30| Gilbert Alexander

35.6K 2.3K 60
                                    

Disinilah Lena sekarang didepan sebuah makan bertuliskan Gilbert Alexander. Setetes air mata turun tanpa diminta, pertahanan nya kini runtuh di samping makam sang Opa yang pernah merawat nya dengan penuh kasih sayang. Arga yang melihat sisi lemah Lena pun hanya bisa terdiam sendu dan membiarkan Lena mengeluarkan air mata yang sedari tadi ditahan gadis cantik tersebut.

Arga yang sadar jika tak lama sebelum mereka datang ada seseorang yang lebih dulu mendatangi makam ini, karena terdapat bunga segar diatas makam. Disaat Lena yang tengah bersedih dan Arga yang terbawa suasana seorang wanita yang berada tak jauh dari mereka melihat dua orang yang sedang berada di makan yang barusan saja dikunjunginya. Setetes air mata jatuh dari pelupuk mata wanita tersebut.

"Anindya"panggil wanita tersebut dari belakang Lena dan Arga yang membuat Lena maupun Arga terdiam membeku.

-OoO-

Disebuah mansion megah kini Lena dan Arga sedang berhadapan dengan wanita yang sudah memanggil Lena dengan nama Anindya.

Teh hangat yang tersisa setengah dan perbincangan hangat tengah terlaksana.

"Bagaimana kabar Oma?"tanya Lena kepada wanita paruh baya yang sedang duduk tak jauh darinya.

"Oma baik-baik saja sayang"balas Oma Grace dengan senyumnya.

"Aku sudah bertahun-tahun tinggal bersama Oma dan Opa jadi aku bisa membedakan mana senyum tulus dan mana senyum terpaksa Oma"balas Lena menghampiri wanita paruh baya tersebut lalu memeluknya dari samping.


"Baiklah Oma kalah jika berhadapan dengan mu"

"Oma macam tidak tau Anindya saja, kalau kita berdebat dengannya hanya percuma karena dia yang akan memenangkan perdebatan itu"balas Arga lalu memasukan sepotong kue yang disajikan sang pemilik mansion.

"Kau benar Arga, bagaimana bisa kita mengalahkan gadis keras kepala ini"sahut Oma Grace lalu mengelus pucuk kepala cucu kesayangannya dan alm suaminya.

"Kalian mengejekku?"tanya Lena mengerucutkan bibirnya pertanda bahwa gadis cantik itu tengah kesal.

"Hei bagaimana kami mengejek mu? Kami sedang berbicara suatu fakta"balas Arga terkekeh diikuti oleh sang Oma.

"Lupakan karena aku malas berdebat denganmu"balas Lena dengan nada sengit kepada lelaki jangkung yang kini tengah sibuk dengan kue yang diberikan Oma nya, ah bukan Oma nya saja tetapi Oma lelaki itu juga semenjak 1 jam lalu dimana ia memperkenalkan lelaki tersebut sebagai Abangnya yang berarti Oma nya adalah Oma nya juga. Dan hanya dibalas cekikikan oleh lelaki tersebut.

"Tinggal lah bersamaku disini, semenjak Opa pergi Oma merasa begitu kesepian"ucap Oma Grace dengan suara lirih miliknya dan tatapan yang mengarah pada kedua cucunya.

"Lena masih belum sepenuhnya membalas perbuatan mereka Oma, Lena janji pada Oma kalau keinginan Opa sudah terpenuhi Lena akan segera menemani Oma disini!"balas Lena teringat ucapan sang Opa kepada dirinya.

Flashback

Gilbert yang tidak percaya atas berita kematian cucu kesayangannya segera menelpon tangan kanannya untuk menyelidiki itu semua.

Hanya perlu waktu 10 menit tangan kanan Gilbert mendapatkan informasi sebenarnya, "Nona Anindya sekarang sedang berada di Jerman Tuan untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut"

"Siapa yang telah memalsukan kematian cucu ku?"

"Lelaki bernama Arga yang merupakan orang kepercayaan nona Anindya di Black Dark"

My Life Is A Gangster Girl [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang