Di pagi yang cerah dan hangat sangat cocok untuk berolahraga. Namun lain halnya di kediaman tante Yola. Bella yang baru saja tiba berteriak - teriak memanggil Nayara. “Nay...Nay…,Nayara…”. Bella ingin memastikan kenapa Nayara meninggalkan dirinya tadi malam.
Mendengar teriakan Bella, tante Yola dan anak - anak lain keluar dari kamarnya. “Ada apa kamu Bell, ini telinga seperti mau pecah tahu tidak!?” kata tante Yola. “Nayara mana tan?”. “Iiiiih ini anak ditanya bukannya menjawab malah balik bertanya, kebiasaan” tambah tante Yola.
“Sory tan, aku nyari Nayara”. “Tadi malam dia ninggalin aku tanpa pesan tan”. “Aku hubungin telponnya tidak diangkat” tambah Bella.
Tante Yola yang baru mengetahui hal tersebut mulai sedikit panik. Sebelum - sebelumnya jika Nayara tidak bisa pulang pasti selalu mengirim pesan atau semacamnya.
“Coba kamu hubungi Nayara lagi!” perintah tante Yola. “Jangan sampai Nayara tertangkap petugas” ucap tante Yola. Bella yang tadinya ingin menegur Nayara, kini berubah simpati.
Bella kembali mengingat bahwa tadi malam sama sekali tidak ada razia atau semacamnya. “Tan tadi malam aku perhatiin sama sekali tidak ada razia, jadi kemana Nay pergi!?.
Tidak berselang beberapa menit ada sebuah pesan masuk di ponsel tante Yola.
“Tan, salah satu anak tante sedang bersamaku”. “Bisakah aku menawar anak ini?”.
Tante Yola tidak percaya pelanggan paling royal mengirim pesan padanya. Yang biasanya dirinyalah yang promosi jika ada anak baru. “Tapi siapa yang dimaksud olehnya” batin tante Yola. Penasaran tante Yola segera bertanya lewat pesan singkat.
“Hai tuan muda, tumben sekali anda mengirim pesan padaku”. “Siapakah gerangan yang tuan maksudkan?”. “Semua anakku sedang di rumah sekarang, jadi siapa maksud tuan?”. “Jika maksud tuan itu Bella, dia sudah bersamaku saat ini”.
Setelah membaca balasan pesan yang dikirimnya, tante Yola seperti syok.
“Dia menyebutkan namanya Nayara”.
Segera tante Yola membalas pesan tersebut. “Maaf sebelumnya tuan, tolong jangan lakukan apapun padanya”. “Dia memang bekerja padaku, tapi dia bukan salah satu dari anakku”. “Kenapa dia ada bersama tuan?”.
“Jika ada waktu, nanti ku hubungi tante lagi”. “Tapi untuk saat ini izinkan aku bersama gadis ini!”. “Tenang saja aku tidak akan macam - macam”. “Untuk bayarannya aku akan titipkan kepada gadis ini!” Itulah balasan yang tante Yola terima.
Setelah membaca balasan pesan tersebut tante Yola masih bingung. Kenapa Nayara bisa bersama dengan tuan muda Alvaro.
“Bella kamu gak usah cari Nay, dia lagi bersama tuan muda Alvaro!” kata tante Yola. Bella melongo mendengar ucapan tante Yola. “Sudah jangan melongo, mungkin itu keberuntungan gadis itu” kata tante Yola lagi.
“Jadi tuan muda yang seharusnya bersama denganku tadi malam, malah bersama Nayara?”. “Pantas saja hanya setumpuk uang yang aku terima”. “Padahal aku sudah berharap bisa membelai wajahnya yang tampan”. “Tapi tidak masalah yang penting uangnya!” kata Bella sambil memperagakan sedang membelai wajah seseorang.
Tante Yola hanya menggeleng melihat tingkah Bella. “Tan sepertinya gadis itu memang pandai mencari mangsa!” seringai Bella sambil mengedipkan sebelah matanya.
“Sudah - sudah kamu kembali ke kamar sana!”. Tante Yola yang masih bingung kenapa Nayara bisa bersama Alvaro.
**
Pagi ini Nayara terbangun dengan perutnya yang terasa lapar. Nayara bangkit dari sofa hendak mencari sesuatu yang mungkin dapat dimakan. “Eiitss..” Nayara menepuk jidatnya. “Aw..” pekiknya lagi. Nayara menepuk jidatnya yang terluka karena insiden tadi malam. Nayara Lupa saat ini dirinya tengah berada di rumah orang asing.
Nayara melangkahkan kakinya menuju arah dinding. Diraihnya pinggiran dinding untuk membawanya sampai ke pintu keluar. Karena kondisi ruangan yang gelap Nayara melangkahkan kakinya secara perlahan. Seperti seorang maling yang hendak mencuri.
“Cklek..!”. Tiba - tiba lampu menyala. “Hhoooow…” Nayara melongo karena kaget. Dengan badan yang menempel di tembok serta bibir membentuk huruf O. “Apa yang kamu lakukan?”. Nayara menoleh ke arah suara. Segera Nayara berbalik dan tersenyum memperlihatkan giginya. “Nggg..” tidak, aku tidak melakukan apa - apa!”.
“Lalu apa yang kamu lakukan dengan berpose seperti itu di tembok?!” Alvaro mengintrogasi. Nayara menarik nafas untuk menjawab pertanyaan Alvaro. “Oke, tadinya aku mau pulang tapi ruangannya gelap”. “Jadi aku berpegangan pada tembok” jelas Nay.
“Owh….aku pikir nafsumu tidak tersalurkan makanya berbuat seperti itu!” gurau Alvaro. Nayara menganga mendengar kalimat yang diucapkan oleh Al. “Dasar tidak tahu terima kasih, sudah dibantu malah mau kabur!”.
Nayara melirik ke arah Al. “Dasar pria mesum!” gerutu Nay. “Aku masih bisa mendengar apa yang kamu bilang!” seru Al sambil mendekat ke arah Nay. “Kamu bilang aku pria mesum?!”. “Jika benar kamu tidak akan selamat keluar dari sini!” seringai Al tepat di hadapan Nayara.
“Kamu bilang kamu akan mengantarku untuk mencari ponsel dan kunci mobilku” ujar Nay sambil mendorong tubuh Al. “Keinginanku berubah setelah tadi kamu mengendap - endap dan mengatakan aku pria mesum!”. “Berarti kamu bukan gadis baik - baik!” ujar Al untuk menahan Nayara.
“Jadi apa yang harus aku lakukan agar aku bisa pulang?!” tanya Nay. Al menjentikkan jarinya. “Nah itu yang aku mau”. “Hari ini antarkan aku berkeliling kemana yang aku suka!”.
“Apa!”. “Tidak mungkin, hari ini aku harus bekerja!”. “Dan mobil bosku ada bersamaku juga ponselku kan belum ketemu” Nayara terlihat bingung. Wajahnya yang mulai gelisah memikirkan apa yang harus dirinya lakukan.
Al melenggang menuju kulkas yang berada di sebelah Nay. Mengambil sekaleng minuman. Dari kalengnya menunjukan itu minuman beralkohol. Entah karena dorongan moral atau karena Nay tidak suka melihat orang meminum minuman semacam itu. Dengan refleks Nayara segera mengambil paksa minuman yang Al pegang.
“Hei apa - apaan ini!” Al pun terkejut dengan apa yang Nayara lakukan. “Kembalikan!” seru Al. Bukannya mengembalikan minuman tersebut, Nay malah menyembunyikannya di balik punggungnya.
“Kembalikan!” perintah Al lagi. Nayara mundur perlahan. “Dasar gadis aneh, cepat kembalikan!”. Tidak mendengarkan permintaan Al, Nay Segera mencari wastafel. Buru - buru dibukanya kaleng tersebut dan membuang isinya.
Al yang melihat hal tersebut tidak percaya. “Apa yang kamu lakukan?”. “Kenapa membuangnya?!”. Dengan cepat Al berada disebelah Nay. Dipegangnya rahang Nay dan mendongakkannya ke atas membuat Nay sedikit berjinjit. “Kamu mau membuatku kesal, iya!”. Nay menggeleng sedikit merasa takut dengan perubahan raut wajah Al.
“Saat bangun tidur, kamu tidak boleh minum minuman seperti itu” jawab Nay dengan polos. Al melepaskan rahang Nay. Mendengar jawaban yang menurut Al konyol. Al tertawa sambil memegang perutnya.
“Kamu membuang minumanku hanya karena itu?!” masih dengan tawa kecilnya. “Apa itu lucu, setelah meminumnya kamu akan mabuk dan pikiranmu tidak waras”. “Dan bisa saja kamu melakukan hal yang sama seperti baj…!” Nay menghentikan kata - kata nya.
“Apa, apa…?” tanya Al. “Seperti badjingan tadi malam yang hampir melecehkanmu itu” kata Al yang berhasil membuat Nay bungkam. “Sekaleng minuman, tidak akan membuatku tidak waras” kata Al sambil mengusap - usap kepala Nay. “Dasar gadis bodoh” bisik Al.
Readers tunggu part selanjutnya ya, jangan sampai bosan... 🙏🙏🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔
Acak"Dipilih dan dipilah bila ingin membaca". "Karena cerita mengandung unsur dewasa". "Jika ada kata - kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan". "Yang suka ayo merapat". "Yang tidak suka silahkan mendekat...kwkwkw!!!".