Say Sorry

3.2K 403 3
                                    

Gue baru buka pintu ruang latihan dan lihat Jeno yang udah lompat-lompat nggak jelas.

"Lo ngapain sih, No." ucap gue sambil gelengin kepala.

"Pemanasan lah, lo pikir lompat-lompat buat pendinginan," sewotnya.

"Ya biasa aja dong. Gue kan cuma nanya,"

"Udah-udah, siapin kameranya Ra, kita latihan sekarang," suruh Kak Mark dan gue turutin aja.

Oh iya, gue sama yang lain—Jeno, Jaemin, Heechan, Renjun, Chenle, sama Jisung—nggak marahan sama Kak Mark. Menurut gue, dia emang kakakable banget buat kita. Dia satu-satunya abang yang nggak nyalahin kita. Maka dari itu kita nggak marah sama dia.

"Udah siap? Jaemin!" teriak gue karena Jaemin yang masih gangguin Jisung.

"Iya Ra, santai lah,"

"Siap ya, five, six, seven, eight..." gue udah play kamera sama lagunya.

"Eh, Ra! Move mode aja," usul Kak Mark

"Susah lah bambang!" teriak gue nggak terima.

"Tapi kalo nggak Move mode jelek Ra," sahut Renjun.

"Eh diem lo,"

"Udah lah, Ra. Kali ini aja ya," kompor Heechan.

"Yaudah buruan!" teriak gue ngalah.

"Bagus kagak?" Jeno yang ada didepan gue langsung puter badan yang bikin gue kaget.

"Lihat aja sendiri." Gue ngasihin kamera ke dia.

"Kalian laper?" tanya Kak Mark yang udah pegang hp.

"Laper lah, emang Kak Mark mau kemana?" tanya Jisung.

"Order makan, lo pada pengen apa?"

"Yang bayar siapa Kak?" tanya gue.

"Gue, udah buru."

"PHD!" teriak kita bertujuh yang bikin Kak Mark melotot.

"Dikasih hati minta jantung. Nggak tau diri emang,"

"Tapi tumbenan amat lo mau traktir kita Bang, lo kan pelit," sahut Chenle yang bikin kita noleh ke Kak Mark.

"Ngibul ni jangan-jangan," sahut Jeno.

"Kalo mereka kagak mau, gue juga mau kok Bang," ucap Renjun kalem.

Bukk

"Enak banget lo kalo ngomong," gue reflek ngelempar Renjun pake sepatu.

"Udah sekarang kita tunggu abangnya nganter. Kita koreksi gerakan tadi." ucap Kak Mark yang buat kita kumpul di tengah.

Udah lumayan kita diskusi, banyak gerakan yang udah bagus, cuma emang kurang dilatih dikit lagi aja. Nggak ada kesalahan lagi. Video yang tadi, udah kita simpen di computer. Baru aja videonya kesimpen pintu ada yang ngetok.

"Bukain Ra, gue ambil uang dulu," Kak Mark nyamperin tasnya dan gue kearah pintu.

Pas gue buka, gue malah ngelihat Bang Taeyong yang nyengir canggung didepan pintu.

"Nih, pesenan kalian." dia nyodorin 2 kotak PHD.

"Lo sekarang kerja di PHD, bang?" tanya gue.

"Ya enggak, tadi kan Mark nitip, jadi ya..."

"Kak Mark yang nitip atau emang lo yang mau nyogok kita biar nggak marah lagi?" Bang Taeyong ngacak rambutnya sendiri sambil ketawa canggung.

Gue ngerebut PHD ditangannya dan ngebuka pintu lebih lebar.

"Kita masih marah, tapi PHDnya nggak salah apa-apa, jadi gue terima. Masuk," gue masuk dan nyamperin anak-anak yang lain.

"Eits maka..." Jaemin yang baru mau teriak langsung diem gara-gara ada Bang Taeyong.

"Santai aja, anggep gue nggak ada." ucap Bang Taeyong sambil senyum.

Bang Taeyong ikutan sama kita duduk ditengah. Cuma dia nggak ikut makan. Dari tadi kita udah nawarin tapi dia nolak mulu, yaudahlah ya bukan salah kita.

"Kenapa tiba-tiba kesini, Bang?" tanya Renjun.

"Eh itu, gue tadi cuma beliin titipannya Mark aja, iya kan?"

"Tadi kan lo yang nawar... Oh iya, tadi gue titip ke Bang Taeyong," sahut Kak Mark sambil nahan ketawa.

"Jujur aja kenapa dah, Bang. Susah amat buat jujur doang," ucap Jisung yang bikin gue noleh ke dia.

"Dek," ucap gue meringatin Jisung.

"Maaf Bang," ucap Jisung abis denger peringatan gue.

"Nggak, gue yang harusnya minta maaf. Maaf, gue terlalu protektif sama..."

"Posesif kali," potong Jeno sewot.

"Iya, posesif ke kalian. Gue cuma nggak mau kalian kenapa-napa. Di mata kita, terutama gue, kalian tu masih kecil. Maaf ngelupain fakta kalau kalian sebenernya udah gedhe. Bisa ngapa-ngapain sendiri. Dan..."

"Kepanjangan, Bang. Intinya apaan udah, ribet banget." potong Heechan.

"Gue minta maaf Hyera, Jeno, Jaemin, Renjun, Heechan, Chenle, Jisung. Kalian boleh liburan tanpa kita kok, kapanpun dan kemanapun." ucap Bang Taeyong sambil senyum.

Gue noleh ke temen-temen yang lain. Mereka ngangguk dan ngasih kode. Kita bertujuh langsung meluk Bang Taeyong.

"Iya Bang, kita maafin kok," bisik gue ke Bang Taeyong dan dia ketawa.

"Tapi besok traktir lagi ya Bang?" tanya Jeno watados.

"Nggak tau diri emang,"
.
.
.
.

I need your comment guys, really
thanks for read this story

Jalan Cogan [NCT 2018]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang