Chapter 18

388 57 25
                                    

Pria tua yang sedang bersantai di taman rumahnya terlihat cukup kacau. Pria itu memarahi beberapa bawahannya karena perusahaan dan kedudukan yang sangat ia banggakan kini diambang kehancuran, dan semua itu adalah akibat dari seorang pemuda dan orang kepercayaannya yang tak pernah ia sangka mampu melakukan semua itu.

Taeyeon tak bisa berbuat banyak dengan keinginan Amber. Yang bisa ia lakukan hanyalah mendukung Amber.

"Kau tahu apa yang akan terjadi setelah ini kan?"

"Hidup Ayah Jessica juga akan hancur, ia akan ikut diadili sebagai kaki tangannya. Tentu saja aku tahu."

"Aku pikir kau akan menikah dengannya. Apa aku salah?"

"Hem~ Hyung salah. Tujuanku bukanlah untuk menikah dan hidup bahagia. Tapi untuk merobohkan kesomban mereka."

Pertemuan Amber dengan pria tua yang menjadi dalang kematian ayahnya kemarin membuat Amber semakin membabi buta. Pria tua itu tak berniat meminta maaf dan terus menyombongkan diri, dia tak merasa bersalah atas apa yang telah dilakukan dan sialnya Amber termakan provokasi pria tua itu. Ia bahkan tak ingin menunggu ayah Jessica yang berniat untuk mengungkap semua dan menyerahkan dirinya pada polisi.

"Cepat atau lambat semua akan terjadi. Entah itu dari paman Jung atau aku, semua sama saja."

Taeyeon menghela nafas. Ia mengambil semua berkas yang Amber berikan dan keluar dari mobil pria itu. Kekhawatiran Taeyeon semakin menjadi melihat mobil Amber menghilang di tengah jalanan. Ia takut apa yang akan terjadi pada Amber dan paman Jung. Bagaimana jika Jessica meninggalkannya jika tahu Amber lah yang melakukan semua. Anak itu sudah melalui hal berat sepanjang hidupnya, dan dia menyerah pada Jessica yang menjadi satu-satunya alasan baginya untuk dapat hidup layaknya orang normal pada umumunya.

~

Jessica mengemas bekal yang sudah sedari tadi ia buat. Ia ingin membanggakan keterampilan memasaknya yang jauh lebih baik pada janji kencannya dengan Amber hari ini. Jessica merasa puas dengan masakannya. Ia bahkan tersipu malu pada ibu dan sang nenek yang terus menggodanya sedari tadi. Wanita yang dulu hanya suka bermalas malasan diri di kamar kini sudah hilang, dia berubah untuk membuat pria yang ia sukai dan hal itu membuat ibu dan nenek Jessica sadar bahwa Amber memiliki pengaruh besar terhadap Jessica.

Sebelum pergi Jessica menyempatkan diri membawa beberapa makan untuk ayahnya yang setia di dalam ruang kerjanya. Dia juga ingin mendapa pujian dari pria yang sangat ia hormati dan banggakan. Anak gadisnya sudah dewasa, jadi Jessica berharap bahwa ayahnya tak perlu khawatir bahwa Amber adalah pria yang ia pilih sebagai orang yang akan menemaninya sampai tua nanti.

Paman Jung tersenyum melihat bagaimana Jessica membanggakan dirinya. Pria paruh baya itu hanya diam selama Jessica menceritakan mengenai hubungannya dengan Amber.

"Ayah tidak perlu khawatir dengan kami."

"Apa kau sangat menyukainya?"

"Ne~ Setelah ayah, dia adalah pria yang paling aku sukai."

Paman Jung mengangguk dengan senyuman tipis. Pria itu berdiri dari duduknya, memeluk sang putri yang sudah tumbuh dewasa sambil menghela nafas panjang.

"Arassoo~ Ayah tidak akan khawatir pada kalian lagi. Tapi berjanjilah kalau kalian akan hidup bahagia." ucap paman Jung sambil membelai lembut kepala Jessica.

"Jessica janji." lirih Jessica dengan mata yang mulai memerah. Anak gadis yang sudah dewasa itu menangis tersedu di pelukan ayahnya.

Musim semi yang indah menjadi teman piknik Jessica dan Amber pada hari itu bunga mulai bermekaran, hawa dingin yang di bawa musim dingin berganti dengan hangatnya musim semi. Jessica tak kunjung berhenti mengagumi indahnya pemandangan selama perjalanan menuju taman yang ada di kota sebelah.

All Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang