Hidup tanpa keluarga bukanlah hal yang mudah. Tidak mengetahui asal - usul keluarga bukanlah hal yang menyenangkan. Bahkan nama belakang pun dirinya tidak punya.
Tapi itulah yang terjadi kepada Nayara. Seorang gadis tangguh berumur 19 tahun. Hidup dengan beberapa saudara senasib dengan dirinya.
Panti asuhan Pertiwi adalah rumah bagi Nayara dan anak - anak asuh lainnya. Dari tiga puluh penghuni panti sekarang yang tertinggal hanya lima orang termasuk Nayara.
Ika, Mira, Radit dan Boy adalah adik - adik Nayara di panti. Boy adalah adik pertama Nayara. Usia enam belas tahun dan baru lulus SMP setahun yang lalu. Sedangkan tiga anak yang lain masih mengenyam pendidikan SMP kelas tiga.
Ketiga adik Nayara adalah termasuk anak - anak yang berprestasi. Karena mereka mampu melanjutkan sekolah dengan uang beasiswa. Tentu saja mereka anak yang sangat sayang kepada Nayara. Begitupun sebaliknya.
Pada saat hari libur mereka akan membantu Nayara mencari pekerjaan tambahan. Seperti berjualan minuman dan snack sambil berkeliling. Walaupun Nayara sering melarang mereka untuk melakukannya. Tapi mereka tetap melakukannya.
Kak Nay hari ini kan hari Minggu, apa kami bisa ikut bekerja dengan kakak?" tanya Radit. "E.e.e.em..." Nayara mengacung telunjuk dan menggoyangkannya kiri kanan tanda tidak boleh.
"Kalian kan akan ujian minggu depan!" sahut Boy. "Betul itu, jangan sampai ujian kalian gagal lho!" tambah Nayara. Karena ujian memang sudah dekat jadi Radit, Ika dan Mira pun patuh.
"Malam ini kakak mungkin tidak pulang!" ujar Nayara. "Tapi kak, belakangan ini kakak sering pulang pagi". "Sebenarnya kakak bekerja dimana?" "Apa gaji kakak jadi office girl tidak cukup untuk kita makan kak?" tiba - tiba pertanyaan itu keluar dari mulut Ika.
Nayara tidak mampu menjawab pertanyaan Ika. Tidak mungkin dirinya jujur jika dirinya bekerja pada seorang germo.
Boy yang mengetahui pekerjaan malam Nayara segera mengalihkan topik pembicaraan mereka. Melihat ekspresi Nayara yang terkejut mendengar pertanyaan dari Ika.
"Malam ini kalian belajar sama kak Boy ya!" ujar Nayara. "Oke kak, tenang saja kak, kami akan mendapat nilai yang paling bagus" kata Radit. Nayara mengacungkan jempolnya tanda setuju.
**
"Boy , jaga adik - adik ya selama aku tidak ada" ujar Nayara. Pesan yang selalu Nay katakan sebelum berangkat bekerja malam. "Siip kak" kata Boy memperlihatkan jempolnya.Boy menarik tangan Nayara keluar dari panti. "Ada apa Boy?" Nayara penasaran. "Kak, sampai kapan kakak akan menyembunyikan pekerjaan kakak dari mereka?".
Dengan tegas Nayara menjawab "tunggu sampai mereka lulus sekolah, kamu mengertikan kan Boy". Boy yang mengerti maksud Nayara mengangguk. "Terima kasih kak Nay, kakak bukan siapa - siapa kami, tapi kakak rela berkorban demi kami" ujar Boy sambil memeluk Nayara.
"Sudahlah Boy, cepat masuk sana!". "Kakak berangkat dulu!". "Baik kak" Boy tersenyum yang kemudian masuk dan menutup pintu panti.
Author PoV
Nayara adalah seorang kakak panutan. Dia sangat cantik dan manis. Walaupun tidak ada hubungan darah tapi dia sangat menyayangi semua anak panti. Karena mengalami kebangkrutan, pemilik panti meninggalkan panti begitu saja.
Karena tidak ada lagi yang menanggung kebutuhan penghuni panti, beberapa anak telah diadopsi oleh orang - orang yang tidak memiliki keturunan. Ada juga beberapa anak yang dirawat oleh panti lain. Karena panti yang lain tidak dapat menanggung kebutuhan semua anak, maka hanya beberapa anak yang ikut ke panti tersebut.
Dari sekian banyak anak hanya Boy, Nayara, Ika, Mira dan Radit yang tidak mendapatkan tempat tinggal yang baru. Entah karena nasib mereka yang buruk atau karena hal lain, mereka juga tidak mengerti.
Karena bantuan tidak segera datang, mereka pun sempat ngemis di jalanan hanya untuk bisa makan. Waktu itu mereka tidak memikirkan biaya sekolah karena memang mereka mendapat beasiswa anak berprestasi. Tapi di luar biaya sekolah mereka juga perlu makan dan keperluan lainnya.
Mereka berlima menangis merutuki nasib. Tidak ada keluarga, saudara bahkan orang - orang kaya di dekat mereka pun tidak berniat untuk membantu.
Sampai akhirnya Nayara bertekad mencari pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan mereka. Waktu itu Nayara masih kelas tiga SMP.
Dari mereka berlima, setelah Nayara Boy lah yang tertua, jadi Nayara meminta Boy untuk menjaga Ika, Mira dan Radit.
Boy selalu patuh pada Nayara. Nayara berusaha melamar kerja ke sana kemari. Satu hari berkeliling tidak menghasilkan apa - apa. Tentu saja, siapa yang berani mempekerjakan anak kelas tiga SMP.
Karena kelelahan Nayara mengistirahatkan tubuhnya di depan sebuah kantor besar. Waktu itu pas pada saat jam pulang kerja. Beberapa orang yang keluar dari kantor tersebut, memandangi Nayara. Mungkin karena Nayara begitu manis untuk dilihat.
Sampai akhirnya ada seorang yang menegur Nayara. Orang tersebut seperti kenal dengan Nayara. Ya, orang tersebut adalah orang yang beberapa kali menyumbang ke panti.
Kemudian Nayara menceritakan apa yang terjadi dengan panti. Orang tersebut merasa kasihan dan meminta Nayara untuk datang kembali besok pagi. Orang tersebut bilang ingin membantu Nayara bicara kepada HRD kantor tersebut. Dan Nayara menurutinya.
Keesokan harinya Nayara kembali datang ke kantor tersebut. Benar saja, Nayara diminta untuk bantu - bantu di kantor tersebut.
Satu bulan bekerja di kantor itu, Nayara merasa gajinya tidak cukup untuk mereka berlima. Nayara memutuskan mencari kerja tambahan. Sampai pada Nayara bertemu dengan seorang perempuan seksi yang tidak sengaja menabrak Nayara di sebuah tempat makan.
Perempuan itu menawarkan pekerjaan untuk Nayara. Yang awalnya wanita itu menawarkan pekerjaan yang Nayara tidak begitu paham, tapi karena mendengar cerita Nayara wanita tersebut mungkin merasa kasihan dan meminta Nayara untuk menjadi tukang antar jemput anak buahnya.
Nayara yang tidak memahami betul apa pekerjaannya dengan senang hati menerimanya. Gaji yang dijanjikan juga lumayan. Beberapa bulan bekerja merangkap Nayara berhasil mengumpulkan uang untuk mengurus adik - adik pantinya.
Satu tahun bekerja Nayara baru menyadari pekerjaan yang dia lakukan. Yang sempat membuat Nayara berpikir ulang. Tapi kebutuhannya dan adik - adiknya membuatnya tetap bertahan.
Beberapa bulan setelah itu Boy pun mengetahui pekerjaan tambahan Nayara adalah membantu seorang germo. Tugas Nayara adalah mengantar wanita jalang untuk bertemu pelanggannya.
Tidak jarang Nayara mendapat perlakuan tidak sopan dari pelanggan. Tapi Nayara sudah terbiasa menghadapi hal tersebut.
Boy sempat ingin berhenti sekolah setelah tahu hal tersebut. Tapi Nayara memohon supaya Boy tidak melakukan itu. Melihat ketulusan Nayara, Boy pun mematuhi keinginan Nayara. Meskipun dengan perasaan sedih.
Boy selalu mengajarkan adik - adik panti untuk menghormati Nayara. Mungkin karena keadaan yang memaksa, mereka menjadi lebih dewasa daripada usianya.
Hingga sekarang Nayara tetap melakukan pekerjaan tersebut. Dirinya ingin menunggu sampai adik - adik pantinya lulus dari sekolahnya. Jika bisa dirinya ingin adik - adik panti tetap bersekolah paling tidak sampai SMA. Nayara tidak ingin adik - adiknya menjadi seperti dirinya yang putus sekolah.
Off
Hai semua, ikuti terus cerita ke-2 ku. Jangan lupa budayakan follow, vote n comment ya. Untuk menambah semangat author nya. Terima kasih
KAMU SEDANG MEMBACA
SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔
Diversos"Dipilih dan dipilah bila ingin membaca". "Karena cerita mengandung unsur dewasa". "Jika ada kata - kata yang tidak berkenan mohon dimaafkan". "Yang suka ayo merapat". "Yang tidak suka silahkan mendekat...kwkwkw!!!".