Semua hal terasa begitu menyenangkan dan baik-naik saja. Jessica sama sekali tidak pernah menyangka jika hubungan yang selama ini ia sembunyikan akan terbongkar secepat itu. Sejak awal Jessica memiliki niat untuk menceritakan semuanya pada ibu dan neneknya, hanya saja ia merasa jika waktu yang ada belumlah tepat dan ia terus-terusan menundanya.
Marah dan kecewa, hal itulah yang dirasakan oleh ibu Jessica saat mendapati anaknya pulang diantar oleh Amber kemarin malam. Wanita paruh baya itu tak henti-hentinya mendesak Jessica agar mau memberikan penjelasan. Namun, sejak kemarin hingga malam kembali menjelang Jesica masih saja setia membisu.
Jessica yang baru saja pulang kerja seketika itu kembali dihujami dengan beragam pertanyaan. Ibu Jessica seakan tak lelah berucap dengan wajahnya yang dingin.
"Apa kau sudah tidak waras?! Kau tidak ingat apa yang telah dia lakukan pada keluarga ini??" pekik ibu Jessica yang mulai kehilangan kesabaran.
"Itu semua salah paham." balas Jessica merasa putus asa dan bingung harus memulainya darimana. Ia takut sang ibu akan semakin marah karena ia mungkin akan terlihat sedang membela Amber.
"Kau tidak ingat pada surat kaleng yang kita terima? Bagaimana dia telah melakukan semua itu pada ayahmu dan semua orang. Dia penipu."
"Itu tidak benar. Isi surat itu palsu, semua fakta sudah diputar balikkan."
Jessica yang sudah tersudutkan itupun mulai menjelaskan semua hal yang terjadi, tentang semua kejadian yang dialami dan hubungan yang dimiliki oleh Amber dan ayahnya.
"Berhenti membantah. Ibu tidak menyukai dia. Entah isi surat itu palsu atau tidak, salah paham atau apapun itu pada kenyataannya dia sudah berbohong. Jangan menemuinya lagi jika kau masih menganggap ibu sebagai orang tuamu."
Kepala Jessica terasa semakin sakit melihat bagaimana sikap ibunya. Ia merasa jika semua pembelaan dan penjelasan darinya tidak akan bisa mampu merubah pandangan sang ibu terhadap Amber.
Wanita tua yang sedari tadi berdiri tidak jauh dari Jessica dan ibunya yang sedang adu mulut hanya bisa mematung di tempatnya. Sama halnya dengan ibu Jessica nenek pun merasa kecewa dengan Amber, hanya saja mendengar paparan Jessica tentang sejarah yang dimiliki Amber entah mengapa membuat wanita tua itu merasa iba.
"Nenek akan memaafkannya kan? Dia orang baik." lirih Jessica putus asa.
Wanita tua itu enggan membalas pertanyaan cucunya. Dia lebih memilih diam dan meninggalkan kekacauan di ruang tamu pada hari itu.
~
Amber merasa cemas setelah seharian tak mendapat balasan pesan dari Jessica. Nomor ponsel wanita itu mati sejak semalam. Ingin rasanya ia pergi ke rumahnya, tapi Amber sadar ia tidak bisa melakukannya.
Amber kembali membca pesan dari ayah Taeyeon. Pria pemilik firma hukum itu menawarinya sebuah posisi di tempatnya, tapi Amber masih belum bisa memberikan jawaban pada pria itu. Amber yang sedang sibuk dengan pikirannya sendiri dan alat penyedot debu di tangan tidak sadar jika ada seseorang yang masuk ke dalam rumah dan memeluknya dari belakang.
Amber bingung menyadari Jessica berada di tempat yang tidak seharusnya. Amber kembali memeriksa jam yang tergantung di atas televisi sebelum bertanya alasan Jessica yang datang di saat ia seharusnya berada di kantor kejaksaan untuk melaksanakan tanggung jawabnya.
"Jangan banyak tanya dan diamlah. Aku hanya ingin menghangatkan tubuhku yang dingin."
Amber segera mematikan alat penyedot debu dan menyenderkannya didinding. Amber berbalik dan membalas pelukan Jessica. Seperti perintah Jessica, Amber hanya diam dan membiarkan waktu berlalu begitu saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Life
FanfictionJessica Jung, seorang jaksa yang sangat teliti, penurut dan berpegang teguh pada pendiriannya. Wanita cerdas dan keras kepala adalah hal yang terlintas di benak setiap orang yang mengenal namanya. Amber Lee, pria biasa yang akan melakukan berbagai h...