Seorang gadis tengah berjalan menelusuri jalanan Kota Seoul yang dipenuhi dengan penduduknya yang tengah sibuk dengan aktivitasnya masing-masing. Gadis itu melangkah memasuki sebuah cafe di sudut kota, matanya menangkap kedua sahabatnya yang tengah asyik bercengkrama. Ia menghela napasnya sejenak sebelum kembali memantapkan langkahnya mendekati kedua sahabatnya itu.
"Jennie eonnie!" pekik salah seorang gadis hingga gadis di hadapannya ikut mengalihkan atensinya dan tersenyum manis ke arah Jennie.
"Kau ingin pesan apa?" tanya Jisoo sambil menyodorkan buku menu setelah Jennie duduk di sebelahnya. Jennie melirik malas ke arah buku menu tersebut dan hanya menggelengkan kepalanya.
"Kau harus makan Jennie-ya, lihatlah tubuhmu itu semakin kurus" ucap Jisoo.
Jennie mengerlingkan matanya malas, "Kau sudah melihat tubuhku hampir lima tahun ini, kau harusnya sudah terbiasa" ucap Jennie sambil bersidekap dada. Jisoo hanya bisa mendesah muram dirinya pun mengambil buku menu tersebut dengan berat hati.
"Dimana Dokter Taehyung?" tanya Jennie
"Dengan Irene eonnie, mungkin ia akan sampai beberapa saat lagi" ucap Jisoo dan benar saja pintu cafe terbuka menampakkan sosok pria dengan senyum kotaknya berjalan ke arah meja yang ditempati oleh Jennie dan juga sahabatnya.
"Hallo, maaf karena terlambat datang. Kalian tahu bukan seberapa padatnya jalanan kota Seoul di hari kerja seperti ini?" ucap Taehyung, dirinya langsung mendudukkan diri di sebelah Lisa.
"Baiklah, aku dan Lisa akan berjalan-jalan di sekitar sini. Aku tau kau membutuhkan ruang untuk terapi" ucap Jisoo sambil bangkit dan diikuti oleh Lisa.
"Kami akan segera kembali eonnie" ucap Lisa bersemangat. Keduanya pun segera pergi meninggalkan Jennie dan juga Taehyung.
"Nah, apa yang kau rasakan hari ini?" ucap Taehyung membuka sesi terapi untuk Jennie, dirinya mengeluarkan sebuah note dan juga pulpen dari tasnya.
"Hampa" balas Jennie singkat.
"Apa mimpi itu datang kembali?"
"Iya, mimpi yang sama"
"Dengarkan aku Jennie-ya" ucap Taehyung menatap lekat manik mata Jennie, ia menghela napasnya ketika lagi-lagi manik itu hanya berisikan kehampaan serta ketakutan. Selalu seperti itu.
"Kau harus mengikhlaskannya" lanjut Taehyung.
"Mengikhlaskan siapa?" tanya Jennie mengernyitkan dahinya.
Lagi-lagi Taehyung menghela napasnya, "Kau harus mengikhlaskan kepergian Ros-"
"Jangan sebut nama itu!" sentak Jennie cepat. Napas gadis itu tiba-tiba saja memburu dan tangannya terkepal kuat.
"Mau sampai kapan kau terkurung dalam dunia gelap yang kau ciptakan sendiri?. Tingkat depresimu sudah terlalu parah Jennie-ya, itu berdampak pada post traumatic syndromemu. Belum lagi jika kau terus memikirkan mimpi-mimpi itu insomniamu juga akan semakin parah" jelas Taehyung panjang lebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu
Fanfiction[SEQUEL FROM WE ARE : BLACKPINK] Dia datang bagaikan sebuah mimpi, yang mengisi setiap kepingan hilang dari kisah kami Tetapi, jika pada akhirnya kau akan menghilang, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku? kau hanyalah mimpi buruk dalam mimpi in...