Chap 15

3K 483 64
                                    

Jennie baru saja terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak, entah sudah berapa lama dirinya tidak tidur senyenyak ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie baru saja terbangun dari tidurnya yang begitu nyenyak, entah sudah berapa lama dirinya tidak tidur senyenyak ini. Rasanya beban di tubuhnya sudah sedikit terangkat, tak ada lagi mimpi-mimpi menakutkan yang menghampirinya. Hanya ada dirinya dan kegelapan yang membuatnya nyaman.

Pintu kamarnya terbuka menampakan sang Ibu dengan nampan berisi sup dan coklat panas mengepul. Wanita itu tersenyum lembut padanya sebelum mendekati ranjang Jennie dan mendudukan bokongnya di sana.

"Pagi Ibu" ucap Jennie sambil tersenyum manis, senyum pertamanya setelah lima tahun lamanya.

"Apakah ini anakku?" tanya sang ibu sambil mengelus rambut anaknya sayang.

"Ibu~" ucap Jennie sambil mengerucutkan bibirnya lucu.

"Bagaimana tidurmu, nak?"

"Sangat nyenyak" ucap Jennie sambil merengangkan otot-ototnya yang terasa kaku.

"Sangat nyenyak hingga kau bangun sesiang ini" ucap sang ibu sambil terkekeh pelan.

Jennie  mengernyitkan dahinya sebelum matanya menatap ke arah jam dinding yang menunjukan pukul dua belas tepat yang setelahnya disambut pekikan tertahan dari bibir gadis itu, "Ibu aku terlambat!" Ucapnya sambil menyikap selimut yang masih membaluti tubuh ringkihnya.

Gadis itu berjalan dengan terburu-buru menuju ke kamar mandi namun sesekon kemudia ia kembali keluar dari kamar mandi guna mengangkat teleponnya yang tiba-tiba berdering bahkan kakinya harus rela berdenyut nyeri akibat terkatuk oleh meja.

"Hati-hati sayang" ucap sang Ibu yang hanya dibalas cengiran bodoh oleh Jennie.

"Hallo?" Ucap Jennie ketika mengangkat teleponnya.

"Eonnie kau dimana? Aku dan Jisoo eonnie sudah menunggumu di cafe biasa. Kau tidak lupa dengan janji kita kemarin bukan?" suara dari Lisa langsung menyambut gendang telinga gadis itu.

"Tentu saja aku tidak lupa Lisa-ya. Tunggu sebentar, aku akan segera bersiap-siap" ucap Jennie dan mematikan teleponnya secara sepihak.

Gadis itu pun kembali menaruh telepon gengamnya di tempat semula sebelum dengan segera kembali memasuki kamar mandi. Sang ibu yang sedari tadi memperhatikan anak gadisnya itu nampak mengelengkan kepalanya pelan sebelum menaruh nampan berisi sarapan —yang lebih menjurus ke makan siang— itu di nakas.

"Nak, setelah mandi makanlah dulu. Makananmu sudah Ibu simpan di atas nakas yah" ucap sang Ibu setengah berteriak.

"Iya, Bu" balas Jennie.

Nyonya Kim pun tersenyum kecil sebelum keluar dari kamar sang anak.

Bunyi denting bel diikuti sambutan hangat dari seorang pelayan wanita diterima oleh Jennie begitu memasuki cafe di salah satu sudut Kota Seoul itu. Semerbak wangi kopi yang mengelitiki hidungnya setidaknya mampu untuk sedikit mengurangi gemuruh tak mengenakan di dadanya. Mata tajamnya nampak mencari-cari, hingga akhirnya kaki jenjang itu mengayun mendekati objek yang dicarinya.

Deja vuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang