Lisa dan juga Jisoo baru saja turun dari mobil yang sedari tadi membawa mereka menuju sebuah bangunan yang selama lima tahun ini tak pernah mereka kunjungi lagi. Keduanya sama-sama melihat keadaan di sekeliling bangunan tersebut, sebuah rumah bergaya minimalis dengan taman yang didominasi berbagai jenis bunga mawar, bunga yang sangat disukai oleh sahabat mereka yang telah tiada. Keduanya saling mengenggam tangan masing-masing, debaran jantung yang berdetak anomali membuat keduanya semakin merasa gugup.
"Lisa-ya, Jisoo-ya, kenapa tak masuk ke dalam?" ucap Chanyeol setelah keluar dari kursi pengemudi dan nampak mengengam erat tangan Haneul.
Jisoo dan Lisa hanya mampu tersenyum kecil dan mengelengkan kepalanya serempak, "Tentu saja tuan rumah yang harus duluan," ucap Jisoo
"Bukankah biasanya kalian akan langsung masuk begitu saja sambil meneriakkan nama Rosé?" ucap Chanyeol sambil tertawa yang lagi-lagi hanya dibalas senyuman oleh Lisa dan juga Jisoo.
Pria berperawakan jangkung itu pun menghentikan tawanya dan menghela napas pelan sebelum menepuk bahu Jisoo dan juga Lisa bergantian, "Jangan merasa canggung seperti itu, Papah dan Mamah masih tetap menganggap kalian bahkan Jennie sebagai anak sama seperti Rosé" ucap Chanyeol lembut.
"Nah sekarang ayo masuk ke dalam. Mamah dan Papah sudah menunggu kehadiran kita" ucap Chanyeol sambil membuka pagar berwarna putih di hadapannya.
Pria itu pun mulai berjalan mendekati pintu utama diikuti Jisoo dan juga Lisa di belakangnya. Chanyeol pun menekan bel. Tak perlu waktu yang lama pintu pun terbuka dan menampakkan sepasang suami-istri yang meskipun telah termakan usia masihlah terlihat begitu segar dengan wajah berseri-seri.
"Mah, Pah, ini Haneul. Park Haneul kita" ucap Chanyeol sambil membawa Haneul menghadap ke arah kedua orang tuanya.
Haneul memilin bajunya kentara sekali gadis itu merasa gugup, "Hallo Paman, Bibi, nama saya Park Haneul" ucap Haneul sambil membungkukan tubuhnya.
"Haneul-ah, selamat datang kembali di rumah" ucap Nyonya Park langsung menghambur memeluk Haneul diikuti oleh Tuan Park.
"Mulai sekarang kau bisa memanggil kami Papah dan Mamah. Ya, sayang?" ucap Tuan Park sambil mengelus rambut panjang Haneul.
"Iya, papah" ucap Haneul dan semakin erat mendekap tubuh tuan dan nyonya Park.
Chanyeol yang melihat hal tersebut pun tersenyum haru, begitu juga Jisoo dan Lisa. Acara saling memeluk itu pun usai diikuti bangkitnya Tuan dan juga Nyonya Park. Hingga mata yang sudah dihiasi keriput itu menatap objek yang sedaritadi berdiri canggung tak jauh darinya.
"Oh, Lisa-ya, Jisoo-ya. Ayo masuk ke dalam"
–
Lisa dan juga Jisoo nampak menatap interior rumah yang tak jauh berbeda dari lima tahun yang lalu, hanya saja wajah sang sahabat yang mereka rindukan terpampang dimana-mana membuat jantung keduanya terasa begitu sesak dengan kerinduan serta rasa perih yang tiba-tiba menjalar tanpa dapat dihentikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu
Fanfiction[SEQUEL FROM WE ARE : BLACKPINK] Dia datang bagaikan sebuah mimpi, yang mengisi setiap kepingan hilang dari kisah kami Tetapi, jika pada akhirnya kau akan menghilang, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku? kau hanyalah mimpi buruk dalam mimpi in...