Chap 16

3.1K 468 46
                                    

Lagi dan lagi Jennie kembali terseret ke dalam ruangan putih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lagi dan lagi Jennie kembali terseret ke dalam ruangan putih. Seorang diri. Sudah sangat lama ia tak kemari, jujur saja rasa rindu sedikit ia rasakan meski rasa takut jauh lebih bergejolak. Suara derit ayunan seperti mengema di ruangan yang begitu hening ini. Kaki-kaki telanjang Jennie perlahan menuntunnya menuju arah dimana suara itu berasal.

Di sana, nampak seorang gadis yang tengah terduduk di ayunan dengan rambutnya yang mengayun-ayun bagaikan ombak di tepi pantai. Kali ini dirinya sendirian tanpa sosok Haneul yang setia menemaninya.

Kaki telanjang Jennie membawanya lebih dekat padanya hingga tubuh Jennie telah persis berdiri tegap di sampingnya, engan menolehkan kepala barang sedetik pun karena hal itu akan menorehkan luka baru di atas sebuah luka yang mengering. Derit ayunan itu berhenti perlahan. Ia sangat yakin gadis itu tengah menunjukkan senyum manisnya sambil menatap Jennie meskipun ia tak melihatnya.

"Eonnie-" untuk pertama kalinya setelah lima tahun lamanya suara itu, suara yang begitu lembut itu kembali menyapa gendang telinga Jennie dan lagi-lagi air mata tak mampu untuk ia bendung.

"Eonnie-"

"Berhenti memangilku, Park Rosé!" Sentak Jennie.

Sungguh ia sudah tidak kuat lagi berada di sini. Ia ingin segera keluar dari mimpi buruk ini, ia benar-benar ingin keluar dari tempat terkutuk ini.

"Aku sudah melakukan apa yang kau minta, kenapa kau masih datang?" sentak Jennie untuk kedua kalinya.

Namun kehangatan tiba-tiba saja melingkupi tubuhnya, sesekon kemudian Jennie menyadari bahwa Rosé tengah mendekapnya begitu erat. Begitu erat hingga rasanya ini bukanlah mimpi semata.

"Lindungi dia, eonnie"

"Eonnie, kau tidak apa-apa bangunlah?"

Jennie langsung membuka matanya, napasnya terdengar begitu memburu. Setelah berhasil mengatur napasnya gadis itu baru menyadari bahwa tubuhnya terasa begitu berat namun juga merasa nyaman di saat bersamaan.

"Park Haneul apa yang kau lakukan!" Pekik Jennie kencang kala menyadari Haneul tengah mendekapnya dengan erat.

Gadis itu dengan paksa melepaskan dekapan Haneul pada dirinya dan dengan kasar mendorong tubuh Haneul. Gadis itu dengan segera melompat dari kasurnya, telunjuknya menuding ke arah Haneul yang masih meringis kesakitan sambil mengusap-usap pelan kepalanya yang tak sengaja bertemu dengan dinding.

"Apa yang kau lakukan?" Ucap Jennie mengulangi pertanyaannya yang sama tanpa menurunkan oktaf suaranya.

"Eonnie tadi sepertinya tengah bermimpi buruk dan terus meracau bahkan eonnie tadi sempat menangis. Aku hanya ingin menenangkanmu karena itu aku memeluk eonnie sambil berusaha membangunkan eonnie" jelas Haneul sambil memainkan jari jemarinya, "Maaf jika aku lancang eonnie" lanjutnya.

Deja vuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang