Suara pemberitahuan terdengar dari pengeras suara bandara, menandakan bahwa pesawat yang akan ditumpangi Hanz akan berangkat.
Alexa dan Alan saling berpamitan dengan Hanz.
"Kapan-kapan kesini lagi, kalo ada waktu luang." Ujar Alan lalu menepuk bahu Hanz.
"Iya kapan-kapan kalau aku kangen adikmu" ucap Hanz membuat Alexa memutar bola matanya.
"Masih mau ditolak sama adek gue lu?" Ucap Alan sambil menyipitkan mata. Seketika itu pula Alexa dan Hanz terkejut dan saling menatap.
"Nggak usah kaget kali, gue mah orangnya serba tahu. Lagian pinter juga si Alexa, kalo nolak lu. Karna yang paling ganteng kan emang gue"
"Up to you" ucap Hanz malas. Alan menepuk bahu Hanz dan tertawa. Sedangkan Alexa yang ada di antara mereka hanya diam dan tak ingin ikut berkomentar.
"Yaudah sono pergi, ingat jangan kangen gue" Hanz membuat ekpresi wajah jijik.
"NAJIS" ucap sarkas Hanz.
Hanz kemudian membawa koper dan paperbag berwarna coklat yang ia tenteng di tangannya. Hanz melambaikan tangannya tanda perpisahan. Ia berjalan menuju pesawat yang akan ditumpanginnya dengan sedikit berlari.
Brukk, Hanz tak sengaja menabrak seorang wanita. Paper bag yang ia bawa pun juga terjatuh.
"Kamu nggak papa?" Tanya Hanz kepada wanita itu sambil membantunya mengemasi barang-barang wanita yang ia tabrak itu.
"Nggak papa, makasih" ia mengambil paperbag yang ia bawa tadi dari tangan Hanz. Ia mendongak melihat Hanz dan terkejut.
"Wah bule anjir" ucap Sella histeris, karena pria yang dia tabrak adalah seorang bule. Apalagi wajah Hanz ini lumayan ganteng.
Sella tadi memang sedang mengantarkan papanya yang akan pergi ke luar negeri karena urusan bisnis. Sebenarnya tadi Sella tidak ingin keluar, namun sekarang ia malah ingin menarik ucapannya itu. Rejeki anak Sholehah ini mah, batin Sella.
"Sepertinya saya pernah melihatmu tapi saya lupa dimana," ucap Hanz sambil mengingat-ingat dimanakah ia bertemu dengan wanita ini.
"Benarkah, dan kau bisa berbicara bahasa Indonesia" jawab Sella. Hanz hanya mengangguk.
"Ah iya... Saya pernah melihatmu bersama Alexa." Sella terkejut karena ternyata ia mengenal Alexa.
"Iya dia temanku. Bagaimana kau bisa mengenal Alexa?" Tanya Sella penasaran.
"Dia adalah adik dari sahabatku. Dan dalam satu minggu ini aku menginap dirumahnya." Terang Hanz yang dibalas Sella dengan anggukan tanda mengerti.
Penerbangan menuju Los Angeles akan berangkat lima menit lagi. Pemberitahuan kembali terdengar. Membuat Hanz menileh ke arah pengeras suara.
"Maaf sebelum aku berangkat, apa kau mau berkenalan denganku karna aku ingin mempunyai banyak teman dari Indonesia. Perkenalkan nama saya Hanz, Hanz Robert" Hanz mengulurkan tangannya ke arah Sella.
Sella sebelumnya nampak ragu-ragu, namun kemudian ia imut mengulurkan tangnnya dan bersalaman dengan Hanz.
"Sella, Sella Anastasya" ucap Sella dengan senyum manisnya.
"Bolehkah aku meminta nomor telepon mu" Hanz memberikan handphone nya ke Sella. Ia berharap Sella mau memberikan nomor teleponnya. Emang dasar bule centil ini. Sella mengetikkan nomor hp nya dan diberikan kembali smartphone itu ke Hanz.
"Maaf aku pergi dulu, waktuku tinggal sedikit. Senang berjumpa denganmu" ucap Hanz kemudian berlalu meninggalkan Sella.
--00--
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gamers (Sudah Dibukukan)
Teen Fiction___________________ "Tiap harinya aja mainin game, pastinya sering mainin hati juga, apalagi statusnya yang badboy"-Alexa "Gue emang gamer yang menurut orang gue badboy, tapi gue cuman mainin game, bukan mainin hati"-Gathan ___________________ Ini...