Suasana stasiun kereta api sangatlah ramai, hal tersebut membuat Jennie juga Hanbin yang telah sampai kesulitan untuk mencari sosok Haneul juga ayahnya. Itu semua tentu saja membuat Jennie semakin panik, gadis itu terus berlari tanpa tujuan bahkan enggan untuk mempedulikan Hanbin yang kelelahan mengikutinya.
"Park Haneul!" teriaknya dengan tak tahu malunya.
"Park Haneul!" teriaknya berulang kali.
Air mata gadis itu mulai luruh kembali. Gadis itu menatap sekelilingnya dengan perasaan gundah. Rasa takut kehilangan mulai menguasai tubuhnya. Gadis itu menyisir kasar rambutnya ke belakang. Ia tak peduli jika orang lain menganggapnya gila, yang ia pedulikan hanyalah Haneul. Hanya gadis itu yang Jennie perlukan saat ini.
"Park Haneul, aku mohon!" teriaknya dan menyenderkan tubuhnya ke tembok. Gadis itu sudah tak mampu lagi menopang beban tubuhnya. Seolah semua rasa frustrasi ini menekan dirinya hingga ia tak sanggup lagi untuk berdiri tegak.
Hanbin yang melihat hal tersebut pun menatap iba ke arah Jennie yang terus menggumamkan kata Haneul dengan lirih. Tak pernah ia sangka rivalnya dulu dapat begitu terpuruk hanya karena kehilangan Haneul. Ia tak pernah tahu bahwa gadis sedingin Jennie dapat menjadi serapuh ini. Ragu-ragu pria itu mendekati Jennie dan mengengam erat bahu gadis itu yang bergetar.
"Kim Jennie tatap aku!" ucapnya dalam namun mata Jennie masih nampak tak fokus membuat pria itu menarik napasnya dalam.
"Kim Jennie tenanglah!" ucapnya menaikan nada satu oktaf yang sukses membawa atensi Jennie kepadanya.
"Kau harus tenang, okey? Kita pasti akan menemukan Haneul, apapun caranya. Jangan biarkan ketakutan menguasaimu. Kau harus kuat Kim Jennie! Haneul memerlukanmu, ia memerlukan kakaknya yang kuat bukan lemah seperti ini" ucap Hanbin lembut
Pria itu pun melepaskan gengamannya pada bahu Jennie dan mengulurkan tangannya di hadapan Jennie, "Ayo, kita cari Haneul"
Jennie terdiam, masih mencoba memahami setiap makna dari perkataan yang keluar dari mulut Hanbin. Pria itu benar, ia tak boleh lemah. Ia tak boleh kembali menjadi seorang pengecut seperti dahulu. Dengan mantap gadis itu menyambut uluran tangam Hanbin dan berdiri dengan tegap.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu
Fanfiction[SEQUEL FROM WE ARE : BLACKPINK] Dia datang bagaikan sebuah mimpi, yang mengisi setiap kepingan hilang dari kisah kami Tetapi, jika pada akhirnya kau akan menghilang, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku? kau hanyalah mimpi buruk dalam mimpi in...