"Dokter Jisoo?, kau mendengarku?"
"Jisoo-ssi?"
"KIM JISOO!"
Jisoo terperangah, bahkan dagunya yang tengah di topang sampai tergelincir jatuh. Gadis itu menatap ke arah Dokter Jungwoo yang baru saja meneriaki namanya dengan pandangan linglung sementara Dokter muda tampan di hadapannya itu hanya mampu geleng kepala karena di acuhkan oleh Jisoo.
"Eh, kau bicara sesuatu tadi?" tanya Jisoo.
Jungwoo menepuk jidatnya pelan, cerita panjang lebarnya baru saja masuk telinga kanan keluar telinga kiri Jisoo. Gadis di hadapannya nampak tersenyum paksa, terlihat jelas bahwa ia merasa tak enak.
"Bisa kau ulangi lagi ceritamu?" tanyanya hati-hati.
Jungwoo menghela napasnya dan meneguk kopinya hingga tandas lalu kembali menjatuhkan pandangannya pada Jisoo, "Sepertinya yang perlu berbagi cerita di sini adalah kau, Jisoo-ssi"
Jisoo mengernyit namun gadis itu dengan segera tersenyum—senyum yang ia paksakan–, "Aku baik-baik saja" sahutnya ringan.
Jungwoo mendengus, "Inilah mengapa pasien Dokter Taehyung sangat banyak. Setiap orang tengah tertekan atau merasa sedih dan ada yang bertanya padanya jawabannya pasti akan selalu sama aku baik-baik saja, aku tak apa-apa dan sejenisnya. Jika ada soal seperti itu dalam ulangan aku yakin bayi pun akan menjadi seorang sarjana"
"Ck, kau melebih-lebihkan saja" sahut Jisoo sambil mengaduk makanannya yang bahkan belum ia sentuh sejak tiga puluh menit duduk di cafetaria rumah sakit. Pikiran gadis itu terus mengawang pada kondisi dua orang yang paling berharga dalam hidupnya, Jennie dan Haneul. Meskipun Haneul telah mengecewakannya namun ia tak sampai hati untuk membenci gadis manis itu.
"Aku serius!" pekik Jungwoo, "Jika ada masalah, berceritalah padaku. Lagipula tak ada Jin-ssi di sekitar sini, tak akan ada yang cemburu"
Jisoo menghela napas dan menatap lekat-lekat manik berkilau milik Dokter Jungwoo. Gadis itu bimbang haruskan ia membeberkan segala hal yang menganjal dalam hatinya atau tetap memendamnya sendirian yang jujur saja sangat menyiksa.
"Kau bisa mempercayaiku, aku bukan ibu-ibu bermulut ember" ucap Jungwoo mencoba meyakinkan Jisoo.
"Kau," ucap Jisoo mengantung masih sedikit ragu, "Kenal Haneul kan?"
Jungwoo menganguk dengan antusias, "Tentu saja, dia gadis yang baik"
"Apa kau tahu bahwa ia adalah seorang pencuri?" ucapnya pelan.
"Apa?" pekik Jungwoo yang membuat Jisoo meringis karena suara Jungwoo lumayan menarik perhatian pengunjung lain, "Bisa kau jelaskan?"
"Kau tentu saja tahu Kim Jennie bukan? Sahabatku. Kami mencoba mendekatkan Haneul dengan Jennie karena ia hampir 99% mirip dengan mendiang Rosé. Namun suatu ketika Jennie memergokinya menemui ayah kandungnya yang selalu ia bilang telah meninggal. Ia menyerahkan hasil curiannya pada sang ayah dan jujur itu semua membuat kami semua kecewa dengannya"
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu
Fanfiction[SEQUEL FROM WE ARE : BLACKPINK] Dia datang bagaikan sebuah mimpi, yang mengisi setiap kepingan hilang dari kisah kami Tetapi, jika pada akhirnya kau akan menghilang, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku? kau hanyalah mimpi buruk dalam mimpi in...