Chap 2

5.4K 570 46
                                    

Seorang gadis cantik tengah berjalan menyusuri koridor bercat putih dengan wangi obat-obatan yang mendominasi ruangan tersebut meski tak sampai menusuk sekali ke dalam indra penciuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang gadis cantik tengah berjalan menyusuri koridor bercat putih dengan wangi obat-obatan yang mendominasi ruangan tersebut meski tak sampai menusuk sekali ke dalam indra penciuman. Lengkung sabit yang manis setia berada di bibirnya yang berbalut lipstick berwarna pink, sesekali gadis itu menyapa beberapa perawat maupun pasien yang mengenal dirinya. 

"Jisoo noona" sahut seseorang yang mampu menghentikan langkah gadis itu. Jisoo tersenyum sambil melirik ke asal suara, dirinya 'pun berjalan ke arah sesosok pria manis yang terduduk di kursi roda dan mensejajarkan tingginya dengan anak itu.

"Ada apa Jisung-ah?" tanya Jisoo sambil mengusak rambut mangkok Jisung yang menyebabkan kekehan renyah keluar dari mulutnya.

"Noona kenapa jarang menengokku?, lihatlah aku sudah berhasil melewati ketakutanku. Kata Dokter Kim sel kankerku sudah tak menyebar lagi dan sekarang aku bisa hidup bebas meskipun harus mengunakan kursi roda" ucap Jisung ceria

"Wah kau memang pemberani. Maafkan noona yah karena tak bisa terus menemanimu, noona juga harus membantu seseorang untuk keluar dari ketakutannya" sahut Jisoo terdengar lirih diakhir kalimat.

Yah begitulah keseharian Jisoo, ia memang seorang dokter spesialis jantung yang sudah terkenal seantero Seoul berkat bimbingan dari dokter Chanyeol yang sekarang telah bergelar profesor diusianya yang terbilang masih muda. Meskipun mendapat bimbingan dari Chanyeol dan telah sukses gadis itu sama sekali tak berbesar kepala, malah Jisoo terkenal sebagai dokter yang sangat ramah dan selalu mengunjungi setiap pasiennya dari berbagai kalangan, tua atau pun muda, penderita kanker atau pun penyakit lainnya semata-mata untuk memotivasi mereka untuk tetap bertahan hidup dan tak menyerah dengan keadaan.

Termasuk lelaki kecil dengan binar penuh kebahagiaan di hadapannya ini, Park Jisung seorang penderita kangker tulang yang saat pertama kali bertemu dengannya sangatlah pemurung dan juga tertutup. Hal tersebut mengingatkannya pada sosok Jennie saat ini dan karena itulah Jisoo selalu datang menengok Jisung hingga lelaki itu kembali ceria dan memiliki tekad kuat untuk sembuh dari penyakitnya.

"Noona kau tak apa-apa?" tanya Jisung pelan ketika mendapati sosok dokter cantik dihadapannya nampak melamun.

"Ah, Noona tidak apa-apa" sahut Jisoo kembali menyungingkan seulas senyum di  bibirnya.

"Noona, tadi aku bertemu dengan seorang kakak perempuan yang sangat cantik. Ia kelihatan bersedih ketika keluar dari ruang dokter Kim, di tubuhnya juga banyak terdapat luka-luka. Aku ingin menghiburnya tetapi ia nampak tak mengubris kehadiranku" sahut Jisung, air wajahnya mendadak begitu sedih.

"Benarkah?, mungkin noona harus menghiburnya jika bertemu nanti" sahut Jisoo

"Noona harus menceritakan kisah Rosé noona juga, pasti kakak tadi langsung kembali semangat, sepertiku" ucap Jisung dengan ceria. Jisoo yang melihat hal itu pun hanya dapat tersenyum sendu.

Ia memang kerap kali mengisahkan sosok Rosé pada pasien-pasiennya. Kisah Rosé seolah memiliki sebuah magis hingga orang-orang yang sebelumnya kehilangan semangat hidup seolah menemukan cahaya baru dan bertekad untuk sembuh demi menyambung hidup. Bahkan beberapa anak-anak menjadikan Rosé sebagai sosok idola meskipun belum betemu gadis itu dalam kehidupan nyata.

Deja vuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang