Chapter 10

656 84 8
                                    

Wajah Jessica merah padam. Mata bengkak akibat menangis selama beberapa saat tadi masih terlihat dengan jelas. Jessica kesal pada Amber karena pria itu ternyata telah berbohong akan kepergiannya siang itu. Amber ternyata datang ke bandara hanya untuk mengantar temannya.

Amber tersenyum tipis melihat ekspresi kekesalan Jessica. Ia hanya diam tanpa adanya niatan untuk menjelaskan semuanya.

"Kau cari mati ya?!" umpat Jessica.

"Kenapa aku harus mati saat ada banyak hal yang harus kulakukan?" balas Amber dengan senyum tipisnya.

"Brengsek!" gumam Jessica.

"Aku tahu. Mian." balas Amber masih dengan senyumannya.

Amber mengangkat tangannya, menghapus air mata yang masih tersisa di wajah Jessica.

"Ayo pergi. Aku lapar."

Jessica berdiri. Mengikuti langkah kaki Amber yang sedang menggandengnya sambil terisak. Sedetik kemudian Jessica tersenyum kecil ketika melihat tangan mereka yang menyatu untuk pertama kalinya.

Isi kepala Jessica saat ini tak lagi terbagi. Amber, hanya nama pria itu yang sedang memenuhi kepalanya saat ini. Pria yang mampu membuatnya berlari dan meninggalkan semuanya.

~

Jessica tak henti-hentinya merapikan riasan wajahnya di depan kaca besar. Pipinya memerah mengingat kejadian kemarin. Dibodohi Amber ternyata tak terlalu buruk juga.

Setelah siap dengan riasannya Jessica keluar. Menemui Amber yang sudah menunggu lama untuk acara kencan perdana mereka.

Seakan memiliki telepati Amber dan Jessica keluar dari apartemen mereka secara bersama. Jessica masih kikuk menghadapi Amber yang sudah beberapa hari ini menjadi kekasihnya.

"Cantik." puji Amber singkat ketika melihat paras Jessica yang sangat menawan.

"Tentu saja." sombong Jessica mencoba menutupi rasa malunya.

Amber tersenyum melihat Jessica salah tingkah. Ia tak pernah menyangka jika menggoda Jessica akan terasa sangat mengasikkan.

Setelah berkeliling dan menonton film keduanya melanjutkan kencan mereka dengan makan bersama. Sambil menyantap hidangan yang tersaji Amber membisu, mengangguk pada setiap cerita yang Jessica paparkan. Mulai dari teman hingga pekerjaannya.

"Sudah selesai?" lirih Amber ketika Jessica mulai terdiam karena lelah.

"Oh~ Bagaimana denganmu?"

"Apanya?"

"Apa kau tidak memiliki teman yang menyebalkan?"

Amber diam sejenak kemudian menggeleng.

"Aku tidak memiliki teman."

"Eihhh~ Pembohong. Bagaimana kau bisa tidak memiliki teman."

Amber menunduk, tersenyum tipis sambil memikirkan sesuatu. Sesaat kemudian ia mulai bercerita. Mengenai seorang teman yang sudah lama tidak ia temui, seorang teman yang selalu memberinya permen dan menyuruhnya untuk tersenyum.

"Setiap kali dia melihatku berdiri didepan rumahnya. Dia akan datang menghampiriku, memberikan permen yang ia bawa dan mengajakku bicara."

"Kalian pasti sangat dekat. Siapa namanya?"

"Aku tidak tahu. Aku hanya bertemu dengannya beberapa kali. Dia sangat bodoh. Meskipun aku selalu diam dia tetap saja melanjutkan ceritanya. Orang yang aneh." lanjut Amber.

"Dia terdengar seperti orang yang baik."

"Benar, dia orang yang baik." lirih Amber mengangkat kepalanya, menatap Jessica sambil tersenyum tipis.

All Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang