Malam ini terasa sangat lama. Menatap lembut wajah seseorang yang kini berbaring di tempat tidurnya yang berukuran besar. Tubuh mungilnya bergeming dengan handuk kecil basah di kening. Alvaro menatap lekat wajah gadis remaja yang telah mengusik pikirannya.
Al terjaga malam ini, rasa kantuk juga terasa enggan untuk menghampiri. Sesekali Al membuka jendela kamarnya, merasakan hembusan angin malam disertai suara jangkrik yang berderik.
“Yah, ayah jangan pergi ayah, ayah….” gadis itu sedikit berteriak sambil mengulurkan tangannya. Karena demam yang dialaminya membuat Nayara mengigau. Dari arah jendela Alvaro berbalik dan menoleh Nayara. Segera Al menutup jendela, bergegas mendekati Nayara.
“Kamu tidak apa - apa?” Al menggenggam tangan gadis itu dengan lembut. Gadis itu kembali terlelap, tidak menyadari apa yang baru saja terjadi. Alvaro dengan setia duduk bersandar di kepala ranjang sebelah Nayara untuk mendampingi gadis itu hingga nanti terbangun.
***
“Auuhhh…..” Nayara bangun dari tidurnya dengan tangan kanan memegangi kepala yang terasa sedikit pusing. Handuk kecil terjatuh di pangkuan Nayara. Matanya melihat sekeliling ruangan, menyadari dirinya berada di tempat yang berbeda.“Dimana ini!” batin Nay. Tangan kiri Nayara terasa hangat seperti digenggam. Seketika Nayara menoleh ke samping, di sebelahnya seseorang tengah tertidur dengan lelap seperti sangat menikmati tidurnya.
“Kenapa aku bisa bersama dia, apa yang terjadi dan dimana aku?” Nayara bingung dengan dirinya. Dibukanya perlahan genggaman tangan Alvaro. Sedikitpun Alvaro tidak terusik dengan gerakan Nayara.
“Sepertinya dia sangat lelah” Dalam hati Nayara berseru sambil menatap sendu wajah Al. “Sayang, indah wajahnya tidak sesuai dengan perilakunya” sekilas pikiran itu muncul. Tapi entah mengapa tidak ada perasaan benci dalam hati Nay.
Nayara menggelengkan kepala menepis pikiran yang tiba - tiba saja muncul. Sebelah kaki Nay sudah berada di lantai, bermaksud untuk turun dari ranjang tanpa membangunkan pria di sebelahnya.
Kini kedua kaki Nay sudah menyentuh lantai. Dengan kening berkerut dan mata menyipit Nayara berusaha turun perlahan. Berhasil turun Nay kembali menoleh ke belakang, memastikan Al tidak terbangun karena ulahnya.
Perlahan dan mengendap - endap Nay melangkahkan kaki berusaha tanpa suara. “He..em..” Sebuah suara menghentikan langkah Nay yang tak berani menoleh hanya diam.
“Sepertinya kamu memang suka pergi diam - diam!” Al turun dari ranjang mendekati Nayara yang masih berdiri tak bergerak. Nayara terkesiap, punggungnya terasa hangat ditempel dada bidang milik Alvaro.
Sebuah pelukan yang tidak pernah disangka oleh Nayara. Nayara bisa merasakan sebuah kecupan lembut mendarat di pucuk kepalanya.
Alvaro memeluk erat tubuh Nayara tanpa memberi kesempatan untuk melarikan diri. Mata Nayara membelalak sempurna dengan perlakuan Alvaro. Seketika Nayara memberontak melepaskan diri dari pelukan Al.
Berhasil melepaskan diri dan sedikit menjauh Nayara membalikan badannya menghadap Alvaro. “Eng...kenapa aku disini, apa kamu menculikku dan apa yang kamu lakukan tadi itu tidak pantas.”
Ekspresi wajah Alvaro berubah tiba - tiba, mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Nayara. Alvaro mendekat meraih rahang Nay dan mendongakan nya “Tidak pantas kamu bilang, kenapa tidak pantas, semua wanita itu sama saja.” “Pura - pura menolak sentuhan dari laki - laki padahal menikmati!”
Mendengar perkataan Alvaro, Nayara menepis tangan Al yang sedari tadi mencengkram rahangnya. “Kejadian sebelumnya itu sebuah kecelakaan, bukan karena perasaan.” “Jadi berhentilah membicarakan hal yang tidak penting itu.” Nayara mundur, perlahan berbalik dan melangkah menuju pintu keluar kamar Alvaro.
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔
Diversos"Dipilih dan dipilah bila ingin membaca". "Karena cerita mengandung unsur dewasa". "Jika ada kata - kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan". "Yang suka ayo merapat". "Yang tidak suka silahkan mendekat...kwkwkw!!!".