Chapter 6

613 101 10
                                    

Lelah, kesal, dan terkejut bercampur menjadi satu. Jessica tak paham mengapa Amber bisa-bisanya mengatakan kalimat semacam itu padanya. Selama perjalanan pulang Jessica membuang wajahnya, melihat ke arah jalan dengan isi kepala yang penuh akan sosok Amber. Ia bahkan tak menggubris supir taksi yang kembali bertanya untuk menanyakan tujuannya. Bukannya Jessica tak menyukai Amber, hanya saja itu terasa sangat tiba-tiba dan Jessica bingung untuk mengambil sikap.

Ditinggal Jessica membuat Amber duduk sendiri dalam kesunyian. Tak ada yang Amber lakukan, selain melihat birunya air laut dengan tatapan datarnya. Amber merasa jika apa yang baru saja ia lakukan telah melewati batas. Namun, Amber tam menyesali sudah mengungkapkan perasaannya pada Jessica.

~

Sikap Jessica terhadap Amber berubah sejak kejadian di hari itu. Setiap berpapasan dengan Amber, ia selalu menampakkan wajah tak bersahabatnya. Tak ada sapaan dan senyuman seperti biasanya. Ia bahkan berusaha sebisa mungkin agar tak bertemu dengan menghindarinya.

Ingin rasanya Amber mengajak Jessica berbicara. Namun, semua itu hanyalah keinginan belaka karena Jessica sama sekali tak memberikan waktu bagi Amber untuk menjelaskan apa yang sudah ia perbuat beberapa hari yang lalu.

Namun, malam itu keduanya akhirnya terjebak dalam satu tempat untuk beberapa waktu. Amber yang baru saja masuk lift melihat Tiffany sedikit berlari menuju ke arahnya. Melihat hal tersebut membuat tangan Amber yang sedari tadi berada disaku pun keluar untuk menahan pintu lift agar terbuka kembali.

"Terima kasih." ucap Fany tengan sedikit tersengal.

Belum sempat Amber menjawab ucapan Fany, wanita itu malah berbalik dan mengayunkan tangannya pada segerombol orang, menyuruh agar mempercepat jalan mereka jika tak ingin menunggu lift berikutnya untuk naik.

Amber melihat lima orang yang terdiri dari tiga wanita dan dua pria. Mereka berlari seperti yang dilakukan Fanny tadi. Amber tak mengira jika akan bertemu sosok wanita yang selama beberapa hari ini menghindarinya.

Amber melihat Jessica berjalan dengan lesu. Jessica nampak sibuk, mencengkram plastik besar dengan kedua tangannya sambil mengumpat Tiffany yang cerewet sejak tadi. Namun, umpatan itu terhenti ketika ia mendongak dan mendapati Amber di dalam lift yang sama dengan Tiffany dan beberapa rekan kerjanya.

Sebenarnya Jessica tak ingin masuk dan memilih menunggu lift lain. Namun, Tiffany yang sudah kelelahan dan ingin segera beristirahat di tempat Jessica segera menarik lengan sahabatnya itu.

Lama tak bertemu dengan Amber membuat Tiffany bertanya banyak hal pada pria yang berdiri disampingnya itu. Hingga akhirnya ia pun menawari Amber untuk ikut acara pesta kecil-kecilan di apartemen Jessica.

"Kami baru saja menyelesaikan kasus super duper rumit. Karena itu kami mengadakan pesta mendadak ini."

"Ahhh~ Begitu rupanya." Amber menjawab dan mengangguk dengan malas.

"Kau mau ikut?" ajak Fani.

Namun, ajakan Tiffany itu seger di sela Jessica dengan sikutannya. Saat Tiffany mengeryit binging dengan sikap temannya Amber pun angkat suara.

"Nikmati saja acara kalian."

"Kenapa? Sudahlah. Ikut saja, kami punya banyak makanan."  timpal Tiffany.

"Aku tidak ingin membuat siapapun merasa tidak nyaman."

Jawaban Amber membuat Tiffany memutar kepalanya, menatap Jessica yang sedari tadi membuang muka dalam diamnya.

"Apa kalian bertengkar?" tebak Tiffany membuat Amber tersenyum tipis.

"Eih, kami bukan anak kecil lagi. Kenapa harus bertengkar." santai Amber melirik Jessica yang masih saja enggan menatap dirinya.

All Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang