#Alexa pov
Satu kata buat gue saat ini yaitu, malu. Saat dimana gue ketahuan nguping pembicaraan kakak gue sama Gathan. Ucapan bijak dari seorang Gathan yang tidak sesuai dengan reputasinya sebagai badboy cap kadal.
Pertanyaan gue saat ini adalah, siapakah dia yang dimaksud sama Gathan? Apakah dia secantik yang gue pikirin, sampai-sampai Gathan sangat menyukainya?
Semenarik itukah dia, yang dengan mudahnya menaeik perhatian Gathan? Entah kenapa rasanya sesak di dada.
Apa gue cemburu? Ahh nggak mungkin, mana mungkin gue cemburu sama dia. Yang ada gue perang mulu sama tuh anak.
Amit-amit dah kalo itu bener terjadi.
#Author pov
Alexa kini berada di tempat makan. Ia sedang melamun disana. Tanganya ia gunakan untuk menyangga kepalanya, dan matanya memandang ke jendela dengan pandangan kosong , entah memikirkan apa. Bubur ayam yang ada di hadapanya hanya ia aduk-aduk. Seakan melupakan rasa laparnya beberapa menit yang lalu.
"DORRRRR..."
"DORR.. KETEMBAK.. DORR.. Ehh," ucap Alexa latah, bak mpok Atiek si pelawak yang masih terlihat bugar itu. Alexa terkejut saat seseorang tengah mengagetkanya. Ia mengelus dada karena kini jantung nya mungkin sudah berdetak cepat. Ini bukanlah cinta yang seperti orang bilang, melainkan saking terkejutnya sampai-sampai nafasnya naik turun. Untung saja ia tidak mempunyai serangan jantung.
Alan tertawa terbahak-bahak karena melihat reaksi adiknya. Alexa masih mengatur nafasnya.
Ambil napas.. Buang.. Ambil napas.. Buang lagi
"Ngelamun bae lu, mikirin apaan sih?" ucap Alan disela tawanya. Bukanya Alexa menjawab, ia malah memukul-mukul lengan kekar kakaknya. "Ishhh apaansih kepiting rebus, udah matang tuh muka." Ujar Alan sambil menunjuk wajah Alexa yang sudah merah padam, karena marah.
"Nggak pernah ditampol sama mangkok ya? Kalo belum pernah, sini gua tampol pake mangkok!" Alexa mengangkat mangkok buburnya, yang sudah siap dilayangkan ke wajah Alan. Segera Alan menahan mangkok yang dipegang oleh Alexa. Jika mangkok itu berhasil mendarat di wajahnya, bukan saja sakit yang ia rasa namun wajah tampan yang ia banggakan nanti bisa hilang seketika. Oke, Alan alay.
Padahal Alexa hanya bercanda. Ia tidak mungkin sekejam itu.
"Kejam banget lo sama kakak sendiri!!" balas Alan sambil mengerucutkan bibirnya.
"Salah sendiri gangguin gue mulu. Untung gue nggak punya serangan jantung" Balas Alexa sambil berkacak pinggang.
"Iya deh iya, gue minta maaf." Alan memang suka mengganggu adiknya. Namun ketika Alexa sudah marah, ia pasti langsung meminta maaf. Ia pernah menjahili adiknya sampai-sampai Alexa marah dan alhasil selama seminggu Alexa tidak mau berbicara denganya. Ia tidak mau seperti itu lagi.
"Hemmm.." Gumam singkat Alexa.
"Ngelamunin apaan?" Goda Alan kembali.
"Nggak ngelamun." Alan hanya manggut-manggut.
"Oo iya mama kemana? Kok belum pulang?" Tanya Alexa sambil melihat-lihat kearah pintu.
"Nyariin Mama apa Gathan," Goda Alan kembali. Mata Alexa membulat seketika, dan ia langsung mencubit lengan kekar kakaknya. Alhasil Alan langsung berteriak kesakitan, karena cubitan Alexa yang maha dahsyat itu. "Nggak usah mulai lagi deh," Ucapnya yang di iringi dengan mata melotot. Meskipun begitu mata Alexa tetaplah sipit, di pelototkan selebar apa ya tetap saja seperti itu.
"Sakit tau lex." Rengek Alan sambil mengelus-elus bekas cubitan Alexa, pasti nanti akan memerah. "Selama seminggu mama pergi ke luar kota, katanya ada bisnis." Ujar Alan.
"Kok mama nggak bilang ke gue sih?"
"Tadi mama mau bilang, tapi lo keburu berangkat sekolah." Kata Alan lalu berjalan menuju ke lemari pendingin untuk mengambil jus jeruk didalamnya.
"Gathan udah pulang?" tanya Alexa.
Bego, kenapa gue tanya gitu lagi. berlalu pergi meninggalkan Alexa.
"Cie-cieee yang lagi kangen ciee..." Pipi Alexa kini telah memerah karena malu. "Tuh kan mukanya cepet banget merah," Alan kemudian tertawa terbahak-bahak
"Tau ah, males gua." Alexa kemudian berlalu meninggalkan Alan. Kerah baju belakang Alexa ditarik oleh Alan, alhasil terhuyung ke belakang. Untung saja Alan langsung menahan tubuh Alexa. Alexa kembali mengelus dadanya, karena terkejut.
"Lo nggak papa kan?" Alexa hanya menganggukkan kepalanya.
"Tadi dia udah pulang. Dia juga bilang nanti jam tujuh malam dia balik lagi." ujar Alan.
"Jam tujuh? Balik lagi? Ngapain?" Tanya Alexa bagai wartawan. Alan hanya mengedikkan bahu.
Alan kemudian berlalu meninggalkan Alexa yang masih penasaran. Padahal Alan tahu alasan Gathan mengapa ia akan kembali ke rumahnya nanti malam. Biarlah itu menjadi rahasia.
Pukul 18.00 di kamar Alexa.
Alexa duduk-duduk cantik di kasur empuknya. Ia sedang membaca novel dari sang penulis terkenal di Indonesia itu sambil tersenyum-senyum sendiri, karena kalimat-kalimat yang membuat baper. Mungkin yang ia maksud adalah makanan ringan yang bernama Tango. Lembar demi lembar kalimat ia baca.
Novel nya ia tutup kembali, karena matanya sudah lelah. Ia turun dari ranjang. Rambutnya ia biarkan terurai sepunggung.
Alexa mendengar suara bel dan ketukan pintu beberapa kali. Ia segera turun dari tangga, menuju pintu utama. Saat sudah di depan pintu. Alexa segera membuka pintunya. Seorang cowok bertubuh jangkung sedang ada di hadapanya. Ia tersenyum kepada Alexa, namun Alexa hanya terdiam sambil memandangi wajah cowok tersebut.
"Hello.." sapa cowok itu, kepada Alexa yang masih terdiam.
~
Siapakah cowok itu?
Tunggu lagi lah😂Jangan lupa bintang sama komenya ya😚 pendek ya?😅 Ya maaf aku dapetnya cuma itu😌
Terima kasih yang udah setia nungguin cerita ini dan yang nggak 😙😂
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gamers (Sudah Dibukukan)
Teen Fiction___________________ "Tiap harinya aja mainin game, pastinya sering mainin hati juga, apalagi statusnya yang badboy"-Alexa "Gue emang gamer yang menurut orang gue badboy, tapi gue cuman mainin game, bukan mainin hati"-Gathan ___________________ Ini...