Chapter 33

307 47 8
                                    

Malam terasa semakin dingin tapi Jessica merasakan yang sebaliknya. Dinginnya udara dan hatinya yang membeku selama ini luluh hanya karena Amber. Pria itu bagai badai yang bisa meluluh lantahkan dan membuat gelap perasaannya, ia juga seperti sinar matahari yang datang di musim semi yang mampu membawa kehangatan bagi setiap orang. Jessica tak beranjak dari tempatnya sampai Amber punggung benar-benar menghilang dari pandangannya.

"Kenapa baru pulang?"

Jessica yang baru saja masuk rumah seketika itu juga diinterogasi oleh ibunya. Jessica beralasan jika Tiffany mengajaknya makan malam bersama, dia pun harus menyewa supir pengganti karena dirinya minum beberapa gelas soju.

"Pria tadi benar-benar supir pengganti?" Ibu Jessica merasa aneh ketika melihat anaknya berinteraksi dengan seorang pria dari lantai dua rumah mereka.

"Ibu, aku lelah. Aku ingin tidur."

Jessica segera meninggalkan ibunya sebelum ia bertanya lebih jauh lagi. Jessica merasa belum saatnya orang rumah tahu jika ia kembali bertemu dengan Amber karena hal itu bisa membuat seiri rumah geger. Jessica bermaksud untuk menceritakan semuanya ketika ia merasa sudah waktunya. Meskipun ia berpikir mungkin orang rumah akan sedikit ulit untuk menerima kenyataan yang ada, Amber tidak sepenuhnya salah. Ayahnya melibatkan diri dalam urusan Amber dan melawan salah satu elit kuat di Korea adalah sepenuhnya keputusan pria itu sendiri, meskipun dengan terlibatnya ia berujung pada sebuah tragedi yang harus merenggut nyawanya.

Malam itu Amber kembali tidak bisa tidur. Banyaknya kekhawatiran dan isi kepalanya yang semakin semrawut membuat pria itu mengalami insomnia. Amber kembali membuka ponselnya dan membaca pesan terakhir dari Jessica yang belum ia balas.

"Ingat kau tidak sendirian. Ada aku, datanglah padaku kapanpun kau merasa gundah, lelah, atau apapun itu. Aku akan selalu berada di pihakmu. Mengerti?!"

Amber kembali tersenyum membaca pesan Jessica. Selama ini Amber menjalani hidup yang berat dan menjalani hidup tanpa keluarga yang bisa ia jadikan sandaran. Meskipun ia mendapat orang tua angkat yang baik hal tersebut tentu saja tidak bisa sepenuhnya menggantikan posisi orang tua kandungnya. Amber percaya bahwa dia bukanlah siapa-siapa, tidak memiliki tujuan bahkan harapan untuk bahagia. Saat semua orang memiliki harapan untuk menjadi yang terbaik, yang mana hal itu jugalah yang membuat cinta menjadi ada. Amber sama sekali tidak memiliki tujuan karena ia merasa tidak ada orang yang harus ia lindungi, dia sendirian dan tidak ada orang lain. Namun semua itu berubah ketika dia kembali bertemu dengan Jessica. Wanita itu berhasil merubah semua hal dalam dirinya. Wanita itu membuatnya memiliki mimpi dan tujuan hidup. Baginya Jessica adalah hidupnya. Sepanjang hidupnya ia ingin bersama dengan Jessica, mewujudkan semua mimpi, melindungi dan membuatnya bahagia adalah tujuan hidup hidup Amber, karena bagi Amber dia adalah segalanya.

~

Pagi Jessica terasa lebih bersemangat dari hari-hari sebelumnya. Jessica tersenyum senang mendapat pesan yang dikirim Amber pukul empat pagi. Meskipun pesan itu mungkin terlihat biasa bagi orang lain, tapi bagi Jessica hal itu sangatlah berarti.

"Aku lebih berisik dari yang kau kira. Arasso, aku akan membuat hari-harimu menjadi lebih bising dari sebelumnya."

Jessica segera menelfon Amber pada saat itu juga. Namun, telfon itu tak kunjung diangkat. Berpikir mungkin Amber masih tidur membuat Jessica memilih untuk membalas pesan singkat Amber. Jessica menyetujui tantangan Amber, ia akan sangat senang jika Amber melakukan semua itu padanya. Tapi tak berselang lama sebuah panggilan dari Amber masuk ke dalam ponsel Jessica.

"Wae?" ucap Amber datar.

"Bogoshipda."

"Aku akan menemuimu saat makan siang."

All Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang