Langkah kaki Haneul membawanya ke arah sebuah ayunan, Haneul mendudukkan bokongnya di sana. Ketika matanya melirik ke arah kanan sosok gadis yang akhir-akhir ini selalu mampir dalam setiap mimpi Haneul kembali hadir dan nampak berayun-ayun membuat gaun berwarna putihnya berkibar-kibar begitupun rambut panjangnya yang tergerai bebas.
"Eonnie" gumam Haneul lirih, gadis itu pun menghentikan ayunannya dan menatap ke arah Haneul. Tatapan yang begitu teduh dengan sebuah senyuman menyejukkan di bibirnya.
"Berhenti melakukan hal itu, Lily" kalimat sama yang selalu diucapkannya akhir-akhir ini membuat Haneul memutar matanya, merasa jengah.
Haneul bangkit berdiri sama sekali tak ada niatan untuk kembali menatap paras ayu gadis itu—yang sialnya sangat mirip dengan paras miliknya—, "Eonnie tak mengerti, ini satu-satunya caraku untuk menepati janjiku. Membahagiakan Jennie eonnie, juga eonniedeul yang lain!"
"Apa kau tahu bahwa apa yang kau lakukan dapat membuat mereka semua jauh lebih terluka?"
"Aku tahu" suara Haneul mulai bergetar, Haneul kembali menatap gadis itu dengan mata yang telah buram dengan air mata, "Aku tahu Rosé eonnie, tetapi aku tak ingin ayah menyakiti mereka semua hanya karena diriku. Aku juga tak ingin menjadi beban bagi siapapun dengan masalahku ini. Aku ingin sepertimu yang mengorbankan segalanya bahkan nyawamu untuk orang-orang yang kau sayangi tapi kenyataanya aku hanya sebuah bunga Lily bukan mawar sepertimu!"
Rosé terdiam, gadis itu melangkah guna merengkuh tubuh sang adik yang nampak bergetar menahan tangis, "Kau harus percaya pada eonniedeul, Lily. Aku tahu kau gadis yang tegar, kau pasti dapat melalui ini semua" bisiknya lembut.
"Eonnie, aku lelah dan takut" gumam Haneul membalas pelukan sang kakak lebih erat menghirup dalam-dalam aroma mawar yang menguar dari tubuh sang kakak.
"Eonnie tahu, tetaplah kuat Lily" bisiknya untuk terakhir kali sebelum tubuhnya tersapu dengan angin.
Haneul terkesiap perasaan damai dan tenteram yang ia dapatkan tiba-tiba hilang begitu saja tergantikan dengan rasa kosong yang mendorong ketakutan untuk kembali menguasai tubuh dan pikirannya. Perlahan tempat yang semula hanya di hiasi putih kini mulai tertutupi dengan hitam yang menyeret tubuh rapuhnya untuk terperangkap di dalamnya.
"Eonnie! Jangan tinggalkan aku, aku mohon" teriaknya namun hanya keheningan yang indra pendengarannya dapati.
"Eonnie!," teriaknya parau kala kegelapan mulai merengkuh tubuhnya membuatnya kesulitan untuk bernapas, "Eonniedeul!"
—
Haneul terbangun dari tidurnya dengan napas terengah, gadis itu menatap sekeliling dan dapat sedikit bernapas lega kala menyadari bahwa dirinya berada di kamarnya saat ini. Gadis itu pun mengusap keringat dingin yang mengaliri pelipisnya. Matanya beralih ke arah sebuah figura kecil yang menampakkan wajah sang kakak dengan Jennie, Jisoo juga Lisa yang nampak begitu bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu
Fanfiction[SEQUEL FROM WE ARE : BLACKPINK] Dia datang bagaikan sebuah mimpi, yang mengisi setiap kepingan hilang dari kisah kami Tetapi, jika pada akhirnya kau akan menghilang, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku? kau hanyalah mimpi buruk dalam mimpi in...