Say Sorry (2)

3.1K 396 4
                                    

"Aduh sialan,"

Gue ngebuka mata pelan karena denger suara Heechan marah-marah. Seinget gue, kemarin gue masih tidur dikamar. Nggak mungkin kan gue mimpiin si Heechan.

Begitu gue buka mata, kepala gue kerasa berat banget. Gue ngelirik dan nyadar kalo gue senderan dibahu Jeno dan dia juga senderan ke gue. Renjun tidur dipaha gue, dan Heechan sama Jaemin udah adu jotos didepan gue.

"Chenle sama Adik gue mana?" tanya gue pelan dan Heechan nunjuk tempat.

Gue nggak bisa gerak karena takut Jeno kaget. Akhirnya gue nepuk-nepuk pipinya pelan.

"Bangun No..." Jeno mulai keusik dan gue beralih nepuk pipi Renjun.

"Renjun, bangun..."

"Emm? Hyera?" tanya Jeno pelan.

"Iya ini gue, bangun dulu, No..." gue ngusap pipinya Jeno.

"Lama amat lo bangunin ni dua kebo, Woi Jeno bangun, Renjun bangun!" Heechan langsung nendang Renjun dan Jaemin jitak Jeno.

"Astaga, lo berdua bringas amat dah." sungut gue.

Jeno sama Renjun udah bangun. Gue beranjak bangun dan deketin Jisung sama Chenle yang masih tidur.

"Dek, bangun..." gue ngelus rambut Jisung sama Chenle gantian.

"Kak Hye?" tanya Chenle.

"Iya, bangun dulu gih," jawab gue sambil senyum dan Chenle ngangguk.

"Em? Kak?" Jisung goyangin tangan gue.

"Bangun dek,"

"Adek ngantuk..." rengek dia yang bikin gue geleng.

Gue maju dan meluk dia sambil ngelusin rambutnya.

"Gue baru tau, Jisung semanja itu ternyata," gumam Jaemin yang bikin gue ketawa kecil.

"Ini kita di mobil bukan?" tanya Renjun.

"Mobil box lebih tepatnya," sungut Heechan.

"Siapa yang nyupir kelihatan nggak?" tanya gue.

"Keliatan, tapi kita kaga kenal." jawab Jaemin.

"Handphone gue gaada," pekik Jeno.

"Menurut gue, kita bertujuh emang gaada yang pegang hp deh," ucap Chenle yang bikin gue ngangguk.

"Siapa sih yang ngumpulin kita di box gini," decak Jeno.

"Tanya dong sama supirnya," ucap Renjun.

"Udah tadi, tapi nggak dijawab." sungut Jaemin.

"Kak..." bisik Jisung yang bikin gue noleh.

"Kenapa dek? Kalo ngantuk tidur aja," jawab gue sambil ngusap pipinya.

"Di saku adek ada kertas, tapi adek nggak bisa ambil," dia natap gue.

"Kenapa nggak bisa?"

"Tangan adek," Jisung ngangkat tangannya dan ternyata tangannya diiket.

Sontak gue ketawa, bikin yang lain noleh ke gue dan ikutan ketawa lihat tangan Jisung.

"Jae sini, ambilin kertas di saku Jisung, katanya ada kertas, mungkin itu petunjuk." ucap gue sambil ngelepasin tali Jisung.

Abis Jaemin ambil kertasnya dia baca.

Tenang aja, kalian bakal sampe tujuan tepat waktu. Jam 7 pagi, pintu bakal dibuka. Jadi sekarang kalian bisa lanjut tidur dulu, sampai pintu dibuka mungkin wkwk

AbangLine from JalanCogan

"ALAY ANJIR!!!" teriak kita pas Jaemin selesai baca kertas itu.

"Kurang 15 menit," ucap Chenle.

"Lo pake jam tangan? Tumbenan," ucap Renjun.

"Bukan punya gue Bang, tiba-tiba udah ada di tangan gue," jawab Chenle sambil nunjukin jam tangannya.

"Ini punya Kak Mark kan? Bisa juga tu anak, buat liat posisi kita dimana," ucap Jeno.

"Matiin No,"

Chenle ngelepas jam itu dan dilangsung dimatiin sama Jeno. Gue ketawa dan kembali fokus ke Jisung yang udah balik tidur. Kebo emang ni anak.

Dan bener kata Chenle tadi, nggak lama kemudian mobil berenti dan pintu dibuka. Jeno sama Jaemin yang emang paling deket sama pintu cuma noleh sambil naikin alis bingung.

"Ayo turun," ucap Bang Taeyong yang buka pintu.

"Bocah banget sih Bang lo, bikin ginian segala." dengus Jaemin.

"Bukan gue ya, ini si Johnny sama Jaehyun yang bikin," dengus Bang Taeyong.

"Udah ayo turun," Kak Johnny nongol dan nyuruh kita turun.

Gue bangunin Jisung. Jisung bangun dan liatin gue.

"Ayo Sung," Kak Johnny nyamperin gue sama Jisung dan narik Jisung dari gue dan nuntun dia keluar.

Baru aja gue mau berdiri, tapi ternyata kaki gue kram. Sialan. Baru gue mau teriak ada tangan yang nyamperin gue. Bang Jaehyun.

"Kaki lo kram kan?"

"Nggak, gue nggak papa." ketus gue sambil ngesot ke deketin pintu.

Bang Jaehyun langsung berdiri ngebelakangin gue. Gue ngangkat alis liatin Bang Jaehyun.

"Naik,"

"Apasih lo, minggir sana."

"Bawel banget sih" Bang Jaehyun narik tangan gue dan gendong gue.

Gue cuma diem digendong Bang Jaehyun. Kayaknya kita dipaling belakang. Dan dari tadi yang kita lewatin itu hutan.

"Gue minta maaf," ucap Bang Jaehyun.

"Buat?"

"Kemarin kita udah marahin lo, tapi kita marahin karena kita sayang sama lo. Kita nggak pengen..." Bang Jaehyun berenti karena gue ngeratin pelukan gue di lehernya.

"Gue bosen denger orang minta maaf. Gausah minta maaf lagi, gue sama anak yang keterlaluan. Kita yang kekanakan," ucap gue pelan.

Gue ngerasa Bang Jaehyun senyum bikin gue ikutan senyum tanpa sadar.

"Jae! Ra! Set dah, malah pacaran ni bapak ibu,"

Gue ngangkat kepala gue dan lihat ke depan ada para abang line. Ada tenda yang berdiri dibelakang mereka.

"Ini camping?" bisik gue ke Bang Jaehyun.

Bang Jaehyun ngangguk yang bikin gue senyum "buat kalian yang gagal ke Osaka," lanjut dia sambil ketawa pelan.

Jalan Cogan [NCT 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang