PART 38

726 23 6
                                    

"Maaf tuan, ini yang saya dapatkan pagi tadi dari kamar tuan muda." Seorang asisten Mr. Robert sedang menyerahkan sebuah ponsel kepada majikannya itu. "Selain ini apa yang kamu dapatkan?" "Maaf tuan, sementara hanya itu saja." "Baik, sekarang keluarlah!" "Terima kasih tuan." Asisten tersebut segera keluar dari ruang kerja Mr. Robert.

Mr. Robert menyalakan ponsel dan menggeser layar. Mencari sesuatu yang tersimpan di galeri ponsel yang saat ini ada di tangannya. Sebuah rekaman video, Mr. Robert memilih rekaman video yang akan diputar.

Sebuah video yang memperlihatkan cucunya tengah memeluk seorang asisten pribadi, yang tidak lain adalah Nayara. Apa yang dilihat Mr. Robert membuat pria tua itu geram bahkan sampai memukul meja kerjanya.

"Beraninya perempuan itu menggoda cucuku, tunggu saja, nasibmu akan sama dengan perempuan penggoda yang bernama Cia." Sebuah fakta yang Al tidak pernah ketahui. Mr. Robert memanggil kembali asistennya untuk menghadap.

"Panggil tuan muda Varo dan asistennya, minta mereka menemuiku di ruang tamu!" Perintah Mr. Robert yang segera dijalankannya. "Dasar wanita yang tidak suka bekerja keras, inginnya hasil yang banyak dengan hanya menggoda para pria kaya." Diam - diam Mr. Robert telah mengatur rencana untuk Al dan Nay.

***

"Malam nanti akan ada pertemuan di sebuah hotel dengan salah satu rekan bisnis kita. Bisakah kamu pergi bersama nona Nayara untuk menggantikanku Varo? Lagipula dia sangat ingin bertemu denganmu karena record mu yang bagus di perusahaan. Tentu saja saat sebelum kamu tinggalkan."

Nayara memandang Alvaro saat Mr. Robert menyebut Al dengan sebutan Varo. Sebenarnya seberapa dekat hubungan Al dengan pemilik perusahaan tempatnya bekerja.

Jelas saja Alvaro tidak akan menolak permintaan sang kakek yang dipikirnya adalah sebuah kesempatan untuk mengenalkan Nay kepada kakeknya. Sedangkan Nay, akan selalu mengikuti apa yang disetujui oleh Al.

"Baiklah, jika itu permintaan anda." Al tersenyum sembari menatap gadis yang saat ini duduk di sebelahnya. "Pergilah untuk bersiap, nanti acaranya jam delapan, jangan sampai terlambat karena rekan kita sangat disiplin waktu." Ujar Mr. Robert.

"Tentu saja." Al dan Nay bangkit menuju ke kamar mereka. Setelah sampai di kamar mereka masing - masing, ternyata Mr. Robert sudah menyiapkan semuanya termasuk pakaian yang harus mereka kenakan.

***

Kini waktunya untuk berangkat. Nampak Nay tengah sibuk memperhatikan gaun mewah yang melekat sangat pas di badannya. Terlihat anggun dan mempesona. Di kamar sebelah, Al tetap terlihat memukau dengan wajah tampannya.

Al keluar terlebih dahulu untuk menemui kakeknya. Dan disusul oleh Nay yang baru saja keluar dari kamar. Bermaksud menemui Al , ternyata disana juga ada Mr. Robert. Kedua mata lelaki di hadapan nya terbelalak melihat penampilan Nayara.

Gadis itu begitu cantik dan luar biasa, sampai - sampai Al tidak berkedip. Sedangkan Mr. Robert merasa wajah Nay terlihat mirip dengan seseorang. Tapi ya sudahlah, Mr. Robert tidak ingin memikirkan hal itu.

"Berangkatlah, sebelum terlambat." Mr. Robert mengingatkan. Al dan Nay berangkat diantar oleh asisten dari Mr. Robert. Setelah Al dan Nay pergi, Mr. Robert kembali berpikir. Rasanya wajah gadis itu tidak asing bagi dirinya. Ya tentu saja tidak asing, hanya saja Mr. Robert belum menyadarinya.

Tiba di sebuah hotel mewah yang lagi - lagi membuat mata Nay terpana. "Wow, apa aku boleh mengatakannya lebih lama lagi?" Al tertawa mendengar ucapan Nayara. "Jangan terlalu lama nanti orang lain menganggapmu gila." Al tersenyum oleh ucapannya sendiri.

"Tidakkah kamu melihat hotel mewah ini, di luarnya saja begitu tertata, bagaimana di dalamnya." Nay menyadari betapa dirinya bukan apa - apa. Hanya seorang gadis tak berpendidikan yang beruntung dapat bersama dengan Alvaro.

"Ayo, jangan sampai rekan kita terlambat karena kamu mengagumi hotel ini." Al meraih tangan Nay dan mengajaknya untuk masuk. Saat menuju ruangan yang telah disiapkan, Nay tak henti - henti melontarkan kekagumannya.

Tiba - tiba Al berhenti membuat Nay terkejut. Suasana yang sepi membuat Al ingin membungkam gadis yang dari tadi tidak bisa diam di sebelahnya. "Kemari." Al menarik tangan Nay dan menyandarkan Nay di dinding. "Ada apa?" Dengan polos Nay bertanya.

Tak menunggu Al langsung saja membungkam Nay dengan bibirnya. Melumat bibir gadis itu dengan lembut. Mata Nay membuka lebar, terkejut dengan apa yang Al lakukan. Ciuman Al turun ke leher Nay. Tak urung membuat gadis itu melenguh merasakan sentuhannya.

Masa bodo dengan rekan bisnis jika sudah begini. Tapi tenang saja, karena masih ada waktu tiga puluh menit lagi. "Dari tadi kamu mengagumi dan memuji gedung ini, aku setampan ini kenapa kamu tidak pernah memujiku?" mendengar itu Nay rasanya ingin tertawa. Tapi tidak tahu saja, jika tidak karena rasa gengsi, mungkin Al akan bosan dengan celotehan Nay yang memuji ketampanan Al. Apalagi jika sudah di ranjang emmm....jangan di tanya.

Gairah Nay mulai terpancing membayangkan tubuh Al dikala polos. Diam - diam Nay selalu membayangkan saat bersama Alvaro. Nay membalas ciuman dari Al hingga lelaki itu tersenyum dalam hati. Al membiarkan Nay menjelajah setiap isi dibalik bibir Al yang seksi.

Tangan nakal Al menyentuh dan menari di atas dada Nay. Mengikuti irama decapan yang ditimbulkan dari ciuman romantis mereka. "Kenapa malam ini kamu sangat seksi Nay. Andai saja ini bukan pilihan Mr. Robert, aku pasti sudah memintamu untuk menggantinya. Dan jika saat ini kita sedang ada di rumah aku tidak akan memberimu ampun." Jujur Al saat sesuatu dibawah sana mulai mengeras dan menginginkan sesuatu.

Nay mendorong tubuh Al saat tahu apa yang akan terjadi selanjutnya jika ini tidak dihentikan. "Al kita akan terlambat jika berlama - lama disini." "Baiklah, nanti kita lanjutkan di rumah saja." Bisik Al menggoda.

Mereka memutuskan untuk segera ke ruangan yang telah disiapkan Mr. Robert. Nampak di sana seorang pria muda gagah dan tampan baru saja duduk tepat di meja yang telah dipesan. Belum saja menyapa dan berkenalan, Al tampaknya sudah gerah duluan. Takut Nay terpikat mungkin.

"Sepertinya itu orang yang akan kita temui, menurutmu bagaimana Nay?" Selidik Al jika saja Nay akan memuji pria itu. " "Bagaimana apanya?" Nay bingung dengan pertanyaan Alvaro. "Penampilannya!" "Em, sepertinya rapi dan lumayan tampan." Dan pujian Nay berhasil membuat tekanan darah Al sedikit naik. Ouuh, dirinya tengah dilanda rasa cemburu.

Sudahlah, Al mendekati pria itu dan menyapanya dengan ramah. Walaupun dalam hatinya jengkel akibat pujian tampan dari Nay. "Selamat malam, benarkah anda tuan Rayen. Saya Alvaro Melviano dan ini asisten saya Nayara." Al mengulurkan tangannya. "Owh ya benar saya Rayen. Ternyata memang benar seperti yang Mr. Robert ceritakan. Anda pria muda dan tampan. Pria itu menjabat tangan Al dengan ramah. Al tersenyum palsu mendengar celoteh pria asing itu.

"Asisten anda sangat cantik dan juga sangat menarik." Rayen menjabat tangan Nay sembari tersenyum manis pada gadis itu. "Silahkan duduk." Rayen memundurkan kursi dan mempersilahkan Nay untuk duduk. Dalam hati Alvaro menggerutu. Kenapa pria sok tampan ini jadi rekan bisnis kakeknya.


______________________________________
Hai semua,
Selamat membaca.
Tapi slow update ya.
Semoga happy...
Muaaaach....
💠💠💠💠💠💠💠💠💠💠💠💠💠💠

SISI GELAP dalam kehidupanku (COMPLETED)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang