Tiga hari sudah dilewati dalam kegiatan Camping. Meskipun ada sedikit masalah yang terjadi karena masalah Dave. Semua anak-anak kini sedang membereskan perlengkapan mereka.
"Anak-anak jangan sampai meninggalkan satupun sampah, meskipun itu hanya secuil ya. Ingat yang bisa membuat negeri kita menjadi negeri yang indah dan nyaman untuk anak cucu kita, adalah kita sendiri ya. Jadi kita harus selalu menjaga lingkungan sekitar kita!" Terang bu Amel kepada semua muridnya.
"Bu... tapi mantan saya tidak pernah saya buang pada tempatnya" Ucap salah seorang murid lelaki.
"Kalo itu adalah sampah yang tidak bisa di daur ulang. Lagian kan kamu juga dianggap sebagai mantan, jadi kamu apa dong?"
"SAMPAH!!" Teriak semua murid yang membuat semuanya tertawa, berteriak dan bertepuk tangan membuat suasana sangat riuh.
"Udah-udah cepat dibereskan semuanya, bus akan datang sebentar lagi. Jangan membuang-buang waktu kalian." Semua murid pun kembali pada aktivitas mereka.
'Itu ambilin kantong kreseknya'
'masukin sampahnya yang bener dong,'
'lo masuk kresek gih, lo kan sampah masyarakat' Ucap seseorang yang membuat yang disekitarnya tertawa.
Sedangkan di sisi lain ada Alexa yang sedang memunguti sampah makanan ringan yang ada di sekitar area tendanya. Ia disana sendirian karena Sella dan Riri sedang membantu Bu Amel untuk membereskan perlengkapan memasak.
Saat ia memunguti sampah ada seorang cowok yang membantunya memunguti sampah dan memasukkannya kedalam kantong kresek yang dibawa Alexa. Saat ia mendongak melihat siapa yang membantunya, yang didapati adalah wajah Gathan. Alexa kemudian berbalik dan berencana pergi, namun Gathan dengan cepat menarik kerah baju belakang Alexa sehingga ia tertarik kebelakang dan sedikit tercekik.
"Lo kira gua kucing apa woyy..." Teriak Alexa sambil membetulkan kerah bajunya.
"Iya sih gue pikir tadi kucing, soalnya gemesin banget..." goda Gathan yang membuat Alexa lebih marah lagi.
"Bodo amat. Gue nggak mau ketemu lo!" Alexa dengan cepat berlalu meninggalkan Gathan. Gathan hanya bisa memandangi punggung Alexa yang semakin jauh meninggalkannya.
---000--
Semuanya tengah tertidur di dalam bus. Tapi tidak dengan Gathan yang sama sekali tidak ingin menutup matanya. Otaknya kini sedang berputar memikirkan seseorang yang merencanakan hal licik kepadannya namun melalui Alexa. Siapa lagi bukan si kampret, Dave itu.
Sebenarnya sudah biasa berhadapan dengan anak itu. Tapi kali ini ia tidak suka dengan cara liciknya itu sampai menggunakan Alexa sebagai umpannya.
Sungguh Gathan pasti akan murka jika memang Dave benar-benar menggunakan Alexa sebagai umpan agar Gathan jatuh terperosok di tangan Dave.
Entah ada masalah apa diantara mereka berdua, karena tak semua orang tahu akar permasalahan mereka.
Gathan menatap Alexa yang kebetulan tempat duduknya ada di depan, yang tidak jauh darinya. Gathan tadinya ingin duduk disebelah Alexa, namun ia malah mengajak Sella duduk dengannya. Secara terpaksa Gathan memilih untuk duduk di belakang bersama Diaz.
"Udah dia nggak bakal seberani itu, seperti apa yang lo pikirin" Diaz menepuk bahu Gathan berusaha menenangkannya.
"Lo nggak tahu aja kalau dia itu sebenarnya licik." Gathan lebih tahu tentang Dave. Namun ia juga berharap bahwa apa yang dipikirkannya semua itu salah.
"Udah lo tenang aja... Gue sama temen-temen lainnya bakal cari tahu apa rencana si kampret itu" Gathan hanya menganggukkan kepalanya mencoba menenangkan dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gamers (Sudah Dibukukan)
Teen Fiction___________________ "Tiap harinya aja mainin game, pastinya sering mainin hati juga, apalagi statusnya yang badboy"-Alexa "Gue emang gamer yang menurut orang gue badboy, tapi gue cuman mainin game, bukan mainin hati"-Gathan ___________________ Ini...