Pening, kepala Jessica terasa kosong dan sakit. Jessica mencoba mengemudikan mobilnya dengan sebaik mungkin agar ia tak menyebabkan hal yang tak diinginkan. Sesampainya di rumah sakit Jessica berlari menuju ruang UGD. Air mata yang Jessica tahan sejak tadi tumpah ketika ia melihat ibu dan neneknya duduk menunggu ayahnya yang sedang di rawat.
"Apa yang terjadi bu? Ayah mana?" rancau Jessica di pelukan ibunya.
Tangis dan kesedihan ketiga wanita itu semakin menjadi ketika seorang dokter pria paruh baya keluar dari ruang UGD untuk memberitahukan keadaan Tuan Jung yang baru saja mengalami kecelakaan.
"Kami sudah berusaha sebaik mungkin. Tapi kami tidak biisa berbuat banyak. Maafkan kami."
Dokter itu membungkuk sangat dalam sebagai rasa bela sungkawanya terhada anggota keluarga pasien yang ditinggalkan.
Tubuh Jessica lemas mendengar bahwa sang ayah yang pagi tadi masih sehat dan sempat sarapan bersama dengannya itu tutup usia. Jessica terus-terusan menggumamkan kata tidak. Dia tidak ingin ayahnya pergi, dia tidak mempercayai semua kenyataan yang sangat mengerikan itu.
~
Sebuah bingkai foto berisi gambar ayah Jessica terpasang di tengah-tengah karangan bunga. Orang-orang lalu lalang memberikan penghormatan terakhir untuk pria tersebut. Sementara Jessica hanya duduk di tempat yang sama selama berjam-jam sambil memandang foto sang ayah yang sedang tersenyum. Jessica tak mampu menggambarkan bagaimana perasaannya saat itu. Namun yang pasti saat itu adalah fase kehidupan paling yang pernah Jessica alami hingga sekarang ini. Kehilangan seorang ayah, panutan, dan guru adalah hal yang bahkan tak ingin Jessica bayangkan.
"Berdirilah dari sini dan makan. Sudah sejak kemarin kau tidak makan. Mukamu sudah pucat, ibu tidak ingin kau jatuh sakit."
"Bu, aku tidak butuh makan." balas Jessica dengan tenaga yang tersisa.
Ibu Jessica mengendus kesal. Bagaimana bisa anaknya itu berkata tak butuh makan ketika tubuhnya terlihat sangat lemas tanpa tenaga. Mata yang selama ini terlihat penuh semangat kini tampak layu dan bengkak karena tangis.
"Ibu akan mengambilkanmu sup. Kau harus makan meskipun hanya sesuap. Kalau tidak ibu akan menyuruh seseorang untuk membawamu ulang dan kau dilarang kemari." tegas ibu Jessica kemudian meninggalkan sang anak.
"Aku tidak butuh semua, yang aku butuhkan hanya Amber." lirih Jessica setelah sang ibu pergi.
Saat ini Jessica berada dalam posisi yang sangat tak di bayangkan. Semua terjadi begitu saja dan buruknya saat ia butuh seseorang yang bisa ia jadikan sandaran dan tempat bercerita, orang itu menghilang entah ada di mana. Malam itu adalah terakhir kalinya Jessica melihat Amber. Telfon demi telfon Jessica lakukan, tapi nomor itu mati pada malam itu juga. Jessica merasa hidup tanpa arah. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan.
~
Hari demi hari berlalu dan kesedihan Jessica seakan masih belum bersedia untuk pergi. Semua hal menjadi semakin memburuk, kematian ayah Jessica diperburuk dengan sebuah rumor yang mengatakan bahwa ayah Jessica telah melakukan berbagai macam tindakan kriminal. Firma hukum milik ayah Jessica ditutup dan semua pekerja di periksa. Seorang politisi dan pemilik pperusahaan ternama yang awalnya menjadi sorotan tiba-tiba dinyatakan tak bersalah dan sebagai gantinya Tuan Jung lah yang di nyatakan sebagai terdakwa atas segala tindakan yang sudah melanggar tatanan hukum.
"Sampai kapan kau akan melihat berita bohong itu?" ucap ibu Jessica yang sudah lelah karena semua berita di media. Ibu Jessica segera mematikan televisi dan menyuruh agar anaknya segera duduk di meja makan karena sang nenek sudah menunggu.
Meja makan yang selalu penuh dengan hidangan nikmat kini terasa hambar bagi Jessica. Wanita itu makan dengan teratur agar ibunya tak lagi memarahinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Life
FanfictionJessica Jung, seorang jaksa yang sangat teliti, penurut dan berpegang teguh pada pendiriannya. Wanita cerdas dan keras kepala adalah hal yang terlintas di benak setiap orang yang mengenal namanya. Amber Lee, pria biasa yang akan melakukan berbagai h...