Chapter 23

341 54 10
                                    

Dihianati orang yang paling dipercayai merupakan salah satu hal terburuk yang pernah ada. Jessica tidak pernah menyangka bahwa semua kebahagiaan yang diberikan oleh Amber ternyata palsu. Ia bahkan merasa jijik mengingat bagaimana ia terlena dengan hal remeh seperti cinta. Jessica berpikir mungkin Ayahnya saat ini masih ada di rumah seandainya dia tidak jatuh cinta pada Amber. Jessica menyalahkan dirinya sangat parah hingga ia bahkan mengurung dirinya seharian penuh tanpa makan.

Tiffany tak henti-hentinya mengetuk pintu kamar Jessica yang tertutup sejak semalam. Tiffany segera menghubungi Jessica setelah Taeyeon memintanya untuk memeriksa keadaan sahabatnya itu. Meskipun Tiffany tidak mengetahui apapun, Ia tetap melakukan apa yang Taeyeon minta tanpa banyak bertanya karena ia khawatir dengan Jessica.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya ibu Jessica melihat anaknya yang sangat aneh.

Tiffany yang tidak tahu apa-apa itu menjawab pertanyaan ibu Jessica dengan sebuah kebohongan bahwa atasan mereka sempat memarahi Jessica sehingga ia menjadi seperti itu.

Di waktu yang sama di tempat yang berbeda Amber membuka matanya secara perlahan. Pagi itu Amber memulai paginya nya dengan rasa sakit di perut akibat peluru yang yang bersarang di tubuhnya. Meskipun Amber sedang kesakitan isi kepalanya tidak pernah lepas dari Jessica. Pria itu mencoba berdiri dari tidurnya sambil mencoba melepas selang infus yang terpasang di tangan.

"Jangan bergerak jika kau tidak ingin jahitan yang sudah kubuat itu rusak dan kau berdarah lagi." pekik seorang pria yang baru saja masuk ke dalam kamar.

Amber melihat keseliling dengan wajah kebingungan, kamar dan pria itu nampak asing baginya.

"Kau ada di rumahku, Taeyeon yang membawamu." ucap pria itu melihat Amber linglung.

"Dimana dia?"

"Baru saja pergi, dia menyuruhku untuk menjagamu. Jadi jangan lepas itu dan kembalilah tidur."

"Terimakasih." Lirih Amber sambil membungkukkan kepalanya.

Taeyeon sengaja membawa Amber ke rumah temannya daripada rumah sakit adalah karena ia tak ingin ada keributan. Pihak rumah sakit pasti akan bertanya banyak hal padanya, sangatlah tidak mungkin mengatakan pada mereka bahwa Amber telah di tembak oleh Jessica. Urusan akan menjadi panjang dan ia yakin Amber tak ingin hal itu terjadi.

Amber memilih kembali berbaring karena pria bernama Donghae itu terus mengomel. Donghae tidak ingin Taeyeon marah padanya karena ia membiarkan Amber bertingkah semaunya.

Berjam-jam sudah Amber terjaga dengan perasaan khawatir. Meskipun Taeyeon baru saja menelfon dan mengatakan bahwa Jessica baik-baik saja, Amber masih belum bisa tenang sebelum bisa memohon maaf dan menjelaskan semua pada Jessica. Mengenai semua kebohongan yang ia lakukan, kesalah pahaman dan perasaannya.

Matahari mulai tenggelam, Amber duduk seorang diri di ruang tamu dengan semua pikiran

Amber beulang kali mengangkat ganggang telfon di rumah Donghae. Ia ingin menelfon Jessica, tapi ia tidak tahu apakah itu adalah pilihan yang tepat. Setelah berkutat cukup lama dengan pikirannya, Amber akhirnya menekan satu persatu nomor telfon Jessica yang selalu ia ingat.

Jantung Amber berdegup dengan kencang, entah mengapa ia merasakan takut. Itu adalah sebuah perasaan takut akibat dari rasa bersalahnya pada Jessica.

"Hallo."

Amber menelan ludah mendengar suara lirih, serak dan tak bertenaga Jessica. Ketua mata Amber bergerak kesana-kemari sambil beberapa kali mendedip. Sudah berapa lama Jessica menangis dan seberapa rasa sakit di hatinya hingga membuat suaranya terdengar sangat menyedihkan.

All Of My LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang