Suara tawa penuh keceriaan terdengar menggema di sebuah kelas berisikan seorang wanita cantik dengan senyum rupawan di bibirnya. Wanita itu tengah bertepuk tangan sambil menyanyikan lagu anak-anak yang diikuti oleh lima belas anak didiknya dengan penuh semangat serta gembira. Setelah lagu selesai anak-anak itu bersorak senang dan melompat-lompat kecil yang menyebabakan wanita itu terkekeh pelan melihat tingkah yang begitu polos di hadapannya.
"Lisa ssaem memang yang terbaik!" sahut seorang anak perempuan dengan rambut yang di kepang dua sambil memberikan dua ibu jarinya kehadapan Lisa
"Iya, suara Lisa ssaem yang terbaik!" timpal seorang anak lelaki dengan pipi chubbynya
"Suara ssaem tidak ada apa-apanya dibandingkan suara milik sahabat ssaem" ucap Lisa sambil tersenyum kecil
"Memangnya siapa yang bisa menandingi suara bagus milik ssaem kami ini?" tanya lelaki dengan pipi chubbynya itu sambil bersidekap dada dan mengembungkan pipinya hingga tanpa sadar Lisa mencubit dua bantalan empuk itu karena gemas.
"Tentu ada, Woojae-ya. Sepertinya ssaem sering menceritakannya kepada kalian. Hem, siapa yang bisa menebak siapa nama sahabat ssaem itu?" tanya Lisa yang langsung mengundang acungan tangan dengan pekikan gembira dari anak didiknya.
Lisa mengetuk dagunya dengan jari telunjuknya sambil melihat satu persatu anak didiknya yang masih mengacungkan tangan dengan penuh antusias. Gadis itu nampak berpura-pura berpikir sebelum menunjuk seorang anak perempuan dengan poninya yang bergerak-gerak lucu karena sang empu yang tak bisa diam.
"Jiyon-ie, coba katakan pada ssaem siapa nama sahabat ssaem itu?" ucap Lisa
"Rosé eonnie 'kan ssaem" sahut Jiyon dengan ceria.
"Anak pintar, kalian ingin mendengar kehebatan Rosé eonnie dalam bernyanyi?" tanya Lisa yang langsung mendapat sorakan setuju dari anak didiknya.
"Rosé eonnie sangat pintar bernyanyi, ia memiliki suara khas yang sangat lembut dan menenangkan. Ssaem sangat suka memintanya untuk bernyanyi apalagi ditemani oleh gitar kesayangannya. Ia benar-benar penyanyi yang terbaik di mata ssaem" ucap Lisa sambil tersenyum lirih
"Ssaem" ucap Jiyon sambil mengacungkan tangannya.
"Ada apa Jiyon-ie?"
"Ssaem selalu menceritakan tentang Rosé eonnie, bisakah ssaem membawa Rosé eonnie kemari? Kami sangat ingin bermain dengannya dan juga kami ingin bernyanyi bersamanya pasti akan sangat menyenangkan" ucap Jiyon masih dengan nada ceria.
Lisa terdiam, ia memandang sendu ke arah Jiyon dan juga anak didiknya yang lain yang nampak bersemangat membahas tentang kehadiran Rose ditengah-tengah mereka. Hatinya tiba-tiba saja berdenyut sakit hingga rasa-rasanya lidahnya menjadi kelu seketika. Jika boleh jujur ia sangat ingin membawa Rosé ke hadapan anak didiknya tetapi faktanya Rosé sudah tak dapat ia gapai, harapan anak didiknya hanyalah asa seperti harapan milik Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Deja vu
Fanfiction[SEQUEL FROM WE ARE : BLACKPINK] Dia datang bagaikan sebuah mimpi, yang mengisi setiap kepingan hilang dari kisah kami Tetapi, jika pada akhirnya kau akan menghilang, mengapa kau harus hadir dalam kehidupanku? kau hanyalah mimpi buruk dalam mimpi in...