada gadis ini madam?” Ejek Al masih dengan senyuman di bibirnya. Bukannya menjawab pertanyaan dari Alvaro, Mrs. Jenny malah mendekati Nayara.
“Maafkan perkataanku tadi, apa kamu tersinggung Nay?” Dalam wajah terheran - heran Nay menggelengkan kepalanya. “Tidak Mrs. Jen, saya hanya sedikit kaget mendapat pengalaman pertama seperti ini. Nay jujur dengan perkataannya, memandang Mrs. Jenny lembut.
“Berapa usiamu sekarang, apa aku boleh tahu?” Semakin bingung, kenapa Mrs. Jen menanyakan usianya, tapi Nay tetap menjawab sopan. “Aku sembilan belas tahun Mrs.
Entah apa yang membuat wanita paruh baya tersebut memeluk Nay, hingga air matanya mengalir. Nayara bisa merasakan tubuh wanita paruh baya di pelukannya bergetar menahan tangis sedari tadi. Nay menarik tubuh Mrs. Jenny dan menatap mencari tahu apa yang terjadi pada wanita itu.
Nay bingung sembari bertanya apa yang membuat wanita di hadapannya menangis lirih. “Hanya itu yang ingin aku katakan, aku akan kembali ke ruanganku.” Tidak menunggu jawaban dari Nay. Mrs. Jenny berlalu meninggalkan Nay dan Alvaro tanpa bicara apapun lagi.
Al mengedikkan bahunya tak mengerti apa yang terjadi. Sambil mendekati Nay, Al berseru pada Nay. “Apa yang sudah kamu lakukan padanya?” Nay masih menatap pintu yang ditutup oleh Mrs. Jenny. “Pelukannya begitu hangat dan nyaman.” Kalimat itu terlontar dari bibir Nay.
Al menarik tangan Nay untuk duduk di kursinya dan memberikan sebuah agenda yang sudah tertuliskan apa yang harus Nay lakukan. Sedangkan Alvaro sudah menerima daftar pekerjaan yang harus dirinya siapkan sekarang.
“Kamu siapkan yang ada dalam agenda itu, jika ada yang kamu tidak mengerti, tanyakan lagi padaku.” Perintah Al pada Nay yang diangguki oleh Nayara. Pikiran Nayara masih melayang, masih tertuju pada Mrs. Jenny. Apa yang terjadi pada wanita itu membuat Nayara penasaran.
Suara tegas Alvaro yang memintanya segera bekerja menyadarkannya Nay dari lamunannya. Nayara segera membuka agenda dan melihat daftar yang harus siapkannya. Termasuk daftar yang mengharuskannya untuk mengambil data di ruangan Mrs. Jenny.
Hal pertama yang harus dilakukan oleh Nay adalah pergi ke ruangan Mrs. Jenny untuk mengambil berkas keuangan yang harus direkap oleh Alvaro. “Ini adalah hari pertamamu bekerja, kenapa kamu sudah tahu apa yang harus kamu kerjakan?” Nay menoleh Al yang sudah sibuk dengan laptopnya.
“Ini memang hari pertamaku bekerja lagi, tapi ini adalah pekerjaanku yang lama, jadi aku sudah hafal apa yang harus aku lakukan.” Nay mengangguk mendengar jawaban dari Alvaro. Tinggal sekarang dirinya yang harus menyesuaikan diri dengan pekerjaan baru yang mungkin lebih sulit dari sebelumnya.
Nay beranjak keluar dari ruangan menuju Mrs. Jenny yang kebetulan Mrs. Jenny berada di depan pintu ruangannya hendak keluar. Dengan perasaan canggung Mrs. Jenny mempersilahkan Nay masuk dan bertanya keperluan Nay. Dengan sigap Nay menunjukan daftar list yang diminta oleh Alvaro. Menunggu beberapa menit, beberapa berkas telah terkumpul dan Mrs. Jenny menyerahkannya pada Nay.
Setelah menyerahkan berkas, Mrs. Jenny permisi keluar kantor mengatakan ada urusan pribadi. Hari ini Nay berusaha menyesuaikan diri di ruangan barunya. Hingga sore menjelang waktu pulang, Al mengajak Nay untuk makan sebelum pulang ke rumah.
***
Di sebuah tempat makan yang terlihat mewah tak jauh dari kantornya, Al menyodorkan daftar menu kepada Nay. Nay membuka daftar menu, yang dilihat bukan menunya tapi harga dari setiap menu. Hanya tertera dua digit angka, perasaan Nay harga yang masih bisa dijangkau.
Tanpa ragu Nay memesan beberapa porsi makanan. Alvaro yang menyaksikan, tersenyum melihat gadis dihadapannya ternyata punya selera makan yang tinggi. “Benar kamu bisa menghabiskan semua itu?” Pertanyaan Al membuat Nay mendongak. “Hahh tentu saja, aku sangat lapar, hari pertama di kantor sangat menguras tenagaku, jadi aku harus banyak makan untuk memulihkannya!” Seru Nay yang diikuti senyuman manja merekah di bibirnya.
Pesanan pun datang, membuat air liurnya terasa ingin meleleh melihat banyak makanan terhidang di meja. “Aku makan duluan, boleh ya!” Jujur Nay merasakan perutnya yang sudah kelaparan. Al hanya menatap konyol gadis yang saat ini sedang bersamanya.
Hanya dengan melihat gadis ini makan dengan lahap dirinya sudah merasa kenyang. Melihat Al tidak menyentuh makanannya Nay mencebikkan bibir. “Kalau tidak lapar jangan pesan makanan, mubazir tahu!” Al tersenyum kemudian meraih garpunya untuk ikut menikmati makanan yang dipesannya.
Setelah menyelesaikan makannya Al pergi ke toilet sejenak, meninggalkan Nay yang sedang asyik menikmati minuman dingin dengan krim rasa mint di gelasnya. Beberapa detik Al pergi seorang pelayan datang membawakan bill dari makanan yang tadi mereka pesan.
Pelayan menyerahkan bill pada Nay, terpampang nominal seratus lima puluh tiga, dengan tanda mata uang yang tidak asing bagi Nay. “$”. Nay membelalakan mata, melihat tanda dollars dalam bill dan meminta pelayan menunggu kedatangan Alvaro. Pikiran buruk terlintas, jangan sampai pria itu pergi karena tahu harus membayar banyak untuk makanan yang Nay pesan.
Pikiran buruk tersingkir ketika Al datang dengan senyum menawannya. Pelayan kembali menyerahkan bill pada Al kemudian Alvaro mengeluarkan sebuah kartu dari dompetnya. Hanya dengan menempelkan kartu itu di atas sebuah benda berbentuk kotak, pelayan itu mengucapkan terima kasih dan berlalu pergi.
Nay hanya melongo menyaksikan apa yang baru saja dilihatnya. “Ayo.” Al menarik tangan Nay untuk mengajaknya pulang. Dalam perjalanan pulang Nay menanyakan harga dari makanan yang dia makan tadi dan menanyakan tentang Mrs. Jenny.
Untuk makanan, Al hanya menjawab itu tidak seberapa. Sedangkan untuk Mrs. Jenny Al tidak begitu tahu. Yang Al tahu hanya, Mrs. Jenny belum menikah sampai saat ini di usianya yang ke tiga puluh tujuh. Nay menjawab hanya dengan anggukan kecil pertanda paham.
Tidak ada lagi obrolan setelah membahas Mrs. Jenny, hingga mereka sampai di rumah. Berlari kecil Nay masuk ke dalam rumah, Ingin segera membersihkan diri yang sudah sedikit lengket oleh keringat. Namun ucapan Al membuat Nay berhenti dan menoleh ke arah Al yang sudah berada di ambang pintu.
“Tidakkah kamu ingin berterima kasih karena sudah ku traktir makan malam?” Nay menunjukan cengirannya ala anak kecil. “Hehe..maaf, terima kasih ya tuan Alvaro.” Balas Nay dengan candaannya.
Alvaro mendekati Nay setelah menutup pintu ruang tamu. “Aku tidak ingin terima kasih yang seperti itu.” Jawaban Al membuat Nay bingung sembari menaikan sebelah alisnya.
“Ini yang aku inginkan.” Al meraih dagu Nay dan mencium bibir Nay dengan lembut.” Bibir yang menyisakan rasa mint dari minuman yang diminum Nay di tempat makan tadi membuat Al semakin tergoda merasakan lebih dalam bibir Nayara.
Mendapat serangan mendadak Nay membelalakan matanya, namun tetap menikmati ciuman dari Al, hingga dirinya menutup mata ikut terhanyut dan terbuai dalam ciuman itu. Sesekali Nay juga membalas ciuman hangat dari Al untuk menutup harinya yang melelahkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔
De Todo"Dipilih dan dipilah bila ingin membaca". "Karena cerita mengandung unsur dewasa". "Jika ada kata - kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan". "Yang suka ayo merapat". "Yang tidak suka silahkan mendekat...kwkwkw!!!".