Chapter 13

497 74 10
                                    

Toko berukuran sedang di pojokan perempatan itu nampak sangat bersih dan rapi. Aroma wangi dan menggugah selera selalu keluar dari toko itu. Dari luar nampak deretan roti dan cake yang dipasang para karyawan. Siapapun yang melewatinya pasti ingin masuk dan mencicipi rasanya. Sore itu Amber mampir ke toko roti yang tak jauh dari tempatnya tinggal. Amber melihat beberapa roti yang dipajang dengan cukup teliti, ia tak ingin hadiah yang akan diberikan pada seseorang itu nantinya tidak bagus karena ia hanya asal memilih.

"Aku ingin yang seperti ini, dan bisakah kau sedikit merubah desainnya untukku?" tunjuk Amber pada salah satu cake yang terlihat sangat enak namun sayang jika harus dimakan.

"Ne, kami bisa melakukannya. Anda ingin seperti apa?" tanya seorang karyawan wanita pada Amber.

Keduanya pun mengobrol cukup singkat sampai akhirnya sang pelayan menyepakati apa yang Amber inginkan. Setelah memastikan tanggal kapan Amber akan mengambil pesanannya kedua orang itupun beranjak menuju kasir untuk menyelesaikan uang muka yang harus dibayar Amber.

Mata Amber tak kunjung beralih ketika ia melihat dua bocah lelaki tengah berbisik satu sama lain, sementara seorang karyawan pria yang melayani kedua bocah itu mulai nampak sedikit kesal karena urusannya dengan kedua pelanggan kecilnya itu tak kunjung usai.

"Hyung, tidak bisakah kami mendapat diskon?" ucap salah satu bocah dengan badan cukup tinggi.

Namun penawaran itu berujung sama, yaitu penolakan dari sang karyawan.

"Kalau begitu tidak bisakah Hyung memberi kami kue seharga uang yang kami miliki?" timpal bocah paling pendek yang sedari tadi diam.

"Uang kalian tidak cukup untuk membeli kue ulang tahun manapun yang ada di toko ini. Jika kalian mau maka kalian hanya bisa membeli roti ini." timpal sang karyawan mencoba sabar saat menyodorkan sebungkus roti berukuran sedang yang sejak tadi ia tawarkan pada kedua bocah itu.

Tak kunjung mendapatkan keinginan mereka, kedua bocah itu pun berjalan keluar toko dengan langkah kaki lesu dan kepala tertunduk.

Melihat kekecawaan para bocah itu membuat Amber angkat suara, ia bertanya pada karyawan pria yang nampaknya sudah mulai emosi karena negosiasi alot yang baru saja terjadi.

Selesai dengan urusannya Amber pun berjalan keluar toko dengan sekotak kue di tangannya. Amber mengedarkan pandangannya. Mencari kedua bocah yang juga baru saja dari toko kue.

Tak mendapati keberadaan buruannya Amber pun memutuskan untuk pulang. Namun, ia mengurungkan niatnya ketika melihat kedua bocah yang ia cari tengah duduk di depan sebuah mini market. Tanpa pikir panjang Amber menghampiri meja kedua bocah itu.

Kedua bocah yang nampak kecewa itu terkejut dengan kehadiran Amber.

"Tidak apa kan aku duduk disini?" ucap Amber memecah keheningan.

"Ne~" jawab kedua bocah itu dengan lesu.

"Apa ini, kenapa anak muda seperti kalian lesu seperti ini? Kalian harusnya bersemangat."

"Bagaimana kami bisa bersemangat saat kami sedih."

"Kenapa kalian sedih? Ceritakan pada Hyung, hem~"

Bocah paling pendek yang duduk disebelah kanan Amber pun mulai bercerita jika mereka mempunyai seorang teman yang hari ini sedang berulang tahun. Mereka berdua ingin sekali mewujudkan keinginan temannya itu untuk merayakan pesta ulang tahun dengan cake beserta lilinnya. Namun karena uang mereka tak cukup mereka pun terpaksa memberikan hadiah es krim sebagai gantinya.

"Uang kami hanya cukup untuk membeli ini." ucap sang bocah menunjukkan isi plastik yang hanya ada sebatang es krim saja.

"Kenapa kalian ingin sekali memberinya kue ulang tahun?"

All Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang