Gaduh, Jessica marah. Malu dengan apa yang baru saja diperbuat ayahnya. Amber hanya berdiam diri ketika Jessica mulai mencerca dan beradu mulut dengan ayahnya. Termasuk Tiffany dan Taeyeon yang sebelumnya ada di dalam pun ikut keluar karena kegaduhan yang dibuat Jessica.
Mata Jessica memerah selepas ayahnya pergi. Sebenarnya ia tak ingin bersikap kasar. Namun, Jessica menganggap jika kelakuan ayahnya sudah melampaui batas, ditambah dengan semua kecurigaannya selama ini pada sang ayah. Ia takut jika ayah yang ia kenal selama ini bukanlah sosok yang sebenarnya. Bukan ayah sempurna yang baik dan mempunyai nilai lebih di hati anaknya.
Jessica menghela nafas, berbalik dan mulai bertanya mengenai keadaan Amber.
"Aku tidak apa-apa." tegas Amber.
"Syukurlah." lirih Jessica sambil menunduk.
Hari yang sangat berat membuat Jessica meintikan air mata sesaat setelah duduk di sofa ruang tengah.
Amber ikut duduk disampingnya, mencoba menenangkan Jessica yang tengah terisak dengan pundak yang lunglai.
"Maaf, berhentilah menangis."
"Sebenarnya apa yang terjadi? Kenapa ayah bisa seperti itu padamu?" timpal Jessica seraya melepaskan pelukan Amber.
"Mungkin ayahmu terkejut melihat ada seorang pria keluar dari tempat tinggal putrinya."
"Memangnya apa yang kau lakukan di rumahku?"
"Menyiapkan pesta untukmu."
Jessica segera mengedarkan pandangannya. Ia baru sadar jika meja makannya sudah penuh dengan makanan. Dengan emosi yang tersisa Jessica mengumpat Amber karena sudah menghilang tanpa kabar.
Amber pun berdalih jika ia sengaja melakukannya untuk memberikan kejutan di hari itu.
"Selamat ulang tahun. Maaf karena mungkin aku bukan orang pertama yang mengucapkannya. Aku memang brengsek." ucap Amber kemudian mencium kening Jessica dengan lembut.
"Bodoh." umpat Jessica meskipun sebenarnya ia senang.
~
Media online dan berita di televisi gempar dengan sebuah topik berita yang sama. Seorang pemuda yang dianggap sempurna, pemuda dari anak konglomerat sekaligus pejabat itu dituduh telah melakukan sebuah tindakan kriminal dengan membunuh seorang wanita.
Ketika semua orang gempar, Jessica nampak tenang di mejanya. Membaca tumpukan berkas kasus yang akan disidangkan minggu depan.
Tekad Jessica sangat bulat untuk membuktikan jika Suho bersalah, meskipun ia sangat tahu jika mungkin itu akan sangat susah. Mengingat banyaknya orang yang akan dikerahkan Suho untuk menghindari hukum.
Demi mengumpulkan bukti Jessica sampai mengulik data Suho beberapa tahun kebelakang. Tanpa sepengetahuan publik ternyata Suho pernah terlibat beberapa kasus. Dan sayangnya ia lolos dari tindak pidana karena kurangnya bukti. Namun, itu bukanlah hal yang menjadi poin utama bagi Jessica. Melihat nama sang ayah terpampang sebagai kuasa hukum Suho membuat darah Jessica mendidih. Ia takut ayah yang selama ini ia banggakan ternyata hanyalah antek-antek yang akan menutupi segala kasus yang melibatkan Suho beserta keluarganya.
Ekspresi datar Jessica berubah ketika melihat Amber berdiri di lobi kantornya. Pria itu ternyata sudah menunggunya sejak tadi.
"Kenapa tidak bilang jika datang?"
"Lapar, ayo makan." ajak Amber tanpa menjawab pertanyaan Jessica.
Jessica makan dengan lahap layaknya orang yang sudah lama tak bertemu makanan. Ia bahkan seakan tak mendengar berita mengenai Suho yang sedang disiarkan pada tv yang ada di tempat makan.
Melihat nafsu makan Jessica yang tinggi membuat Amber tersenyum senang.
"Kau sudah bekerja keras."
Jessica berhenti mengunyah ketika mendengar gumaman Amber.
"Aku akan membantumu, hubungi aku kapanpun kau perlu."
Jessica sangat paham dengan maksud Amber. Namun, ia memilih untuk menanggapinya dengan lelucon.
"Kau akan memiliki banyak musuh. Aku akan melindungimu." timpal Amber.
"Tentu saja kau harus melakukannya." timpal Jessica santai.
"Tadi nenek datang ke tempatmu. Dia bilang kau tak mau menerima telfonnya. Nenek khawatir padamu."
"Arasso~ nanti aku akan menelfon nenek."
Jessica terdiam, ia seketika mengingat ayahnya yang selama ini juga mencoba menghubunginya. Namun tak pernah ia gubris.
"Amber"
"Hem?"
"Pernahkah kau dikhianati oleh orang yang kau percaya?"
"Pernah." jawab Amber seketika itu juga.
"Saat itu, apa yang kau rasakan?" tanya Jessica dengat hati-hati.
Amber terdiam seakan memikirkan sesuatu. Jessica pun demikian, ia menatap mata Amber lamat-lamat menunggu jawaban.
"Sakit."
Jessica mengangkat alisnya, mencoba memahami satu kata yang Amber keluarkan.
"Dunia seakan hancur, tanah yang kupijak menjadi lunak, langit jatuh dan aku tak punya kekuatan untuk memikulnya. Aku tidak tahu arah dan tujuan." gumam Amber tanpa menatap Jessica balik.
Seketika itu juga Jessica merasa takut, ia takut apa yang dirasakan oleh Amber juga akan dialaminya, karena kelakuan sang ayah yang semakin hari membuatnya ragu.
Disaat yang sama Amber merasa takut. Ia kembali merasakan penyesalan karena telah membuat Jessica masuk pada kemelut ini. Ia tak ingin Jessica merasakan apa yang dulu pernah ia alami. Terlebih, mungkin Jessica akan sangat membencinya dan sakit hati, ketika wanita itu tahu jika sebenarnya ialah orang yang mencoba mengorek, mengungkap borok sang ayah melalui dirinya.
~
Hidup Jessica berada diambang kebahagiaan dan kesedihan setelah bertemu dengan Amber. Masalah dihidupnya semakin kompleks dan banyak. Terlebih konflik antara dirinya dengan sang ayah yang semakin menjadi.
Setelah sidang Jessica membersihkan berkas-berkasnya yang ada diatas meja. Melihat Suho yang datang sebagai terdakwa membuat amarah Jessica meninggi.
"Sampai kapan kau akan bermain denganku? Sudah kubilang aku tidak mengenal gadis yang bunuh diri itu." ucap Suho dingin.
"Jadi, kau tidak mengenal gadis yang kau kencani selama dua bulan? Apa kau gila?!" timpal Jessica nada yang tak kalah dingin.
Suho menyeringai, kesal akan jawaban Jessica. Suho mengedarkan pandangannya hingga bertatapan mata dengan Amber yang duduk di kursi paling pojok belakang.
"Semua hal terjadi karena sebuah alasan. Bukankah tidak adil jika kau hanya mencurigai dan fokus pada ayahmu?"
"Apa maksudmu?!" timpal Jessica penasaran sekaligus kesal.
"Tolong perhatiakan juga pacarmu, jangan hanya mengurusi kasus tak penting yang membuatku muak ini. Dasar bodoh."
Alis Jessica menyatu, keningnya mengkerut mendengar ucapan Suho yang sangat ambigu. Jantungnya berderu karena emosi yang memuncak.

KAMU SEDANG MEMBACA
All Of My Life
FanfictionJessica Jung, seorang jaksa yang sangat teliti, penurut dan berpegang teguh pada pendiriannya. Wanita cerdas dan keras kepala adalah hal yang terlintas di benak setiap orang yang mengenal namanya. Amber Lee, pria biasa yang akan melakukan berbagai h...