"Hello.." Sapa cowok yang ada di hadapan Alexa, ia membawa tas ransel yang ada di pundaknya. Ia berkulit putih, berperawakan kekar, tinggi, berambut pirang, dan matanya yang berwarna abu-abu itu bisa menghipnotis para wanita diluar sana. Bahkan Alexa pun juga sempat terhipnotis. Dia adalah seorang bule.
"Hello... Is this really Alan's house ?" tanya cowok bule itu.
"Yes it's true. Who are you?" balas Alexa, dan balik bertanya.
"My name is Hanz Robert. I am friend Alan, you sister Alan?" Alexa hanya menganggukkan kepalanya tanda iya. "Can i meet Alan?" lanjut cowok bernama Hanz itu.
"Yes please enter, i will call him." Alexa mempersilahkan masuk cowok bule itu. Ia menyuruh cowok itu untuk duduk, kemudian Alexa berlalu meninggalkannya untuk memanggil Alan.
Alexa sedikit tidak nyaman dengan cara memandang bule itu, ada maksud tersembunyi di baliknya. Apalagi saat ia, tersenyum pada Alexa, ada senyum aneh yang diberikan kepadanya.
Alexa sesegera mungkin meningglkan bule itu di ruang tamu dan menuju ke kamar kakak nya.
"Kakk...!! Ada yang nyariin di bawah," panggil Alexa seraya mengetuk pintu kakak nya, tak mendapat jawaban ia segera masuk ke dalam kamar dan menutup pintunya.
"Kakk..!!" teriak Alexa lagi, Alan kemudian keluar dari kamar mandi.
"Teriak-teriak mulu deh, apaan?" Tanya Alan lalu menghampiri adiknya.
"Tadi ada yang nyariin, dia bule. Kalo nggak salah tadi, namanya Hanz.. Hanzz Ro.. Ro.. apalah itu gua lupa," Terang Alexa sambil mengingat-ingat nama lengkap bule tadi. Alan terkejut setelah mendengar ucapan Alexa.
"Hanz Robert?" tebak Alan sambil memicingkan matanya.
"That's right" Balas Alexa sok-sok an berbahasa inggris. Padahal sudah pasti dia akan kalah lancar dengan kakaknya, yang sudah lima tahun ada di Amerika.
"Beneran? Yaudah lu bikin minum sana! Gua mau ke bawah dulu temuin temen gua," Alan kemudian meninggalkan Alexa. Ia segera turun menuju ruang tamu.
Sedangkan Alexa pergi ke dapur untuk membuatkan minuman untuk teman kakaknya. Ia menuangkan jus jeruk kemasan kedalam gelas.
"Buat siapa non?" tanya bi Asih secara tiba-tiba yang membuat Alexa terkejut.
"Buat temen bule nya kak Al." Ucap Alexa sambil meletakkan dua gelas yang berisikan jus jeruk itu ke nampan dan jiga ada sedikit camilan. Saat ia ingin memberikan minuman itu ke depan, bi Asih tiba-tiba mengehentikan langkahnya, lalu mengambil nampan yang dipegang olehnya.
"Udah bibi aja non, ini kan kerjaan bibi," Namun Alexa malah mengambil nampanya kembali seraya tersenyum.
"Udah nggakpapa bi, lagian bibi kan udah dari petang kerjanya. Udah bibi istirahat aja," Bi Asih tersenyum dengan apa yang dilakukan majikanya. Meskipun dia hanya seorang pembantu rumah tangga, namun keluarga di dalam rumah ini sudah menganggapnya seperti keluarga sendiri.
Bi Asih sudah lama sekali bekerja di rumah ini, bahkan massa pekerjaannya lebih tua dibandingkan usia Alexa saat ini. Dua puluh tahun bekerja di keluarga Arini, bukanlah waktu yang singkat. Itulah yang membuat orang di dalam rumah sangat menghormatinya.
"Padahal bibi kan mau ketemu sama bule non," canda bi Asih dengan menunjukkan wajah murungnya. Astaga bi Asih, ingat umur!!
Alexa langsung tertawa dengan pernyataan yang diucapkannya. "Ya ampun bi ingat umur, masih tertarik aja sama brondong.." Bi Asih hanya tersenyum renyah.
"Ehehehe... Nggak kok non, cuma canda aja. Yaudah non itu minumnya cepet gih dikasih, nanti keburu nggak enak" ucapnya. Alexa segera pergi ke ruang tamu untuk memberikan minuman dan camilan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Gamers (Sudah Dibukukan)
Teen Fiction___________________ "Tiap harinya aja mainin game, pastinya sering mainin hati juga, apalagi statusnya yang badboy"-Alexa "Gue emang gamer yang menurut orang gue badboy, tapi gue cuman mainin game, bukan mainin hati"-Gathan ___________________ Ini...