PART 18

1.2K 39 1
                                    

Al mengecap bibir Nay penuh dengan perasaan. Sedang Nayara semakin terbuai dengan perlakuan Alvaro. Dengan lihai lidah Al menelusuri setiap lekuk bibir Nay. "Mengapa sentuhan bibir pria ini begitu memabukkan." "Kenapa hatiku terasa ikut tersentuh." Batin Nay.

Al semakin melumat bibir Nay, memberikan gigitan kecil pada bibir bawahnya. Detak jantung Nayara semakin tidak karuan. "Owh tidak, apa yang terjadi pada jantungku." Batin Nay sembari menikmati ciuman mereka.

"Apa ini, kenapa setiap menyentuh gadis ini jantung menjadi tidak karuan seperti ini." Pikir Al. Al semakin menarik tengkuk Nayara untuk memperdalam ciuman mereka. Tanpa sadar Nayara mengalungkan tangannya di leher Al.

"Apa kamu menyukainya." Pertanyaan Al menyadarkan Nay dari kenikmatan sesaat yang dirasakannya. "Emm..." Wajah Nayara merona dan segera melepaskan tangannya dari leher Al. "Tidak perlu dijawab, aku bisa melihat dari rona di wajahmu." Tambah Al.

Al kembali mendekatkan dirinya pada Nay. Bukan untuk mencium Nay tapi membisikan beberapa kalimat yang membuat sesuatu yang aneh dalam diri Nay terasa digelitik. "Jangan melakukan ini dengan pria lain." "Berhenti bekerja dengan tante Yola." "Jangan menjauh dariku." "Kamu harus selalu ada didekatku." "Jika kamu setuju, terimalah ciumanku sekali lagi, jika tidak pergilah ke kamarmu."

Nay bergeming, entah karena menerima permintaan Alvaro atau masih merasakan lembutnya ciuman Al yang membuatnya berharap lebih. "Owh....tidak tidak pikiran apa ini." Pikir Nay. Sebelum Nay sempat berpikir normal bibir Al sudah kembali memagut bibir Nay.

Kini ciuman Al semakin bergairah tapi tetap lembut. Nayara pun semakin tergoda dengan sentuhan bibir Al. Hingga sebuah lenguhan keluar dari mulut Nay. "Tetaplah seperti ini, nikmati setiap sentuhanku Nay." Bisik Al di telinga Nay.

Al melepaskan pagutannya sembari memeluk tubuh Nay. "Apa kamu tidak kedinginan, menutup tubuhmu hanya dengan handuk?" Seketika Nay tersadar dengan kondisinya saat ini. Nay menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya.

"Sudahlah, aku sudah pernah melihat dan menyentuh bagian tubuhmu." Ucap Al enteng seraya menarik Nay untuk masuk ke kamarnya. "Tunggu sebentar." Al membuka lemarinya dan mengambil sebuah kemeja miliknya.

"Ini ambilah, aku tidak punya pakaian wanita jadi pakailah itu." Al memberikan sebuah kemeja putih kepada Nay. "Besok perjalanan pulang aku akan membelikanmu pakaian yang layak." Ujar Al. Setelah berterima kasih Nay ingin kembali ke kamarnya.

"Tunggu, tidurlah disini bersamaku, aku tidak akan memperkosamu." Ucap Al sembari tersenyum memperlihatkan lesung pipinya. "Bagaimana aku bisa percaya kamu tidak akan berbuat macam - macam sedangkan tadi belum apa - kamu sudah...!" "Cup" Ucapan Nay terhenti saat Al mengecup bibir Nay. "Selain ciuman, aku tidak akan macam - macam." "Turuti permintaanku atau aku akan melakukan yang lebih." Gertak Al.

Nay berbalik memunggungi Al, membuka handuknya dan menjatuhkannya ke lantai memperlihatkan punggung polos Nay. Al tidak menyangka Nay akan melakukannya. Handuk mandi kini telah terganti oleh kemeja putih milik Al yang membuat Nay terlihat seksi dan menggoda. Hanya kemeja putih tanpa dalaman. "Owh sial..dia benar - benar mengujiku malam ini." Batin Al.

"Astaga apa yang aku lakukan, kenapa aku bersikap seperti wanita yang tidak punya harga diri di depan pria ini." Batin Nay. Tapi pikiran dan tindakannya tidak sejalan. Nay mendekati tempat tidur. "Tolong tepati kata - katamu." Ucap Nay. Nay duduk di tempat tidur untuk melepas rasa lelahnya.

Dalam hati Alvaro benar - benar bergairah saat ini. Seperti seekor kucing diberi ikan, bagaimana bisa hanya memandangnya saja. "Boleh aku bertanya, apa kamu bekerja dengan tante Yola karena untuk mengurus anak - anak panti?" Al mencoba mengalihkan pikiran dan perasaannya saat ini.

"Mereka adik - adikku." Ucap Nay menekankan kata adik di setiap kata. "Iya aku bekerja untuk mencukupi kebutuhan kami." "Tapi untuk apa kamu bertanya hal yang tidak penting untukmu?" Nay balik bertanya. "Tidak, aku hanya ingin menawarkan kerjasama yang mungkin menguntungkan untukmu dan juga untukku." Jelas Al.

Nay menggeser posisi duduknya menghadap Al yang sedang bersandar di kepala ranjang. "Kerjasama apa yang bisa menguntungkan buatku?" "Bisakah kamu mengancingkan bajumu dengan benar atau aku akan mengingkari semua perkataanku tadi?!" Ucap Al masih menatap lekat belahan dada Nay yang tampak jelas.

"Ups...maaf." Dengan cepat Nay memutar badan untuk mengancingkan bajunya sambil tetap berbicara pada Al. "Katakan kerjasama apa yang kamu maksud?" "Kerjasama ini pasti menguntungkan buatmu tapi dengan syarat berhentilah bekerja pada tante Yola dan di RA_Intiland." "Kamu akan mendapat bayaran lebih daripada yang kamu dapat dari dua tempat itu." Ujar Al.

Nayara kembali menghadap dan memandang Al. "Darimana kamu tahu aku bekerja di RA_Intiland dan kenapa aku harus berhenti?" Selidik Nay. Al tersenyum mendengar pertanyaan Nayara. "Darimana aku tahu, jawabannya itu sesuatu yang mudah untukku cari tahu." "Kenapa harus berhenti, supaya tidak mengganggu kerjasama kita." Jelas Alvaro.

"Jadi kerjasama apa yang kamu maksud?" Nay seperti tertarik tapi tidak ditunjukannya pada Al. "Jadilah asisten pribadiku!" "Dengan begitu, kamu tidak perlu menutupi pekerjaanmu dari adik - adikmu." Yakin Al. "Darimana kamu tahu tentangku, jangan - jangan kamu memata - mataiku."

Al mendekati Nay membuat Nay memundurkan wajahnya. "Itu sesuatu yang mudah untukku." Ucap Al. "Menjauhlah, ingat kata - katamu!" Tegas Nay. Bukannya menjauh justru Alvaro semakin mendekat.

"Aku hanya bilang tidak akan memperkosamu, tapi tidak untuk merasakan bibirmu Nay." Al tersenyum menatap manik mata Nayara. "Dasar pria mesum." Al menarik tubuhnya kemudian berbaring. "Tidurlah, besok pagi kita akan pulang." Ucap Al. Nayara menyusul dan berbaring di sebelah Alvaro.

Merasakan Nay sudah berbaring, Al membalikkan badannya dan memeluk tubuh Nay. Nay mencoba menyingkirkan tangan Al tapi Al tetap memaksa memeluk tubuh Nay. Tanpa terasa Nayara mulai mengantuk. Entah kenapa ada rasa nyaman dalam hati Nayara. Mata Nay mulai terpejam kemudian terlelap dalam pelukan Al.

Alvaro yang sedari tadi berpura - pura tidur mengangkat kepala untuk menatap wajah polos Nayara. Ada apa dengan Alvaro saat ini, dirinya pun bingung. Menatap gadis ini membuat perasaan Al terasa teduh dan nyaman.

Alvaro terduduk memikirkan apakah dirinya menyukai Nayara ataukah hanya merasa lebih nyaman dengannya. Apakah Al harus belajar mencintai wanita dengan tulus lagi. Perasaan Al berkecamuk.

Kembali Al menatap wajah Nay, wajah polos dan manis yang sanggup meluluhkan hatinya. Dengan yakin Alvaro memutuskan untuk sementara menjalani apapun yang terjadi kedepan bersama Nay. Walaupun Nay tidak mengetahui ada sebuah perasaan yang tumbuh di hati Al.

Al mendekatkan wajahnya pada wajah Nay. Memberikan sebuah kecupan lembut kepada Nay. "Selamat malam Nay." Bisik Al pada Nayara. Kembali Al berbaring dan memejamkan matanya. Nayara yang sudah terlelap tidak menyadari apa yang dilakukan oleh Al pada dirinya.

SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang