-Happy Reading-Seorang gadis pemilik netra cokelat gelap itu perlahan membukakan matanya. Meraba nakas untuk mengambil jam weker hitam miliknya dan melihat angka yang tertera didalamnya. "Jam 5,"
Anindya, gadis itu segera bangkit menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil wudhu untuk melaksanakan sholat subuh.
Tidak lama untuk Anindya melaksanakan sholat karena hanya dua raka'at. Anindya segera melipat mukena berwarna putih miliknya dan segera beranjak turun menuju dapur.
"Mommy." panggilnya saat melihat seorang wanita paruh baya yang kini tengah sibuk dengan alat masaknya.
"Morning honey." sahut Yoona lalu mencium pipi kanan Anindya. "Morning too Mom," balas Anindya mencium pipi kiri Yoona.
"Mau Nindya bantuin ngga Mom?" tawar Anindya.
Yoona segera melirik putrinya, "Emang kamu bisa?" ledeknya.
"Wah Mommy ngeremehin Nindya?" sahut Anindya yang membuat Yoona terkikik geli. "Yaudah sana potongin bawang." ucapnya.
"Oke, emang Mommy mau masak apa?"
"Nasi goreng spesial pakai bumbu kasih sayang,"
"Mommy lebay!" ujar Anindya yang membuat Yoona terkekeh. Bertahun-tahun ia berpisah dengan putrinya dan kini putri kecilnya sudah remaja bahkan lebih tinggi beberapa centi darinya. Kunjungan yang sering dilakukannya di London tidak sepenuhnya melepas rindu kepada putrinya, namun kini Anindya, putri kecilnya sudah kembali dan menambah suasana baru di mansion sebesar ini.
Tiga puluh menit sudah terlalui, nasi goreng spesial sudah selesai atas kerja sama antara Ibu dan Anak itu. Ya untuk urusan dapur, Yoona tidak akan melibatkan maid karena ia yang akan langsung turun tangan, dan jika membutuhkan bantuan ia hanya akan memanggil Mbok Sumi yang sudah bekerja pada keluarganya sejak awal pernikahannya dengan Albert.
Yoona yang membereskan meja makan dibantu oleh beberapa maid dan Anindya yang segera beranjak menuju kamar para saudaranya atas perintah nyonya besar Alexander.
Pintu yang terdapat papan nama "samuel's room" menjadi tujuan pertama Anindya. Mengetuk pintu putih tersebut namun tak juga mendapatkan balasan. Anindya menghela nafasnya perlahan lalu memutar knop pintu berwarna putih susu tersebut dan menampilkan ruang kamar dengan nuansa abu-abu yang terdapat seorang cowok yang masih bergulung manja pada selimut putih polosnya.
Anindya mendekati ranjang tersebut, "Kak, bangun." ucapnya seraya mengguncang tubuh Samuel dengan pelan dan sukses membuat pria itu mengeluh dan terbangun. "Jangan lupa solat terus mandi baru sarapan." sambungnya membuat Samuel mengangguk patuh.
Anindya segera melanjutkan langkahnya menuju kamar kakak keduanya, mengetuk pintu berwarna putih yang terdapat papan nama "Vano's room" hingga terdengar sahutan pelan dari sang pemilik kamar.
Anindya segera memutar knop pintu dan langsung menampilkan nuansa kamar yang tidak jauh berbeda dengan kamar kakak tertuanya. Matanya melirik kearah pria yang tengah terduduk ditepi tempat tidur dengan bedcover hitam putih yang kini tengah menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam retinanya. "Kak Vano jangan lupa solat, mandi terus sarapan diruang makan." ucapnya lalu kembali menutup pintu tersebut dan berjalan menuju persinggahan terakhirnya yaitu pintu berwarna putih dengan papan nama "Pangeran's room".
Ia segera memutar knop pintu tanpa ijin, sudah ia pastikan jika pemilik kamar masih bergulung manja diatas tempat tidurnya. Ia segera mendekat kearah Lucas, membuka selimut yang membungkus seluruh tubuh pria itu.
"Lucas bangun." ujarnya seraya mengelus surai rambut milik Lucas.
Lucas kembali menutup tubuhnya menggunakan selimut, "Five minutes Mom," ucapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Life Is A Gangster Girl [COMPLETED]
Teen Fiction[T A H A P R E V I S I] [FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] ---- Seorang gadis yang berumur 13 tahun namun sudah menjadi pemimpin suatu gangster yang bernama Black Dark. Percaya ataupun tidak tetapi itulah Anindya, gadis dingin dan kejam namun memiliki sedik...